抖阴社区

21 - Let's try.

8.5K 1K 298
                                        

××××××

Ayoo seperti biasaa, kalian harus apa??

Ayo siapin hati kaliann

Yuk bisa yukk
wkwkwkwkwkwk

Happy Reading lov!♡

×××××

Perfectly wrong

- star -


Sore itu Jeno kembali ke unitnya sendirian, sendiri karena memang dia yang ingin. Mark sempat melarangnya, namun cowok itu tetap pergi. Dia hanya sedang memberikan ruang untuk Mark dan Haechan, padahal bagi Mark itu tak perlu karena ia juga tak akan membahas apa-apa dengan saudaranya itu.

Tapi tetap saja, berbagai alasan Jeno katakan agar ia di biarkan kembali ke unitnya.

Sekarang cowok itu sedang duduk bersandar pada sofa, menatap kosong pada layar tv di hadapannya. Entah apa yang sedang membayangi fikirannya, ia menghela nafas berat.

Bersamaan dengan helaan nafasnya, terdengar suara pintu unitnya terbuka. Jeno tak menggubris, ia tau jelas itu pasti Eric. Namun saat seseorang mendekat, ia lalu terduduk kaku

"Bundaaa....." Lirihnya.

Perempuan paruh baya itu mendekat, dan mengambil tempat tepat di sebelah anaknya. Di tatapnya wajah tampan Jeno, mengelus pelan pipinya dan kemudian menarik anaknya itu kedalam dekapannya.

Bulir air mata yang tak di rencanakan itupun terjatuh seiring usapan yang dirasakan Jeno pada kepalanya. Tak ada yang bersuara, hanya kecupan-kecupan kecil dan tepukan ringan di punggungnya.

Selain pelukan Mark, dekapan bundanya juga menjadi salah satu yang ternyaman menurut Jeno.

"Maafin bunda ya? Bunda gak nemenin kamu, waktu kamu sedih."

Jeno paham maksud bundanya, perempuan itu hanya tak ingin langsung menyebut kejadian itu.

"No bunda.. i'm okay kok." Ucapnya masih mendekap tubuh yang jarang ia temui itu.

Memang setelah kejadian itu, setelah bundanya menggugat cerai sang ayah, perempuan itu mengambil alih seluruhnya. Menjadi tulang punggung ketiga buah hatinya, dan menjadi satu-satunya orang tua untuk mereka.

Bundanya ini tak selalu menetap di Jakarta, ia sibuk mengurus cabang perusahaannya di australia. Butuh perjuangan bertahun-tahun untuk perempuan itu bisa sampai dititik kesuksesannya. Kejadian yang menerpa salah satu anaknya itulah yang menjadi semangatnya untuk memperjuangkan segalanya, demi kebahagian dirinya dan ketiga malaikatnya.

"Kamu udah gak kenapa-napa? Orang itu gimana?" Setelah melepas dekapannya, perempuan itu memegang kedua lengan Jeno dan sesekali mengelus pelan pipinya

Jeno mengangguk, "Eric bilang mereka sudah di laporkan." Bundanya balas mengangguk.

"Cece ngapain disitu?" Jeno menoleh ke perempuan lain yang kini menyandar pada meja makannya, memperhatikan interaksi adiknya dengan ibundanya.

????????? ????? ? ?????? {?}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang