Jungkook mengendarai motor Scoopy hitam nya dengan Jimin yang duduk di jok belakang motornya. Mereka sedang dalam perjalanan pulang. Namun tak seperti biasanya, kali ini perjalanan mereka banyak diisi dengan keheningan. Jarang sekali terjadi pembicaraan di antara keduanya. Semua itu karna Jungkook yang selalu mengabaikan perkataan Jimin. Setiap Jimin membuka obrolan di antara mereka, Jungkook akan selalu mengakhirinya dengan sebuah deheman singkat. Bahkan pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh jimin padanya pun hanya dijawab seadanya.
"Jungkook? Pulang sekolah besok mau nonton bioskop ga?" Tanya Jimin—kembali membuka obrolan di antara mereka.
"Terserah"
"Oke nanti Jimin pesen tiket nya ya?"
"Ya"
Suasana tak berubah barang sedikit saja. Bahkan sampai mereka telah tiba di tujuan sekalipun, Jungkook tetap mempertahankan sikap dinginnya. Hingga bahu Jimin akhirnya melorot lemas ketika turun dari motor Jungkook. Semangatnya pun menghilang.
Lebih parahnya, saat Jimin berniat untuk memberikan sebuah kecupan singkat di pipi Jungkook, lelaki itu malah menghindarinya dengan melengoskan wajah ke arah lain. Sakit? Tentu saja. Bahkan terasa amat sangat. Namun Jimin tetap berusaha tegar. Semua ini terjadi karna kesalahan yang telah Jimin buat. Jadi memang sudah seharusnya Jimin bersabar dengan segala sikap dingin Jungkook. Lambat laun, Jungkooknya pasti akan kembali menghangat. Jimin yakin.
"Besok jangan tunggu gua" ucap Jungkook yang akhirnya membuka suaranya terlebih dahulu sebelum Jimin yang memulainya.
"Maksudnya?"
"Untuk beberapa hari ini kita gausah berangkat ataupun pulang sekolah bareng"
"Loh kenapa???" Tanya Jimin heran.
"Gua males"
"Jungkook males sama Jimin?" Jimin bertanya-tanya. Apa Jungkook semarah itu padanya? Apa kesalahan Jimin separah itu? Tapi kan Jimin melakukan itu karna ia tak ingin Jungkook meninggalkannya. Ia sesayang itu pada Jungkook. Apa Jimin memang sudah sangat keterlaluan?
"Terserah lo mau mikirnya gimana. Tapi intinya gua lagi males"
"Jungkook masih marah ya sama Jimin? Jimin minta maaf Kook... Jangan marah lagi sama Jimin ya?" Pinta Jimin. Ia tak bisa jika harus berlama-lama bersitegang dengan Jungkook. Jimin sudah bilang kan jika ia tak akan bisa jika tidak memeluk tubuh Jungkook barang sehari pun? Melakukan itu saja ia tak bisa, apalagi sampai harus diam-diaman dengan Jungkook seperti ini? Sudah pasti Jimin tak akan kuat.
"Sorry" ucap Jungkook datar dan langsung menancap gas motornya untuk pergi dari hadapan kekasihnya itu.
Jimin pun terdiam bingung. Kenapa Jungkook malah meminta maaf kepadanya? Jungkook tak salah apapun. Yang salah itu Jimin karna sudah mencurigainya. Seharusnya Jimin yang meminta maaf. Dan bukannya Jungkook.
*
*
*
"Kenapa rasanya gua marah banget pas Jimin curigain gua kayak tadi? Sakit banget njing serius! Gua ga brengsek! Ga mungkin gua tega buat duain dia. Tapi dia malah mikir yang ngga-ngga tentang gua. Dia buat gua ngerasa, kalo usaha yang gua lakuin buat nolak putri sama sekali ga berarti buat dia. Gua ga dihargain banget sama dia jingan! Ga mikir apa dia kalo gua juga sebenernya takut sama diri gua sendiri? Kok gampang banget buat dia mikir kalo gua bakal selingkuh? Se-engga bisa dipercaya itu apa gua?" Jungkook bermonolog sendirian di atas kasurnya.
Tubuh besarnya tertidur dalam posisi telentang menghadap plafon kamarnya yang cukup tinggi. Matanya yang sedikit berwarna kemerahan telah menerawang nyalang dengan pikiran kosong. Sedang buku-buku tangannya terkepal dengan kuat untuk melampiaskan rasa amarah yang bergemuruh didalam dadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
13 : Day by Day | Kookmin [?]
Fanfiction"Jungkook jadi pacar Jimin ya??" - Jimin "Yaelah Jjim, kan gua demennya sama cewe" - Jungkook "Tapi kan Jimin cantik Kook" - Jimin "Ya tapi lo kan laki Jimin! -_-" - Jungkook * * Bercerita tentang kisah kedua sahabat yang menjalin kasih hanya unt...