抖阴社区

                                    

Sekarang ia mulai bertanya-tanya ada hubungan apa orang itu dengan kasus ? Apa dia pelakunya ? Tapi Junkyu rasa bukan. Jika dia pelakunya buat apa dia chat Yedam ?

Atau jangan-jangan dia itu yang namanya Woonjin ?

Terlepas dari semua itu, ada satu fakta yang tak Yedam serta Junkyu tau. Fakta kalau Jihoon tak benar-benar pergi dari sana. Nyatanya dia masih berdiri di balik pintu dan mendengarkan semua pembicaraan.

















































Rumah Junghwan tiba-tiba kedatangan tamu tak diundang. Seseorang datang dengan membawa sebuah karung berisi jasad manusia. Dia melemparkan karung tersebut dengan kasar.

Sebuah pematik lalu ia keluarkan. Orang tersebut menatap rumah Junghwan yang sepi tak berpenghuni. Dia lalu menyiramkan bensin ke berbagai sudut rumah Junghwan dengan hati-hati.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, ia kembali pada karung yang tadi ia bawa. Senyumannya kemudian terurai dengan indah.

" Kasus kebakaran sekolah SMP 98 yang menewaskan 95 siswa dan guru, 125 orang luka-luka, dan lebih dari 500 orang menderita trauma itu ulah elo. Sekarang gue bakal tunjukkin apa artinya balas dendam yang sesungguhnya. Satu orang bahkan dihukum atas kesalahan yang elo perbuat dan dia mati bunuh diri. Melihat elo bisa hidup dengan damai rasanya nggak adil banget. Jadi gue tunjukkin arti dari kalimat 'mata dibalas mata, gigi dibalas gigi' "

Dia kemudian menyalakan pematik tersebut lalu melemparkannya ke sembarang arah. Api langsung berkobar dengan hebat menyambar semua yang ada didalam. Si jago merah itu tak membiarkan satu barang pun terlewat.

Sebelum semua mengganas, orang itu sudah lebih dahulu pergi dari tempat itu meninggalkan bungkusan karung yang tadi ia bawa. Meninggalkan orang yang mungkin masih ada didalam.

Dia tak sadar atau mungkin saja sengaja membakar rumah itu tanpa mengecek fakta apakah ada orang lain didalam sana selain dirinya dan orang yang tadi ia bawa.

Ia tak tau kalau Yoshi telah berhasil selamat dari kebakaran ini dan satu orang yang mungkin tak akan selamat. Ia melupakan satu fakta kalau akan ada dua orang yang bakal mati terbakar didalam sana. Karna setelah menyelesaikan pekerjaannya, ia segera kabur meninggalkan rumah Junghwan yang mulai hangus dilahap api.





































" Mau tau nggak sebuah fakta menyakitkan selain mengetahui kalau ada keluarga kita yang meninggal yakni  orang yang kita sayangi adalah pelaku dibalik semua itu "


























Yedam mengucek kedua matanya dengan pelan. Ia menangkap satu objek yang terasa asing.

Sepertinya sepuluh menit yang lalu kedua temannya sudah pamit pulang tapi kenapa juga ada yang kembali ?

" Loh kak, bukannya tadi udah pulang ? Kok balik lagi ?" tanya Yedam kebingungan.

Pemuda di hadapannya Yedam tersenyum canggung. " Iya nih, dam. Tadi ada yang ketinggalan. Gue nggak enak bangunin elo jadi gue ambil sendiri. Udah ketemu kok. Kalo gitu gue pamit ya !"

Pemuda itu kemudian beranjak pergi meninggalkan Yedam yang masih diliputi rasa penasaran.

" Kak tunggu, kenapa kaka tadi berdiri di selang infus gue ? Emangnya disitu ada apa ?" tanya Yedam lantas membuat langkah pemuda dihadapannya itu terhenti. Dia menengok Yedam dengan wajah polosnya.

" Barang gue kan ketinggalan dekat situ,dam. Apaan sih lo !"

Mulut Yedam sukses membulat setelahnya. " Tapi kak yang gue inget elo tadi nggak kesini. Elo kan duduk di seberang sana " papar Yedam mulai meragukan.

Pemuda itu kemudian melebarkan senyumnya yang sukses membuat bulu kuduk Yedam berdiri. Senyum itu sungguh menakutkan bagi Yedam.

" Kalo gitu gue bawa hadiah buat elo !"

" Hah, hadiah ? Maksudnya ??"

" Tunggu aja, " ucapnya lalu kembali pergi meninggalkan Yedam yang masih kebingungan.

Tak lama dari itu nafas Yedam mendadak sesak. Dadanya serasa panas dan detak jantungnya jadi tak beraturan. Ia merasa ada yang mencabik kulitnya secara paksa. Keringat dingin bermunculan beserta kepalanya yang terasa begitu berat.

Yedam mencoba meraih tombol darurat yang ada di nakas. Tangannya mencoba meraih dengan keras namun semua aksinya terhenti kala tubuhnya mulai kejang-kejang dengan hebat.

Alat monitor jantung yang masih terpasang mulai menunjukkan detak jantung Yedam yang perlahan menurun. Yedam membuka mulutnya lebar-lebar mencoba menarik oksigen sebanyak-banyaknya.

Tubuhnya mulai memberontak dan menggeliat. Ia tau ada yang salah dengan tubuhnya. Tapi tak tau apa penyebabnya.

Pandangannya mulai meremang. Mengambil nafas serasa sangat sulit. Perlahan, semua menghitam bersamaan dengan suara monitor jantung yang berbunyi dengan nyaring.

Yedam telah pergi setelah berjuang dengan keras melawan racun dalam tubuhnya. Dia telah mencapai batas dan memilih tuk istirahat dengan tenang.

Malangnya dia, disaat-saat penting ini bukannya menolong, pemuda yang sudah ia anggap sebagai kakaknya malah diam melihat Yedam berjuang. Dia hanya terpaku menatap Yedam kesakitan.







• • • •

Di chapter ini aku spill pelakunya dengan jelas. Pasti kalian nemu, hayo siapa ?? 🤗

Jangan lupa vote dan comentnya

Pay pay 🙋

??My Treasure?? √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang