[Novel bisa dibeli di Shopee @anpublisher]
Kisah cinta ini seperti tteokbokki hangat yang siap dinikmati. Dengan gabungan rasa pedas, manis, gurih dan.. bikin nagih(?) siap memanjakan siapapun yang akan menikmatinya dengan perasaan bahagia yang mel...
Setelah mandi dan berpakaian seperti biasa, Jiyeon menuju meja makan. Di sana sudah ada adiknya yang tengah mengunyah roti duluan tanpa menunggu untuk sarapan bersama.
"Soojin-ah, kau sarapan tanpa menungguku?"
Dia menoleh, "Yaa Nuna!"
"Apa lagi..?"
"Kenapa kau hanya pakai kaos dan celana pendek??" Matanya naik turun memperhatikan penampilan kakaknya.
"Apa kau baru pertama kali melihatku seperti ini?"
"Sebentar lagi Jungkook hyung datang. Cepat ganti pakaianmu!" Jiyeon terkekeh pelan. Dia malah duduk santai dan mengambil sepotong roti.
"Jungkook bilang apa saja padamu?" tangannya sibuk mengoles selai coklat di roti.
"Dia bilang kau diterima kerja di perusahaannya. Dan hari ini dia akan menjemputmu untuk ke kantor bersama," jelas Soojin.
"Kau percaya padanya?"
"Tentu! Bahkan semalam dia mau menggendongmu yang tidur seperti orang mati, sampai ke kamar," oceh Soojin.
"MWO?? J-jadi benar, Jungkook yang membawaku ke kamar?? Dia masuk ke kamarku??"
"Hm," jawabnya sambil mengunyah roti.
"Haissshh! Dia bilang ingin bangunkan aku kalau sudah sampai rumah," umpat Jiyeon kesal.
Belum sempat ia kembali bertanya, suara ketukan di balik pintu membuat mereka menoleh sekilas.
"Biar aku yang buka," Soojin bangun dari kursi. "Itu pasti Jungkook hyung!"
"Itu tetangga kita yang ingin minta kimchi!"
"Mau bertaruh??" tantangnya.
"Siapa takut!"
"Kalau aku benar, belikan aku sepatu baru!" Soojin nyengir kegirangan.
"Kalau aku yang benar, jangan lagi kau berhubungan dengan Jungkook!"
"Deal!"
Soojin berlari kecil menuju pintu. Jiyeon hanya kembali melahap rotinya dengan santai.
"NUUNAAA.. KAU HARUS BELIKAN AKU SEEPAATUUU! Hahahhaha..." Teriakan Soojin memenuhi rumah mereka yang tidak terlalu besar ini.
Tak lama kemudian, muncullah seorang laki-laki dengan wajah tidak asing baginya. Dengan balutan kemeja hitam, sepatu mengkilat, dan senyum khasnya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.