Jgn lupa votment,itu aja hehe.
.
Zera menghempaskan tubuhnya ke kasur miliknya. Ia memejamkan matanya sejenak sebelum sebuah pesan masuk.
Tutor Al
Gue, didepanDepan mana?????
HEH
GILAK
GUE BLOM MANDII
WOI AH NGRTIS LOLZera dengan cepat berlari melihat dirinya di kaca dan merapikan rambutnya yang berantakan. Ia berlari keluar kamar. Namun, ia lupa jika belum memakai parfum. Jadi, ia berbalik lagi ke kamar untuk sekedar memakai parfum.
"ah, elah. Ribet banget mau ketemu my crush." gumamnya seraya menyemprotkan parfum sebotolnya. Ia tertawa kecil melihat dirinya di pantulan kaca. Perfect.
"wangi, amat." ucap Alvian melihat Zera yang baru saja membukakan pintu.
"Gue nunggu sejam disini!" Gerutunya, membuat Zera cengengesan.
"Mana, tante Ze." Tanya Alvian melihat kearah dalam.
"Ada tuh lagi di dapur," Tunjuk Zera kearah dapur membuat Alvian mengangguk lalu berjalan menemui Mama Zera.
"Tante," sapa Alvian tersenyum ramah.
Mama Zea yang sedang memasak pun menoleh, "Eh, ada Alvi. Gimana? Zera masih gak mau belajar?" Tanyanya.
"Apaan si, ma. Orang Zera belajar trus juga!" Zera dengan wajah kesalnya. Mencoba membela.
"Bohong, tante." Canda Alvian, sedangkan Zera ia hanya memutar bola matanya malas.
"Yaudah sana kekamar, Belajar yang bener." Ujar Mama Zera tersenyum.
"Bentar, tante. Alvi bawa Martabak tadi deket komplek kebetulan lagi dagang disana." Alvian mulai berjalan kearah Rak yang di penuhi Piring dan mengambil salah satunya.
"Tante, sama Ze. mending duduk di situ aja dulu. Ntar Alvi bawain." Pinta Alvian menunjuk ke arah meja makan. Keduanya mengangguk dengan senang hati.
Zera sedari tadi tak henti-hentinya tersenyum bangga. Ia melirik kearah mamanya, lalu menyenggol lengan mamanya pelan.
"gimana, ma? Udah cocok blum, jadi menantu mama?" bisik Zera mengangkat sebelah alisnya terkekeh melihat punggung tegap Alvian dengan bangga.
"Mama kasian sama alvi, disukain kok sama kamu."
"Ish, mama!"
"Alvi itu ganteng, pinter, baik lagi. Siapa sih cewek yang ga tertarik sama cowok modelan alvi. Mama aja mau kalo boleh sama papa kamu." Mama Zera tertawa kecil di akhir kalimat membuat Zera mendengus geli.
"Nih buat Zera, rasa keju. Buat mama, Rasa kacang." Alvian memberikan mereka martabak yang sudah ia pindahkan kepiring.
Zera mendengus setelah menyicipi martabak itu, "Lo masih inget ternyata,"
"Masih, lo suka Rasa keju, Ga pake gula. Dan, di potong kecil-kecil makannya pake Garpu."
Zera tersenyum, Alvian lebih tau dirinya di bandingkan dirinya sendiri.
"Ck, lo udah cocok jadi suami gue, Al." Seru Zera tak di gubris Alvian membuat Mama Zera tersenyum kemenangan.
"Kasian banget, di kacangin." Gumam Mama Zera sembari meletakkan beberapa kacang di piring sang anak, ia berniat menyindir sang anak yang sedang dalam mode kesalnya itu.
"Gue keatas duluan, Abisin, okey?" Bisik Alvian. Zera membelalakan matanya tak percaya saat Alvian mengacak rambutnya dengan tersenyum sebelum beranjak dari sana menuju kamarnya.
"MA, JANTUNG ZE, MAU COPOT RASANYA!"
📚📚📚
"AL, HUAAA, KOK GINI SIH. AH, ELAH. LO SIH!"
"INI GIMANA, AAA GAMAU. GUE KEJANG KEJANG LIAT RUMUSNYA BEGITU."
"RUMUSNYA AJA KEK ULAR TANGGA, APA LAGI JAWABANNYA. HUAA GUE NYERAH GAK MAU NUGAS LAGI, MAMA! ZE, GAMAU SEKOLAH."
Alvian sedari tadi hanya diam datar melihat gadis di hadapannya yang sedang guling guling di atas kasurnya itu sembari mengacak rambutnya prustasi.
"AL!"
Alvian berdeham sebagai jawabannya. Ia beralih menulis makalah yang akan Zera ketik nantinya.
"Apa gue nikah aja ya, al?"
"Sono, buru!" jawabnya spontan.
"Sama lo tapi, Mau gak?"
"Ngaco!"
"Jawab mau apa engga?!" Paksa Zera menggoyang goyangkan lengan kekar Alvian dengan merengek. Membuat Alvian mau tidak mau harus menjawabnya.
"Gatau," Jawabnya, membuat Zera berpikir. Gatau itu termasuk jawaban yang mana. Alvian jawab mau, atau engga.
"Al, Berarti masih ada kesempatan buat gue jadi istri lo ya."
"Lo ngebet banget nikah ya, ze?"
"Enggaklah yakali--" Zera menggantungkan Ucapannya. Lalu tersenyum misterius menatap Alvian dengan intens.
"--tapi kalo sama lo, sekarang aja gue mau!"
"Ngaco, ah. Lo kurang tidur, jadinya gini. Mending lo tidur aja lah sono."
"Aaa tapi, makalah gue gimana? Lo kerjain ya, al!" Zera dengan seenak jidat menyuruhnya membuat Alvian meliriknya tajam.
"Bukannya gue gamau ya, ze. Gue pengen lo berusaha dulu. Ntar salah benernya belakangan, yang penting lo berusaha. Ntar gue cek, nah kalo--" Alvian menoleh belum sempat ia melanjutkan ucapannya ia mendapati Zera yang sudah tertidur membelakanginya. Ia tersenyum melihat Zera yang bergantung padanya.
📚📚📚
Zera terbangun dari tidurnya, ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 22:00. Ia membelalakan matanya, lama sekali ia tertidur. Ia mengucek matanya mengumpulkan nyawanya yang masih belum utuh.
Ia melihat kamarnya sangat rapih tidak seperti saat ia sebelum tertidur. Apakah ada setan di kamarnya yang berhati baik membersihkan kamarnya yang sangat kacau.
Zera mengernyit melihat Laptop yang menyala, ia membelalakan matanya kaget, saat makalahnya sudah selesai.
Nama: Zera allicya
Makalah tentang trigonometri dalam kehidupan sehari hari.Ia melihat ada kertas kecil di samping laptopnya. Ternyata, itu sebuah surat.
Besok besok, gue ga akan biarin lo tidur di jam belajar gue. Itu makalahnya.
Zera tersenyum membaca Surat di kertas kecil itu. Alvian itu bagaikan bunglon baginya.terkadang, galak, baik, dan terkadang pula ngeselin.
"MAMA, ZE MAU NIKAH SAMA AL!"
"HUAAA SOSWET!"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Tutor
Teen FictionAlvian suka Belajar makanya dia pinter. Zera sukanya Alvian makanya dia Bego.