"Tidak ada gunanya tertawa, Nak. baunya tidak akan hilang."
Mendengar itu, Lily tertawa dengan keras dan jujur saja wajahnya sangat mirip dengan Lisa, Meskipun mereka bukan ibu dan anak kandung.
Hidup bersama hampir 24 jam sehari membuat keduanya menjadi sangat terikat dan sekarang aku yakin jika aku dikelilingi oleh orang-orang gila karena kini wanita bermata hazel itu sedang menggoyang-goyangkan bayi kecilnya di atas meja sambil mengerutkan hidungnya karena bau yang sangat busuk keluar dari celana Jamie yang tertawa dengan tangan menutupi mulutnya.
"Oke, karena Mommynie tidak tahu cara memasak, kita akan meminta dia untuk membersihkan Jamie." Lisa berkata dengan sederhana. Dan Lily kecil mengangguk sambil meletakkan tangan kecil di mulutnya untuk menyembunyikan tawa ringan yang dia keluarkan.
Sementara aku dengan prakstis melebarkan mata karena tidak percaya jika aku di minta untuk membersihkan Jamie.
Aku?
Membersihkan kotoran bayi itu?
Apa wanita itu serius?!
Dengan geli, Lisa berjalan ke arahku sambil menampilkan wajah meringis dan tanpa basa-basi menyerahkan anak bau itu kepadaku.
Bagus!
Bagus sekali!
Saat aku akan membuka mulut untuk mengeluh, wanita yang katanya Istriku lebih dulu berbicara sebelum aku sempat mengatakan apapun.
"Aku akan membuat sarapan." Lisa berkata dan kemudian pergi. Aku bisa melihat jika ada seringai di wajahnya bersamaan dengan senyuman yang seolah-olah sedang mengolok-olok wajahku.
"T-Tapi..."
Sialan!
Ini jelas bukan kehidupan yang lebih baik yang aku inginkan!
Ini adalah kehidupan yang lebih buruk!
Aku benar-benar ingin hari segera berlalu supaya aku bisa bertemu dengan Jisoo sehingga dia bisa menyelesaikan masalahku.
Aku dengan kesal menginjak-injakan kakiku di lantai, dan tanpa pilihan lain aku berjalan sambil membawa Jamie menjauh dari dapur untuk naik menuju tangga sampai aku melewati kamar bayi yang bau.
Lalu aku masuk ke dalam kamar Jamie yang baunya bedak bayi dan sampo.
Aku meninggalkannya di atas tempat tidur, lalu aku mencari popok sambil mencoba mengingat apa yang telah aku pelajari dari ibuku ketika aku harus merawat adik perempuanku.
"Ayo Jennie, kau pasti bisa..." Aku menyemangati diriku sendiri sambil bertepuk tangan untuk menghibur diriku sendiri atas kegagalan hidupku.
Sebelum ada di kehidupan ini, aku sangat sering mengeluh tentang keadaanku, tetapi sekarang, kehidupan yang aku jalani benar-benar lebih buruk sehingga aku lebih baik pergi ke kehidupan sebelumnya.
"Ini tidak akan terlalu sulit..." kataku pada diri sendiri setelah menemukan popok untuk Jamie.
Aku mulai melepas celananya, lalu Tangan Jamie menjabat kaki kecilnya sambil bergumam tak jelas.
"Berhenti menatapku dengan wajah seperti itu." tegurku dengan serius.
"Apa kamu geli karena aku yang harus membersihkanmu? Harusnya aku yang geli karena harus membersihkanmu... Aku akan menasehatimu agar kamu belajar bagaimana cara untuk pergi ke kamar mandi sendiri... Saat aku seusia dirimu, aku sudah menggunakan kamar mandi sendiri! Apa tidak ada yang mengajarimu di rumah ini?"
Aku bertanya dengan kesal pada bayi itu, tetapi dia justru tertawa melihatku.
"Kenapa kamu tertawa?"
Jamie tertawa lagi dengan tangan menutupi mulutnya dan tiba-tiba ada tawa lain yang menarik perhatianku sehingga aku langsung menoleh ke arah suara.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT BAD, BUT NOT GOOD
Romance"Kehidupan yang lebih baik." Jennie berbisik pada dirinya sendiri, lantas Wanita itu menjatuhkan koin ke dalam air mancur yang sangat jernih. Hanya itu yang dia minta. "Kehidupan yang lebih baik." Namun, Jennie tidak tahu jika takdir akan membali...
Chapter 02
Mulai dari awal