Pria yang sebelumnya bersama (Name) sudah tergeletak di tanah, sementara Pak Kim bersandar disalah satu tembok. Bersimbah darah dan nafas memburu, berbeda dengan sang gadis yang masih bersih tanpa luka.
Gadis itu menatap pria di hadapannya dengan wajah tanpa ekspresi. Sherry's Wrath yang ada ditangannya ia genggam erat. "Sebenarnya aku gak mau main-main sama nyawa orang begini, tapi.." (Name) menggantungkan ucapannya, ia melangkah pelan.
"'Kau sudah menguji kesabaranku, bajingan.'" Tiba-tiba (Name) sudah berada di belakang Tae-Shik, mengarahkan pedangnya untuk menebas punggung si pria. Namun Tae-Shik berhasil menghindar, berlari ke arah 3 orang yang mendekat.
Dan Jin-Woo berhasil menahan serangannya--lagi. (Name) mendengus kecil. 'Datang juga kalian..' Gadis bermanik (E/c) itu jatuh terduduk, mengatur napasnya yang memburu.
['Barrier'(Lvl. 8) telah aktif]
['Blessing of The Healing's God' aktif. Efek samping : kelelahan telah dinetralkan](Name) kembali bangun, membatalkan skill Barrier. Ia melangkah tanpa suara mendekati Tae-Shik, bahkan hawa keberadaannya ia buat tidak terasa sama sekali.
['Aura'(Lvl. 1) telah aktif]
Ia menebas punggung Tae-Shik, namun itu hanya ilusi dirinya. Pria itu muncul di sebelah kanan sang gadis. "Wah, hebat juga ya... Bagus, bagus. Ini akan menjadi semakin menarik."
Pak Song yang telah diberi buff oleh Ju-Hee melangkah maju. "Buff pysical strength pada magician memanglah tidak berguna, tapi untuk sekarang.. Aku adalah seorang Swordsman."
"Mohon bantuannya, Pak Song." Ucap (Name) seraya mengangkat kembali Sherrry's Wrath dalam posisi siaga.
"Begitu pun aku, (Last Name)."
Tae-Shik melompat, mengarahkan belatinya pada Pak Song. Namun Pak Song berhasil menahannya.
"Normalnya para magician lemah melawan para assassin. Itu mungkin jadi ide bagus untuk membawa senjata. Tapi kau tetaplah hanya seorang magician. Bahkan jika level fisikmu tidak setara dengan D rank, apakah memegang senjata akan membuat perbedaan?" Tae-Shik menyeringai.
(Name) yang tidak melewatkan kesempatan itu langsung menyerang salah satu lengan si pria, ia berhasil melukainya namun tidak begitu dalam. Pedang Pak Song bergerak untuk membelahnya menjadi 2, namun Tae-Shik masih lebih cepat dan berhasil menghindarinya.
"Gerakanmu cukup bagus! Meskipun kau telah di buff, aku merasakan banyak latihan dari gerakanmu. Dan kau gadis muda, seranganmu lebih spontan tapi lebih akurat." Jelas Tae-Shik.
Pak Song dan (Name) menyerang bersamaan. Mereka mengangkat pedang, tetapi pria berambut violet(?) itu berhasil menghindar dengan melompat.
"Cepat dan tepat--indah sekali! Itu ide bagus untuk tidak menggunakan sihir melainkan menggunakan senjata. Tapi sayangnya hanya sampai disitu." Gerakan tangan Pria itu sangat cepat, dan tiba-tiba saja Pak Song terluka.
'Aneh, aku yakin sudah menyerang gadis itu. Tapi ia tidak menerima damage sama sekali? Itu berbeda dengan serangan tadi. Apa healer itu memberinya pelindung?' pikirnya.
"Jika kau berpikir lebih, kau mungkin menyadari kenapa tidak ada Magical Swordsman diantara banyak hunter." Tambah Tae-Shik.
Pak Song kembali di buff oleh Ju-Hee. Ia berniat menyerang Ju-Hee, tetapi ditahan oleh Pak Song. Namun itu tidak bertahan lama, karena Tae-Shik bergerak semakin cepat.
Pak Song terluka parah, namun (Name) masih tidak terluka sama sekali. Ketika Tae-Shik mengangkat senjatanya, Pak Song mengaktifkan skill sihirnya.
"Apa itu berhasil?"
Dan Tae-Shik berhasil menghindar kembali. "Seorang Magician sepertimu berpura-pura menjadi swordsman untuk menyembunyikan skill sihirnya, sampai melancarkan kekuatan sihir tepat setelah belati meluncur cepat ke arahmu. Bagaimanapun, lumayan juga.. Kau rubah tua sialan."
"Mati." Ketika pria itu mengangkat belatinya, itu ditahan oleh belati lain dan sebilah pedang. Mereka berdua berhasil mendorong belatinya.
"Kalian lagi. Sungguh orang-orang yang menyebalkan. Siapa sebenarnya kalian berdua? Apa rank kalian?"
"(Fullname), D rank." Jawab (Name) dengan tatapan serius.
"Sung Jin-Woo, E rank." Balas Jin-Woo dengan manik gelapnya berkilat biru.
"D rank dan E rank? Heh.. Itu tidak mungkin." Dan pria itu terus mengoceh tentang hal-hal yang menurut (Name) tidak berguna.
['Blessing of The Healing's God' telah aktif. Semua efek samping telah dinetralkan]
"Ah.. Begini lebih baik." (Name) meregangkan ototnya santai, yang menarik perhatian semua hunter.
"Baiklah.. Kita lihat siapa yang akan mengajarkan siapa kali ini, tuan." Tambahnya tersenyum.
1061 kata
Bersambung..
A/N : Akhirnya title 'The Regressor' gak useless lagi. Btw, adegan bertarungnya gak jelas gitu anjir ಥ_ಥ . Rei yang dasarnya emang gak pinter bikin scene bertarung malah maksa ngetik ginian, hasilnya berantakan banget deh (~T▽T)~. Yah.. Sudahlah. Seperti biasa ini gaje, banyak typo, bahasa kasar, bahasa non baku, dll. Jangan lupa vote dan ramaikan comment, nantikan chapter selanjutnya~

YOU ARE READING
The Regressor (Solo Leveling × Reader)
FanfictionGelap, dingin, dan sunyi.. Itulah yang selalu (Name) rasakan dalam hidupnya. Sampai ketika ia selesai membaca novel hingga tertidur, dia mati. Dan notifikasi muncul di hadapannya. [The Healing's God bersimpati pada anda] [The Healing's God memberika...
Chapter 21
Start from the beginning