抖阴社区

10. Hold Hands

812 183 91
                                        

Kindly recommended to play song The Truth Untold by BTS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kindly recommended to play song The Truth Untold by BTS.

🌸🌸🌸

But, I still want you ....

Ya, aku masih terlalu menginginkannya. Aku tak bisa mengelak lagi.

Dan sepertinya aku mulai paham dengan semua yang sudah kudapat sebelum ini. Semuanya jadi terbuka jelas dan masuk akal.

"Tidak ada, Soya. Tidak ada anak lelaki lainnya di Desa ini, selain kami berdua."

"Kang—apa? Tidak. Aku tidak tahu. Maaf."

"Kami tidak punya pilihan. Ini memang takdirnya, Soya."

"Kita tidak boleh melihatnya lagi kalau tak mau merasakan kepedihan. Berhenti mencari tahu tentangnya dan menghindar segera sebelum terlambat. Mengerti?"

Mungkin penyakit aneh itu membuat semua orang mulai memutuskan mengambil tindakan menganggap Kang Taehyun seolah tidak ada. Menghilangkan keberadaan pemuda itu lebih cepat, tanpa air mata.

Aku sudah mengingatnya sekarang. Aku sempat membacanya di buku perihal Desa terpencil ini sebelum tiba di sini. Katanya air mata kesedihan tak boleh tumpah di sini. Katanya meninggal di usia muda adalah sebuah kutukan.

Memangnya itu kehendak Taehyun untuk sakit dan segera menemui ajalnya? Bukankah setiap orang sudah punya takdirnya?

Seumur hidupku, baru kali ini aku merasa bahwa semesta itu sangat tidak adil. Baru kali ini aku ingin menentangnya. Dan baru kali ini pula, aku merasa marah.

Mungkin Soobin benar. Seharusnya aku menghindar dari awal dan tidak melibatkan perasaanku untuk rapuh dalam konflik pelik ini. Namun, aku tidak bisa. Sudah terlambat. Aku tak bisa kembali menarik diri.

Ke mana pun kakiku melangkah. Aku hanya ingin tertuju pada Kang Taehyun saja.

Kemarin atau hari ini. Dia tetap takdirku.

"Taehyun!" pekikku saat kembali tiba di kediaman Taehyun. Ayah Taehyun kaget sekali melihatku dan Papa kembali memunculkan wajah seperti tidak jera saja. Saat itulah, aku menepis segala etika untuk menerobos masuk rumah orang, persetan dengan statusku sebagai orang asing, pendatang baru, atau apalah itu. Bagiku Taehyun sudah menjadi temanku. Kemarin, atau pun dua minggu yang lalu. "Kang Taehyun, kau di mana?!"

"Di sana," lirih Ibu Taehyun, menunjuk satu kamar di belakang rumah mereka.

Sempat aku menoleh pada wanita paruh baya yang ternyata juga tengah menangis sepertiku di sana. Agak heran, Ibu Taehyun sama sekali tidak menghalangku masuk seperti suaminya di depan tadi. Tanpa merespon, aku berlari ke arah yang ditunjukkan.

[?] But, I Still Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang