抖阴社区

9. ARSHEYRA || TEYONG

Start from the beginning
                                    

"Daniel tau lo sama bocil?"

"hm."

"serius?" Arshen mengangguk, "nggak mungkin enggak."

🍓🍓🍓

"selamat pagi Teyong." sapa Ayra cerah melihat Tae yang tampak kusut wajahnya menghadap lembaran lembaran bertuliskan aneka macam rumus kematian.

"pagi. Nyontek PR lo sini." Ayra mengerucutkan bibirnya, "baru Nimo dateng loh, udah minta contekan." cibirnya.

"gue jajanin yupi nanti, suer." mata Ayra langsung berbinar mendengarnya, "nggak bohong ya?"

"nggak, tagih gue kalau lupa." Ayra mengacungkan jempolnya ke hadapan Tae. "bentar Nimo duduk dulu."

"Mo." panggil Manda membuat Ayra menoleh. "apa?"

"lo masih marah sama gue?" tanyanya.

"marah?" beo Ayra bingung. "kenapa Nimo marah?"

Jeje ikut menatap Ayra penuh tanya, "lo marahnya sama gue?"

Ayra makin bingung, "apa loh? Kenapa Nimo marah? Emang Manda Jeje kenapa?"

Manda dan Jeje bernapas lega, untunglah Ayra ini pelupa. Astaghfirullahaladzim istighfar kalian berdua ckckck.

"udah nggak apa apa nggak jadi." Ayra mengedikkan bahunya dan kembali beranjak memberikan buku tugas kimianya pada Tae.

"nih. Jajanin yupi yang cacing cacing ya? Nggak boleh bohong."

Tae menjempolkan jarinya, "gue beliin pabriknya."

"emang bisa?" tanya Ayra mengambil duduk di samping Tae yang sebenarnya adalah tempat duduk Mela. Tae mengangguk sembari menyalin jawaban dari PR milik Ayra.

"bisa lah, gue beliin yang punya pabrik jug--"

"ih gaboleh kaya gitu, masa beli manusia." sela Ayra mengotak atik tempat pensil milik Tae yang tak ada isinya. "Teyong bawa beginian nggak guna. Nggak ada isinya. Punya Nimo loh, ada banyak isinya."

"ada tadi. Nih gue pake." jawab Tae menunjukkan pena yang sedang ia pegang untuk menulis.

"masa cuma satu? Madun aja punya tiga. Tapi nggak ada yang masih tintanya."

"itu lebih nggak guna Mo."

"berguna loh wadahnya, kan tempat pensilnya yang Nimo maksud bukan pulpennya..."

Di sisi lain, Abin yang baru datang langsung melihat pemandangan Tae dan Ayra yang sedang mengobrol. Diambilnya tempat duduk miliknya di samping Kevin yang berada di depan bangku Manda dan Jeje yang duduk sebangku.

"anteng banget tuh bocah sama Tae." Manda dan Jeje langsung mengikuti arah pandang Abin. Terlihat, Ayra yang asyik mengobrol dengan Tae yang hanya menanggapi seadanya dan sebisanya.

"byasalah. Disogok yupi." balas Manda kembali berkutat pada kertas miliknya. Jeje mengangguk, "berdoa aja Kak Arshen nggak liat."

Namun sepertinya doa Jeje tidak diijabah Yang Kuasa. Entah angin dari mana seorang guru yang menjabat sebagai guru kimia kelas sebelas masuk sebelum bel. Bahkan tidak sendiri, melainkan membawa lima siswa kelas dua belas yang merupakan inti Allegro.

"maaf, ibu datang lebih awal. Tapi paling lima menit lagi bel. Dan maaf mengagetkan karena saya bawa pasukan. Semua bisa duduk dengan rapi dulu."

Seluruh siswa maupun siswi langsung merapikan duduknya meski tidak di tempatnya masing masing. Seperti halnya Ayra yang masih duduk di sampaing Tae. Dan betapa terkejutnya Ayra mendapati Arshen dan teman temannya sudah berdiri di depan kelas berjejer rapi.

You've reached the end of published parts.

? Last updated: Feb 08, 2022 ?

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ARSHEYRAWhere stories live. Discover now