抖阴社区

Ch.11

1K 184 20
                                        

TW//SELF HARM




Bangchan memelankan motor ninjanya saat melihat seorang siswa tengah berjalan terseok di trotoar jalan. Dia tertawa sekilas melihat siswa itu tidak mengenakan sepatu sama sekali. Memangnya siswa mana yang tidak memakai sepatu ketika bersekolah?

Tapi kemudian Chan sedikit menaruh curiga. Dia mengenal seragam olahraga itu. Jelas, warnanya begitu mencolok. Dan lagi, sekarang bukan saatnya jam pulang sekolah. Kemudian Bangchan berinisiatif untuk mensejajarkan motornya dengan sosok siswa asing tersebut.

"Jeongin?!"

Baik Chan maupun Jeongin sama-sama terlihat kaget.

"K-kak Chan?"

"Stop dulu." Chan menghentikan laju motornya dan Jeongin ikut berhenti.

"Kalian udah pulang?"

"Belum kak." Ujar Jeongin seraya menggeleng.

"Terus kenapa kamu udah pulang? Mana gak pakai sepatu lagi, gimana sih Jeong?" Chan terlihat khawatir, pasalnya pria manis berbehel di depannya terlihat pucat dan kurang sehat.

"Tadi Jeongin izin pulang dan sepatu Jeongin ketinggalan di UKS."

Jeongin menggaruk tengkuknya canggung. Dia tidak mungkin mengatakan pada Bangchan tentang adu cekcoknya dengan Hyunjin sampai-sampai dia lupa memakai sepatunya lagi.

"Astaga, kok bisa sampai kamu ninggalin sepatu kamu gitu?"

"Hehehe, iya kak." Karena tidak tau harus memberikan alasan apa, Jeongin lebih memilih diam.

"Kalau kak Chan sendiri? Kok gak sekolah?" Jeongin melirik Chan yang hanya mengenakan celana jeans selutut dan atasannya mengenakan kaos oblong oversize berwarna biru navy.

"Hari ini aku izin nganter papa ke bandara, dia ada tugas ke luar negeri."

Jeongin mengangguk seraya mengucapkan "Ooo," pelan.

"Ini kakak abis darimana?"

"Beli cemilan di minimarket." Chan melirik kantung plastik hitam yang bertengger di stang motornya.

"Ngomong-ngomong, kenapa gak naik bis sih Jeong?"

Betul juga. Entah kenapa Jeongin jadi tidak terpikirkan sama sekali kalau sebenarnya dia bisa menghemat waktu dan tenaga dengan menaiki kendaraan umum. Tapi entah kenapa dia lebih memilih berjalan kaki. Sepertinya Hyunjin benar-benar berhasil menyita seluruh ruang di dalam otaknya hingga dia tidak mampu berpikir sama sekali.

"Anu, itu..."

"Kayaknya kamu lagi banyak pikiran. Aku anterin aja gimana?"

"Eh, gak usah kak, malah ngerepotin nantinya."

"Santai Jeong. Bukan kenal baru kemaren juga. Aku anter ya?"

Jeongin terlihat berpikir sebentar. Dia tersenyum tipis setelahnya. "Oke deh. Terimakasih kak Chan.

"Sama-sama." Balas Chan sembari iseng mencubit pipi Jeongin pelan.

"Jeongin, pipi kamu panas. Kayaknya kamu demam deh. Sampaibrumah langsung istirahat ya. Atau kamuvmau aku bantu kompresin?"

"Kak Chan berlebihan banget. Aku baik-baik aja kok."

"Baik-baik aja gimana? Pipi kamu panas gitu."

"Udah ah kak, mendingan langsung aja, soalnya aku kedinginan."

Chan melirik heran ke arah Jeongin. Pasalnya ini masih cukup siang dan udaranya sama sekali tidak dingin, bahkan cukup untuk membuat kepala pusing jika terlalu lama berdiri di bawah sinar matahari. Chan jadi semakin yakin kalau Jeongin terserang demam.

QUERENCIA ? HyunJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang