"Idih siapa bapak nyuruh-nyuruh saya?" ujar Excel bar-bar.
"Kamu mau saya laporin ke mama kamu karena putrinya sudah membuat kekacauan lagi saat upacara?"
"Udah tua bukannya tobat malah jadi tukang cepu."
Pak Bondan mengelus dadanya sabar. "Sabar Bondan, sabar, orang sabar rejeki nya lebar."
"Kamu anak baru?" tanya Pak Bondan pada Elgar.
"Iya Pak," jawab Elgar sembari tersenyum.
"Bapak nggak usah kepo ya, ayo El kita ke kantin. Lo yang traktir, tenang." Afghan merangkul pundak Elgar mengajak cowok itu keluar dari ruangan UKS.
Beginilah Afghan. Cowok itu cepat sekali akrab dengan orang lain, padahal lima menit lalu mereka berdua adalah orang asing.
"Saya sama Val juga mau ke kantin Pak, laper."
Baru saja Ariel menarik tangan Excel untuk pergi dari hadapan Pak Bondan, tapi dengan cepat Pak Bondan menepis tangan Ariel membuat genggaman tangan dari dua remaja itu terlepas.
"Ke ruangan saya, sekarang! Atau saya bakal panggil orang tua kalian?! Pilih yang mana?" ujar Pak Bondan kelewat tidak santai.
"Cel, sekali aja nurut, ya?" Pinta Atlas. Atlas turun dari brankar UKS menatap kedua temannya lalu pergi begitu saja dari sana. "Saya permisi, Pak."
Excel ikut melangkahkan kakinya keluar membuat Pak Bondan membuang napas gusar.
"Mau kemana kamu, Excel?" teriak Pak Bondan membuat Ariel langsung menatap kaget Pak Bondan yang sekarang berada disampingnya.
"Ke ruangan Bondan," balas Excel masih santai berjalan.
Ariel membulatkan bola matanya sempurna. "Pak, nanti kasih saya sama Val hukuman yang berat. Maksutnya bukan hukuman berat kayak ngangkat tubuh Bapak yang segentong ini, ehhh. Pokoknya hukuman yang buat saya sama Val berduaan, biar Bapak panas." Ariel lalu berlari mengejar langkah Excel yang sudah lumayan jauh dari pandangannya.
"Stres saya ngurusin murid kayak kalian berdua."
-•🦋•-
"Btw lo bener temen Excel sama Ariel? Gue nggak percaya."
"Gue nggak butuh lo percaya."
"Buset, Abang Elgar galak!"
"Eh... Ini beneran lo yang bayar kan, El?" lanjut Afghan menatap dua mangkok bakso, dua gelas es teh serta dadar gulung di atas meja.
"Hm... habisin biar waras!"
Tidak menghiraukan ucapan Elgar, Afghan masih asyik menikmati satu tusuk terakhir dadar gulung di tangannya.
"Ngapain lo tadi ke UKS? Murid baru tuh harusnya ke ruang guru bukan ke UKS."
"Bacot!"
"Anjir! Lo kalo sama gue sinis amat giliran sama Ariel sama Excel aja baik banget," ucap Afghan dengan mulut yang tengah mengunyah dadar gulung.
"Nggak ada gunanya baik sama lo," balas Elgar santai.
"Terserah lo. Habis makan langsung ke kelas atau keliling sekolah dulu?"
"Bolos," balas Elgar membuat Afghan sontak membulatkan matanya.
"Jangan bandel, ayo ke kelas. Lo anak baru kan? Biasanya kalo anak baru, hari pertama masuk tuh perkenalan, lagian lo temen gue sekarang, gue nggak pernah bolos, jadi lo juga nggak boleh bolos!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Abriel dan Excel | SELESAI
Teen FictionPart masih lengkap "Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama." Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya. Abriel...
07. MEMORIES ULFOLDED
Mulai dari awal