"Jangan cemberut begitu. Pipi mu akan mengalahkan balon udara" David mencubit gemas pipi sebelah kiri Stephanie.
"Itu sakit, tahu!"
"Jam berapa kau selesai kampus?"
"Kenapa? Kau mau menjemput ku? Aku tak percaya, lagi-lagi kau pasti akan membuatku menunggu lama" cibirnya
"Tidak. Aku hanya sekedar bertanya. Basa basi saja"
"Kau!!" Pekiknya. Ia pun menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan pelan.
"Dimana pria dingin itu? Kenapa sekarang kau banyak bicara seperti burung kakak tua yang hinggap di jendela"
"Mungkin karena kau sudah memberikan asupan yang ku butuhkan?" David mengedipkan matanya.
Blush
Stephanie butuh banyak bedak untuk menutupi rona merah di wajahnya ini.
Meninggalkan pukulan keras di bahu pria itu, Steph keluar dari mobil. Menutup pintu dan dengan cepat berjalan memutar untuk masuk ke kampusnya bersamaan dengan David yang juga turun dari mobil dan menarik lengan Stephanie ketika hendak melewatinya.
"Belajar yang rajin. Maaf sudah membuatmu kesal" ucapnya dengan kelembutan yang berhasil membuat perasaan Stephanie jungkir balik.
Kenapa pria pintar sekali memainkan mood wanita? Dan kenapa wanita mudah perasa dan gampang luluh? Lemah.
Stephanie tidak berkata apa-apa ia memeluk tubuh suaminya seolah mencharger daya untuk dirinya.
"Aku tidak bisa menjemput mu. Kemungkinan pulang pun larut malam" terangnya ketika mereka melepas pelukan.
"Aku akan mengirimkan supir pribadi mu yang lama untuk menjemput mu"
Stephanie hanya mengangguk bagai anak kecil yang sedang mendapat nasihat dari seorang ayah.
"Kalau begitu aku masuk"
Baru saja dua langkah, David kembali merusak mood-nya. "Kenapa cara berjalan mu aneh?". Belum sempat ia memaki, pria itu sudah menutup pintu mobil dan melenggang pergi.
•••}{•••
"Kau sudah sarapan?" Terdengar suara lembut dan mesin di seberang sana."Sudah. Kau sedang apa?"
"Hanya mengeringkan rambut dengan hairdryer. Aku baru saja selesai mandi. Apa mengganggu mu?"
"Tentu saja tidak"
"Mau video call?" Maureen sengaja menggodanya seperti saat-saat mereka berpacaran dulu.
David tertawa ringan. "Aku tidak ingin ada berita kecelakaan seorang CEO akibat video call dengan wanita telanjang"
Dan mereka tertawa bersama "Berita yang konyol bukan?"
"Ku tutup. Aku sudah sampai di kantor ku"
"Baiklah— oh, iya. Jam berapa kita pergi?"
"Mungkin sore. Akan ku kabari"
"Ok. See you"
Hari ini David berjanji untuk menemaninya pergi berbelanja dikarenakan barang yang dibawa Maureen sangat sedikit ia membutuhkan beberapa pakaian lagi dan barang lainnya. Bahkan apartemen yang ditempatinya pun milik David yang sudah lama tak ia tempati, mengingat banyak momen yang ia alami bersama Maureen membuat pria tiga puluh tahun itu tidak mau memasukinya lagi.
Maureen memang memiliki akses ke apartemen mewah tersebut ditambah lagi password nya pun tidak berubah jadi ketika dirinya mendarat di negara Paman Sam itu, tujuan utamanya adalah apartemen yang beberapa tahun lalu pernah mereka tinggali mengingat Maureen hidup sebatang kara, hanya ada adik tiri ibunya saja yang menetap di Belanda itu juga menjadi penyebab mengapa ia bisa menikah dengan Reagan Jan Hensen— perjodohan politik yang ternyata menguntungkan mereka tapi merugikan dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
?? ???? ??????? (#? ?????? ??????)?
Romance#Book-1# BIJAKLAH DALAM MEMBACA! 18++ Mainstream! Kisah perjodohan antara CEO dengan gadis yang terpaut usia belasan tahun. . . Penasaran dengan pernikahan David Frederick Edmond yang dijodohkan dengan Stephanie Xavierra Casey? Si pria dingin, kaku...
37. Will Begin
Mulai dari awal