•••
"Uhm, ya sayang. Ini Taehyung, aku disini. Maafkan aku, maaf!"
Yugy menyaksikan juga mendengar itu semua. Tangannya meremat kuat, wajahnya tampak kecewa dan menghampiri Taehyung. Sadar seseorang berada di dekatnya, Taehyung pun sedikit merenggangkan tubuh Jungkook.
"Aku akan memberimu kesempatan mengucapkan selamat tinggal padanya sebelum aku menikahinya!" Setelahnya Yugy tampak meninggalkan Jungkook bersama Taehyung. Sakit, namun lebih menyakitkan saat melihat orang yang dia cintai menyebut nama pria lain di hadapannya.
Tubuh Jungkook demam tinggi sesaat setelah Yugy meninggalkannya, dia pun tampak meracau dan kembali menyebut nama Taehyung dalam tidurnya. Keringat dingin membasahi dahinya, membuat Taehyung terus mengusap peluh Jungkook. Taehyung telah membawa Jungkook ke atas ranjang, ia duduk di tepi ranjang dengan tangan yang tak pernah sekalipun melepaskan genggamannya pada Jungkook. Bahkan dia ini tampak menempelkan telapak tangan sosok manis di hadapannya itu pada salah satu pipinya.
"Jangan sakit, sayang. Maafkan aku, hm?" Taehyung mengusap lembut dahi Jungkook hingga ke pucuk kepalanya lalu perlahan mendekatkan wajahnya pada dahi Jungkook dan mencium dahi sosok manis itu lama. "Maafkan aku, aku benar-benar mencintaimu, bukan karena jantungnya yang ada pada tubuhmu, akan tetapi aku jatuh karena kau Jungkook, bukan karena dia. Kumohon jangan sakit, sayang. Aku akan melakukan apapun agar kau bahagia, termasuk..."
Hening sesaat.
"Tae...Taehyung... kenapa kau membohongiku? Kau tidak mencintaiku, 'kan? Kau mencintai pemilik jantung ini. Bukan aku," racaunya dengan terbata.
Taehyung menggeleng ribut mendengar semua racauan Jungkook, "Tidak! Aku tidak membohongimu, sayang. Aku tidak berbohong, aku mencintaimu, sungguh mencintaimu," balas Taehyung meskipun dia sendiri tak yakin Jungkook akan mendengarnya.
Hingga tanpa terasa malam pun makin larut. Taehyung masih setia menemani Jungkook, mengganti kain kompress yang Taehyung gunakan untuk mengurangi demam sosok manis itu. Mengusap peluh yang muncul dan juga mencium lembut telapak tangan Jungkook agar membuatnya tenang. Tampaknya demamnya sangat tinggi, hingga Jungkook pun meracaukan apapun yang ada di pikirannya.
"Aku mencintaimu, Taehyung," racaunya lagi.
Mendengarnya, Taehyung tersenyum, dia mencium dahi Jungkook lama seraya berkata, "Aku juga mencintaimu, sayang. Sangat mencintaimu," balasnya.
Tampaknya Taehyung tak bisa menahan kantuknya, hingga setelah beberapa jam merawat Jungkook dan dirasa demamnya sudah turun, Taehyung merebahkan tubuhnya di samping Jungkook. Dan mungkin karena terlalu lelah, maka dia pun tertidur. Taehyung memiringkan wajahnya saat tertidur menatap Jungkook. Dan malam pun berlalu, pagi menjelang.
Sepasang mata doe tampak mengerjap pelan kala sebuah lengan melingkar di perutnya mengusik sedikit pergerakannya. Jungkook memiringkan pelan tubuhnya, tak ingin mengusik sosok yang berada di sampingnya.
"Taehyung," batinnya. Lalu manik doenya teralih pada sebuah mangkok yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya, dengan sebuah handuk kecil menggantung di salah satu sisinya. Seolah paham, dia mengangkat tangannya dan menempelkannya pada dahinya. "Tidak demam," monolognya.
Lalu manik hitam jelaganya tertuju pada Taehyung, dia menatap wajah tenang di hadapannya. Tanpa sadar tangannya terangkat, hendak mengusap pipi Taehyung, namun gerakannya terhenti saat dia menantap cincin yang melingkar di jari manisnya. Cincin yang Yugy berikan padanya. Tanda bahwa dia menerima Yugy saat itu, dan menjadi tunangannya secara tidak langsung.
"Kenapa kau datang di saat yang tidak tepat, Taehyung? Dan benarkah kau mencintaiku? Ataukah kau hanya mencintaiku hanya karena mirip dengan kekasihmu karena jantung yang berdetak dalam tubuhku adalah miliknya?" lirih Jungkook pelan. "Kau tahu, aku mencintaimu?"
Sepasang manik hazel menatap Jungkook, menatapnya hangat seraya sang pemilik mengeluarkan suara huskynya. Suara serak khas bangun tidurnya.
"Dan apa kau tahu, kalau aku pun sangat mencintaimu?"
"Kau mencintaiku karena jantungku adalah jantungnya, bukan? Itu artinya kau tidak mencintaiku, Tae. Kau masih mencintainya, dan dia pun selalu memilihmu. Yang kau cintai adalah di..." ucapan Jungkook terhenti kala sebuah kecupan membungkamnya.
Taehyung tampak melumat lembut bibir Jungkook. Menyesapnya lembut. Manis, itulah yang Taehyung rasakan. Taehyung merengkuh pinggang Jungkook, menariknya lebih dekat dengannya dan menepis jarak yang ada. Hingga keduanya kini berjarak tak lebih dari lima senti. Bisa Jungkook rasakan hembusan napas Taehyung menyapa wajahnya, suara husky itu terdengar jelas menyapa pendengarannya. Tubuhnya kembali meremang saat tangan Taehyung terangkat, mengusap rambutnya dan menyelipkan beberapa anak rambut pada telinga Jungkook. Gelenyar aneh menggelitik tubuh Jungkook saat Taehyung makin mendekatkan wajahnya pada wajah manis itu.
"Bisakah aku tetap mencintaimu? Bisakah kita tetap bersama, sayang? Atau kau ingin bersama dengan orang itu?"
"Aku..."
"Kau tidak mencintainya, 'kan? Katakan padaku, kau mencintaiku, kau hanya mencintaiku!"
"Aku bahkan tidak yakin perasaanu padaku apakah itu karena benar kau mencintaiku?"
"Aku mencintaimu, Jeon Jungkook! Aku tidak melihat dia dalam dirimu. Aku mencintaimu, karena kau adalah kau. Tidak peduli apakah kau mendapatkan donor miliknya ataupun tidak, hatiku mengatakan aku jatuh cinta padamu. Itu saja!"
"Tapi kau pernah bilang padaku bahwa aku mirip dengan seseorang. Bukankah dia yang kau maksud? Kau masih belum melupakannya, 'kan?" sidik Jungkook.
"Aku telah melupakannya setelah jauh mengenalmu, sayang. Dan itu adalah benar. Aku bahkan tidak tahu kau pernah menerima transplantasi jantung. Apa kau masih tidak percaya padaku?"
Taehyung membawa Jungkook dalam dekapannya, sempat berontak namun akhirnya Jungkook pun luluh dan berakhir di pelukan Taehyung. Keduanya berpelukan erat, Jungkook pun tampak membenamkan wajahnya pada dada bidang Taehyung membalas pelukan Taehyung.
"Aku mencintaimu, Taehyung. Aku mencintaimu..."
"Sayang, bolehkah aku bertanya?" tanya Taehyung. Jungkook mengangguk, belum mengubah posisi tidurnya. Dia masih membenamkan wajahnya pada dada bidang Taehyung dan makin mengeratkan pelukannya.
"Bagaimana jika, bagaimana jika Yugy... Yugy ssi ingin menikahimu? Ah, tidak semalam kau yang memintanya menikahimu, dan malam itu juga dia mengatakan padaku akan menikahimu. Apa yang akan kau lakukan, sayang?"
"Yugy... aku... aku." Jungkook tidak meneruskan ucapannya. Dia pun ingat apa yang telah dia ucapkan tadi malam, dan dia pun ingat apa yang barusaja dia katakan pada Taehyung beberapa saat lalu. Dia mencintai Taehyung, tapi bagaimana dengan Yugy yang selalu membantunya dan berada di sampingnya? Bahkan dia sendiri yang memintanya menikahinya tadi malam. Hanya karena dia merasa kecewa pada Taehyung.
"Maafkan aku, sayang... tapi aku tidak bisa melepasmu. Aku tidak bisa melihatmu bersama orang lain. Aku mencintaimu, Jungkook. Bukan karena jantung yang berdetak adalah miliknya, namun aku mencintaimu karena kau adalah Jeon Jungkook dan bukan yang lainnya." Taehyung mengeratkan kembali pelukannya. Hening beberapa saat, hingga...
Tok tok tok
Pintu kamar mereka di ketuk seseorang. Tak ingin Jungkook membukakan pintu, Taehyung pun beranjak dari posisinya. Melangkahkan kakinya pelan menuju pintu dan membukanya perlahan.
"Waktumu sudah habis, Taehyung ssi!"
♥︎♥︎♥︎
T O B E C O N T I N UE
💕💕💕

KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT
Fanfiction[E??] Remake dari drama tahun 2000an *** Sejak menerima jantung dari seorang pendonor, jantungnya akan berdetak lebih cepat jika bertemu dengan seseorang. Dia pun tidak mengerti apa yang terjadi, semua baik-baik saja hingga dia benar-benar di pertem...