" Kak Asahi, elo lebih percaya siapa. Kak Doyong atau kak Jihoon ?? Siapa pelaku diantara mereka berdua ?" tanya Haruto kini memusatkan perhatiannya pada Asahi.
Ditanya hal yang tak terduga, pemuda bermarga Hamada tersebut hanya bergumam pelan seraya membuat raut wajah kebingungan.
" Menurut gue kak Jihoon tapi kak Junkyu bilang itu kak Doyong. Kalo kakak, siapa ??" tanya Haruto kemudian.
" Hm....," jawab Asahi masih bergumam.
" Kenapa elo percaya itu kak Jihoon ? Emang elo punya bukti ??" sambar Junkyu nimbrung.
" Ada. Dan kakak sendiri emangnya ada ?" tanya balik Haruto.
Junkyu tersenyum kikuk. Dia menatap ke lantai sebelum kembali fokus pada percakapan. " Banyak !" jawab Junkyu.
Haruto sempat melototkan kedua bola matanya saking kagetnya. Dia tak menyangka kalau Junkyu bakal bicara banyak. Dia kira Junkyu cuma punya satu bukti seperti dirinya.
" Kak Jihoon pasti pelakunya, gue yakin !" kata Haruto percaya diri. " Gue udah lihat sendiri dari rekaman cctv "
" Lo lihat sendiri dia bunuh temen-temen, kita ?" tanya Junkyu.
" Nggak bukan itu. Tapi gue lihat hal lain " jawab Haruto sambil menekuk lehernya.
" Itu bukan bukti kejahatan, bisa aja itu hal lain. Elo nggak bisa nuduh orang sebagai pembunuh hanya karna dia berbuat kejahatan " keluh Junkyu.
" Ya terus gue harus biarin dia lolos gitu aja ?" papar Haruto. " Tapi karna aksinya itu, paman So meninggal. Gue nggak bisa. Kak Jihoon harus dihukum "
" Emangnya Jihoon lakuin apa hingga paman So mati ? Bukannya paman So mati terbakar ?!" tanya Junkyu.
Sempat beberapa detik suasana sunyi hinggap akibat Haruto yang belum juga menjawab pertanyaan dari Junkyu. Pemuda Watanabe tersebut menundukkan kepalanya dengan lemas seraya menghela nafas gusar.
" Ruto apa ? Apa yang udah Jihoon lakuin hingga buat paman So mati ??" tanya Junkyu untuk kedua kalinya.
" Dia udah nyuri mobil pak Hamada yang buat paman So harus bertanggung jawab penuh, " jawab Haruto. " Kalau aja malam itu kak Jihoon nggak mencuri mobil pak Hamada, paman So pasti masih hidup. Dia pasti masih bekerja bareng bokap gue "
Dengan kompaknya Junkyu serta Asahi melakukan gerakan yang sama dengan memalingkan wajahnya menatap halaman kelas. Keduanya tampak begitu terkejut mendengar pengakuan Haruto tentang Jihoon barusan.
" Kalau kak Junkyu, apa yang udah Doyong lihat hingga kakak percaya kalau dia pelakunya ?" tanya balik Haruto.
Asahi mengalihkan pandangannya ke arah Junkyu. Dia juga penasaran dengan alasan yang Junkyu punya sehingga dia menuduh saudara kembarnya sendiri.
" Gue lihat Doyong bunuh siswa kelas sebelah yang mati beberapa hari yang lalu. Kalian pasti masih ingat,kan ?" ujar Junkyu. " Mesti gue nggak lihat dengan jelas karena keadaannya gelap, tapi gue bisa denger suara teriakan siswa itu. Dia nampak begitu kesakitan jadi gue datangi. Dan begitu sampai sana, yang gue lihat Doyong beserta mayat siswa itu "
Senyap. Akhir dari perkataan Junkyu juga mengakhiri percakapan diantara ketiga orang tersebut.
" Tapi, semua itu belum tentu kebenarannya," Asahi kini mulai beropini. " Tadi kata kak Junkyu kakak mendekat karna kakak denger teriakan siswa itu. Dan begitu tiba siswa itu udah mati. Itu artinya kakak nggak lihat secara langsung kejadiannya. Itu cuma praduga kak Junkyu. Kakak cuma beranggapan kalau kak Doyong pelakunya hanya karena dia ada di TKP lebih dulu dari kakak "
" Sekarang pertanyaannya, apa kak Junkyu juga bakal curiga ke gue kalau suatu saat gue ada di TKP ?? Ingat kak, orang yang ada di tempat kejahatan belum tentu dia penjahat !!" ungkap Asahi penuh arti mendalam.
Setelah mendengar perkataan Asahi barusan, Junkyu tak bisa berkata-kata lagi. Dia kaget kalau hal seperti itu tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Sebelumnya ia hanya menganggap Doyong sebagai pelaku hanya karna hal tadi serta hubungan antara Doyong dengan Yoonbin. Junkyu masih merasa kalau saudara kembarnya itu memiliki ikatan dengan Yoonbin serta anggota Treasure lainnya.
" AAAKKH.....!!!" teriak seseorang dari luar. Kompak ketiganya segera mengarahkan pandangannya ke luar.
Di luar sekolah, tepatnya depan ruang seni terdapat gerombolan siswa-siswi. Banyak dari mereka yang bergerombol jadi satu seperti ada yang menarik saja. Mereka mengerubungi sesuatu disana.
Berpikir kalau itu hal yang sangat penting, ketiga orang tersebut segera berlari ke tengah untuk mencari tau. Seingat mereka tadi ada suara aneh terdengar dengan keras. Seperti suara benda yang jatuh dari atas.
Belum juga sampai, ketiganya dikejutkan oleh bisik-bisik orang di sekitar yang mengatakan hal buruk telah terjadi.
Terdengar samar tapi Junkyu yakin kalau hal itu pasti buruk. Dia bisa tau itu karna orang-orang yang dia lewati sedang menatapnya dengan pandangan aneh. Seolah-olah ini bener-bener nasib paling buruk yang Junkyu alami.
Oh ayolah, nasib paling buruk apalagi yang bisa Junkyu terima setelah dia mendengar kabar kawan-kawannya mati dalam waktu berdekatan ?
Memang ada ya yang lebih buruk dari itu ?
" Junkyu Doyong mati jatuh dari roftoop !" Suara itu tiba-tiba lewat ke telinganya. Langkah Junkyu pun terhenti pada detik itu juga.
Dia tak mau mempercayai hal tersebut. Junkyu sungguh tak akan percaya sebelum melihatnya secara langsung. Namun pikirannya tak sanggup untuk terus melangkah. Dirinya tak sanggup kalau harus berhadapan dengan sebuah kenyataan pahit.
" Kak Junkyu, kak Doyong !" panggil Haruto sudah dulu sampai di tengah gerombolan itu beserta Asahi. Junkyu masih saja berdiri di tempatnya. Sisa tenaganya hilang secara tiba-tiba.
" Kak Junkyu....!" panggil Haruto kembali namun terdengar samar-samar di telinga Junkyu.
Bukannya mendekat, Junkyu malah mengalihkan pandangannya ke arah rooftop. Dia mendapati seseorang disana sedang menatap kebawah dengan pandangan ketakutan. Matanya seolah-olah berbicara kalau dia tengah dihadapkan dengan sesuatu yang bukan kapasitasnya.
Junkyu melongo begitupun orang tersebut kala kedua pandangan mereka saling bertemu.
" Kak Jihoon, "
Tangan Jihoon bergetar dengan hebat. Dia menggelengkan kepalanya pelan seolah mengisyaratkan pada Junkyu kalau dia bukan pelakunya. Tubuhnya perlahan mulai menjauh dari pinggiran. Sementara Junkyu masih terdiam ditempatnya.
Tak lama kemudian sebuah ambulans datang. Pada moment inilah Junkyu harus dihadapkan pada takdir yang mengatakan kalau kembarannya telah pergi untuk selamanya. Orang yang selalu menemani Junkyu sejak lahir telah mati.
Doyong yang ia sayangi telah meninggalkannya.
" Doyong...." rintih Junkyu menatap tubuh kembarannya yang mulai menjauh. Air matanya perlahan jatuh tanpa seizinnya sekalipun.
" Takdir macam apa ini ?"
• • • •
Masih semangat nunggu cerita inikan ?
Tenang tinggal beberapa part lagi,kok.
Tetap stay disini ya.Udah ketemu siapa pelakunya ? Atau makin kesini malah tambah bingung 🤭
Mau aku spoiler' in 🤔
🤏🥂

KAMU SEDANG MEMBACA
??My Treasure?? √
Mystery / Thriller"Dia aneh.Apa dia pembunuhnya?" Kelanjutan kisah setelah Kim Junkyu dan Kim Doyong yang bergabung dengan anggota Treasure 5.Keduanya bekerja sama untuk mencari kebenaran dari kematian mashiho yang tiba-tiba terbunuh secara mengenaskan di sekolah. * ...
Step Nine
Mulai dari awal