抖阴社区

                                    

"Bagi semua skill points sama rata ke semua skill." Gumam (Name).

Jin-Woo yang menyadari kunci itu pun membuka pembicaraan.

"(Name), kamu juga dapat kunci ya." Mendengar hal itu membuat gadis dengan manik (E/c) menoleh.

"Juga?"

"Iya, aku juga punya kunci Dungeon."

Dari hasil diskusi sepasang pemuda pemudi itu, mereka memutuskan untuk mendatangi Dungeon bersama--Setelah dapat izin dari staff rumah sakit, tentunya.

.
..
.

Stasiun Hapjung..

Mereka berdua pun sampai di stasiun itu. Menatap kunci milik masing-masing sejenak, (Name) membuka pembicaraan--bukan, lebih tepatnya memberi peringatan. "Berhati-hatilah."

Ucapan itu membuat Jin-Woo menatap si gadis, kemudian mengangguk. "Kamu juga, (Name)." Mereka pun menggunakan kunci itu.

Cahaya biru dan putih menerangi pintu masuk stasiun. (Name) meneguk ludahnya. Walaupun sudah tahu monster seperti apa yang ada di bawah sana, tetap saja membuatnya cukup takut. Mereka berdua pun memasuki Dungeon itu.

[Anda memasuki Instant Dungeon]
[Collaboration System melarang anda keluar dari dungeon]

Ketika mereka memasuki stasiun, pintu masuknya tertutup oleh penghalang berwarna biru. Jin-Woo sempat panik, mencoba keluar dari Dungeon itu.

"Um.. Jin-Woo?"

"Kenapa (Name)?" Tanya si pemuda seraya menoleh ke arah gadis (E/c). Sang sahabat menunjuk seorang wanita yang sibuk dengan ponsel berjalan santai melewati panghalang.

"Sepertinya hanya kita berdua yang terjebak di sini.." Gumam (Name) lalu tertawa canggung.

[Anda tidak bisa keluar kecuali mengalahkan Dungeon Boss atau menggunakan Return Stone]

Jin-Woo menghela napas, kemudian menoleh ke bagian dalam stasiun. Aura yang dikeluarkan oleh Dungeon itu tidak terlalu baik, tapi mau bagaimana lagi. Mereka baru bisa keluar kalau menggunakan return stone atau mengalahkan Bos Dungeon.

"Menyelesaikan Dungeon rank E dengan party 2 orang.. Kalian bercanda kan?"

"Tidak. Daripada berlama-lama disini, ayo kita turun." Tanpa basa-basi (Name) menarik tangan si pemuda untuk turun bersama, tidak menyadari bahwa wajah Jin-Woo yang memerah malu.

Interior stasiun itu telah berubah seperti stasiun terbengkalai. Tanpa sadar genggaman Jin-Woo mengerat, membuat si gadis melirik sejenak. "Bau amis yang kuat ini.."

Gumaman si pemuda membuat (Name) menoleh. "Hm? Bau amis?"

"Pasti seekor Beast Monster." Lanjutnya yang mendapat helaan napas dari pemilik manik (E/c).

"Sesaat tadi kupikir kamu membicarakan tentang aku yang bau amis." Candanya. Sontak Jin-Woo menggelengkan kepala.

"Tidak kok! Bagiku bau kamu cukup enak.." (Name) terdiam, bingung harus berekspresi seperti apa.

"Um.. Terimakasih.." Mereka berdua mengalihkan pandangan ke arah lain, menyembunyikan wajah yang memerah tipis. Tanpa sengaja (Name) mengaktifkan layar notifikasi.

[The Element's God menikmati reaksi antar protagonis]
[The Sword's God merasa bosan]
[The Torture's Goddess menginginkan lebih banyak aksi]

[System mengundang Reader 001]
[System mengundang Reader 002]
[System mengundang Reader 003]
[System mengundang Reader 004]

[Reader 001 telah bergabung]
[Reader 002 telah bergabung]
[Reader 003 telah bergabung]


Dan beberapa notifikasi tidak penting lainnya yang membuat (Name) sakit kepala mendadak. Akhirnya ia memutuskan untuk mengheningkan notifikasi itu lagi.

"(Name).." Panggil si pemuda imut pelan.

Yang dipanggil pun menoleh, menemukan serigala merah kelabu dengan mata menyala di dekat mereka. Nama serigala yang muncul adalah 'Raikan Steel Fang' dengan teks oranye. Serigala itu menggeram sejenak, lalu menyerang sepasang muda mudi itu.

Jin-Woo berhasil menghindar dengan melompat mundur, sementara (Name) melompat ke arah samping. Gadis berambut (H/c) itu bersiap menyerang serigala itu dengan Katana--yang ia simpan di Inventory, namun ia mengurungkan niatnya karena merasakan mana dari serigala lain.

'.. Maaf Jin-Woo, untuk serigala itu aku serahkan padamu. Beberapa serigala lain itu jatahku.' Batinnya meminta maaf lalu berlari menjauhi pertarungan si pemuda dengan serigala merah. (Name) berlari mendekati 2 ekor serigala terdekat.

Ketika kedua serigala itu menyerang (Name), ia memanfaatkan kesempatan itu dengan memotong perut serigala pertama. Namun ia tidak sempat memotong serigala kedua.

['Barrier'(Lvl. 4) aktif]

Tubuhnya nyaris terkoyak jika si gadis tidak mengaktifkan Barrier tepat waktu. Sambil mengelap percikan darah yang menempel di pipi, ia mengatur napas. Berusaha mencari celah lainnya.

"Hufft.. Oke, kemarilah." (Name) mengganti skill nya--dari 'Barrier'(Lvl. 4) menjadi 'God of Swordsman'(Lvl. 3).

Ketika serigala merah itu akan menyerang, (Name) langsung melompat hingga duduk di atas serigala--menggunakan kesempatan itu untuk memotong lehernya.

[Anda mendapat 2 Drop Item (Raikan Fang)]

Ia kembali mengatur napas, lalu menoleh ke arah Jin-Woo yang sempat ia tinggalkan tadi.

"Lebih baik aku segera mengeceknya." (Name) berlari kecil, mendatangi pemuda imut yang ia yakini sedang bertarung dengan serigala.

.
..
.

"(Name)! Kamu kemana saja?"

"Maaf ya, tadi aku mengurus 2 serigala lain. Bagaimana denganmu?"

Jin-Woo menoleh, melihat 2 mayat serigala yang telah ia bunuh. Pemuda manis itu duduk di depan salah satu toko, diikuti oleh (Name) yang duduk di sebelahnya.

"Nyaris 3, tapi satu berhasil kabur."

Ketika Jin-Woo sibuk dengan statusnya, (Name) menatap mayat serigala yang dibunuh oleh si pemilik surai gelap. Ia mendekati salah satu mayat, memisahkan dagingnya--dia sempat menyesal tidak membawa pisau dapur.

"... Bagaimana denganmu, (Name)? Apa saja yang sudah kamu dapatkan?"

"Hm? Oh, 2 taring serigala, dan beberapa potong daging untuk persediaan makanan kita." Jawaban (Name) membuat Jin-Woo sweatdrop.

"Benarkah? Kalau begitu aku tidak terlalu khawatir dengan persediaan makanan."

"Iya, lebih baik begitu.. Karena kita kedatangan banyak tamu lain." Balas (Name) bangun dari posisinya, menatap segerombolan serigala yang menatap mereka nyalang.

1176 kata

Bersambung..

A/N : ... Rei gak pintar bikin scene pertarungan ಥ⌣ಥ  Jadi ini gaje banget. Cerita ini banyak typo, bahasa non baku, dll. Jangan lupa vote dan ramaikan comment. Nantikan Chapter selanjutnya~

The Regressor (Solo Leveling × Reader)Where stories live. Discover now