Aku pergi ke dapur untuk membuatkan minum sementara Lisa mengikutiku dari belakang.
Dia benar-benar seperti anak ayam yang mengikuti induknya.
"Jennie tadi meneleponku di pagi hari, aku tidak tahu apakah dia sudah memberi tahu atau belum, Aku datang kesini karena khawatir dengan cara dia berbicara di telepon. Tapi ternyata aku pikir itu hanya drama seperti biasa. Kau tahu sendiri bagaimana Jennie kan." Jisoo berbicara tanpa melihat kami yang berada di belakangnya karena dia masih bermain dengan Lily.
"Tidak! Lisa tidak tahu apa-apa tentangku," aku ingin berteriak seperti itu didepannya. Tapi aku hanya bisa menatap punggungnya.
Aku marah tapi tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
Alih-alih menyadari jika ada sesuatu yang sangat penting terjadi denganku, Jisoo justru menganggap kekhawatiranku hanyalah sebuah drama.
Lisa menatapku, lalu dia berkata,
"Jennie sedang sakit kepala." Ternyata wanita itu mempercayai kebohonganku.Aku selesai membuat minuman dan sebelum aku bisa membawa minuman itu untuk Jisoo, aku merasa ditangkap oleh Lisa yang melingkarkan lengannya di pinggangku lalu menarik tubuhku untuk lebih dekat dengannya dan setelah itu dia menempelkan bibirnya yang sangat tebal ke dahiku.
"Dahimu hangat Honey... Apa kamu yakin jika kamu tidak demam?" Bahkan sebelum melihat wajahnya yang kini berhadapan denganku, aku dengan tidak sabar mencoba menarik diri dari pelukannya yang erat.
Tapi dia justru kembali memelukku dan aku merasakan satu tangannya menyelinap ke punggungku dan yang lain berhenti di satu sisi pantatku, lantas Istri sialanku meremasnya hingga membuatku melompat dengan kaget.
"Jangan melakukan itu lagi padaku!" Kataku saat bertemu dengan mata hazelnya dan setelah itu aku berbalik dengan marah sambil membelai pantatku yang sakit.
Sebelum berbalik aku bisa melihat seringai dan tatapan rindu yang dipegang oleh wajah Lisa.
Dia bahkan menjilat bibirnya dan menatap pinggulku seolah dia belum pernah melihat itu sebelumnya.
Apakah Lisa seorang raja cabul atau dia hanya tergila-gila dengan pantatku?
Ya tuhan...
Aku meletakkan minuman di atas meja masih benar-benar kesal dengan tingkah wanita sialan yang mengaku-ngaku sebagai Istriku.
Aku menatap mata Jisoo dengan hati yang berteriak ingin meminta pertolongan.
Tapi, Jisoo bahkan tidak menatapku. dia sedang asyik mengobrol tentang lukisan dengan Lily dan diam-diam aku mengutuk gadis kecil itu karena sudah mencuri semua perhatian sahabatku.
Akulah yang membutuhkan Jisoo saat ini.
Aku.
Hanya aku!
Dan seolah itu semua belum cukup, aku merasa Lisa mendekat dan duduk disebelahku. Dan secara naluriah, pantatku bergerak menjauh dari wanita cabul itu untuk melindungi diri dari tamparan atau rabaan durjananya.
Hari itu aku ramal akan terasa begitu panjang. Terutama karena kesabaranku yang kini hanya tinggal sehelai rambut.
***
Setelah 1 jam yang bagiku seperti 1 tahun berlalu, aku mendapati diriku masih duduk di sofa dengan tenang. Di sebelahku ada Lily yang sedang mengayun-ayunkan kakinya menghadap Jisoo yang sedang asyik mengobrol dengan Lisa tentang hal-hal yang tidak aku ketahui.
Jamie disisi lain sedang tidur dengan nyaman di tempat tidurnya.
Sesekali aku memperhatikan tatapan yang dikirim Lisa kepadaku. Tatapannya seolah memberitahu padaku jika dia sudah jatuh cinta padaku sejak kami SMA.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT BAD, BUT NOT GOOD
Romance"Kehidupan yang lebih baik." Jennie berbisik pada dirinya sendiri, lantas Wanita itu menjatuhkan koin ke dalam air mancur yang sangat jernih. Hanya itu yang dia minta. "Kehidupan yang lebih baik." Namun, Jennie tidak tahu jika takdir akan membali...
Chapter 03
Mulai dari awal