抖阴社区

                                    

"Lo nggak percaya? Yaudah kita putus aja, daripada lo nuduh gue mulu."

Dia Abriel Daerlangga, biasa di panggil Ariel. Manusia ganteng yang sangat suka mengoleksi cewek untuk dijadikan pacarnya. Bahkan, dia bisa dengan mudah mengajak cewek yang tidak dia kenal untuk di jadikan pacarnya.

Ariel menutup sambungan telepon secara sepihak -- memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Bangsat banget," ujar cowok dengan seragam sekolah yang dikeluarkan, dengan sendok di tangan kanannya -- memilah suwiran ayam dari nasi goreng yang ada di piring.

Afghan Naraja. Cowok berperawakan tinggi dengan dua lesung di kanan dan kiri pipinya. Anak mami, begitulah panggilan yang diberikan teman-temannya untuk dirinya. Selain itu, Afghan juga memiliki mulut pedas dan asal jeplak, membuat siapa saja naik darah jika di sampingnya.

"Bacot lo, bau azab!"

"Hidup lo udah kayak sinetron azab, drama banget, sat."

"Cintai mulutmu, jangan bacot tiap hari!"

"Tidak pantas diucapkan oleh manusia. Kecuali lo, setan."

"Mohon maaf, tapi lo, anjing."

"Bacot mulu, diem!" sahut seorang gadis remaja yang baru datang, dengan kardigan warna pink membaluti seragam sekolahnya.

"Wow, ada lonte," pekik Afghan saat melihat kedatangan gadis itu.

Excel membulatkan bola matanya sempurna saat mendengar ucapan Afghan yang lemes itu. "Belum pernah ditabok Malaikat Izrail, nih anak."

Gadis dengan kardigan pink itu bernama Excel, Excelita Valerynsha. Playgirl yang juga hobi mengoleksi cowok ini memiliki ukiran wajah yang hampir sempurna -- rambut panjang , mata hitam legam, bulu mata lentik, hingga dapat membuat cowok langsung jatuh cinta dengan sekali pandang.

"Gue kan-"

"Diem nggak lo, Af ?! Gue tendang ke neraka juga lo lama-lama."

"Jokes lo murahan banget, asli."

"Yang ngejokes siapa, anjir?!" tanya Excel emosi.

"Kok situ ngegas?"

"Yee lo ngeselin."

"Udah, Af!" perintah cowok yang baru saja selesai dengan makanannya, kemudian mengambil ponsel di saku celana -- memainkannya.

"Kok lo diem, Af ? Ayo dong, ngegas," kompor Ariel.

"Abang Atlas marah, kan dedek takut."

Atlas Sagar Alvieto, cowok dengan sifat paling susah dimengerti. Dibilang dingin juga nggak terlalu dingin. Dibilang kaku juga nggak kaku-kaku amat. Mau dibilang social butterfly, mana mungkin.

Ariel meneguk es jeruknya kemudian menatap manik mata Excel. "Habis darimana, lo?"

"Gilir cowok tadi gue lihat," jawab Afghan asal jeplak.

"Wah, ngajak ribut lo, Af?"

"Canda Mami," ucap Afghan membuat Excel memicingkan matanya.

Mami atau Mami buaya, adalah panggilan yang diberikan Afghan pada Excel karena suka ngumpulin pacar dan mutusin secara bersamaan.

"Kenapa lo, Riel? Kangen lo sama gue? Sini gue kecup-kecup manja."

Ariel bergidik ngeri, Afghan menangkup kedua pipinya sendiri sedangkan Atlas menatap Excel dengan tatapan dinginnya.

Excel duduk disamping Afghan -- mengeluarkan kaca dan liptint dari saku seragam sekolah."Biasa aja kali, kayak nggak pernah lihat cewek cantik aja," ujar Excel kemudian menyenderkan kaca pada kotak tisu lalu mengoleskan liptint ke bibir mungilnya.

Abriel dan Excel | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang