抖阴社区

70. MENSIVERSARY KANAGARA & ARUNIKA

Mulai dari awal
                                    

Vidi diam tak berkutik. "Gua belum selesai ngomong." Gumamnya menatap punggung Alda yang sudah berada di ujung lorong.

Sedangkan Alda berlari sekencang mungkin menuju gimnasium. Jaraknya lumaya jauh membuat napasnya mulai tidak teratur, tapi Alda tidak peduli, yang sekarang ia khawatirkan adalah Raksa. Memang cowok itu jago berkelahi dan Alda percaya, tapi jika urusannya di keroyok Alda tahu Raksa tidak sekuat itu.

Melihat pintu gimnasium yang tetutup semakin membuat jantungnya berdebar. Alda berhenti sejenak berusaha menetralkan napasnya, tangannya terulur dan mendorong pintu besar itu hingga cahaya remang menjalar menyorot ke ruangan gelap dihadapannya.

Alda melangkah dengan ragu, entah kenapa tidak ada satu pun lampu yang menyala di dalam sana, padahal hari sudah semakin sore, bahkan awan mulai menggelap.

Alda masuk dengan perasaan was-was, meski ia sudah sempat di sekap dua kali di dalam gudang, tetap saja rasa penasarannya lebih besar ketimbang rasa takutnya.

"Sa," ujarnya pelan membuat suara menggema.

Seluruh tubuhnya tiba-tiba merinding. Merasa tidak ada balasan Alda berbalik dan berniat keluar.

Brak

Pintu besar itu tiba-tiba tertutup membuat semuanya menjadi gelap. Alda panik dan melangkah pelan mencari area pintu, ia sengaja tidak bersuara agar siapapun yang ada di sana tidak dapat menyadari keberadaanya.

"Sa please lo dimana?" Batin Alda sembari melangkah dengan pelan.

Jujur saja sekarang Alda benar-benar takut. Alda takut Regal menjalankan aksinya lagi, dan Alda takut bahwa ancaman Regal saat itu benar-benar dilakukan, padahal Alda merasa belum melanggar kesepakatan mereka sedikitpun.

Saat tangannya beradu pada pegangan pintu. Tiba-tiba sebuah kain melingkap menutupi matanya. Alda berontak namun tangannya di tahan.

"Lepasin gua! Lo siapa si?!"

Tubuhnya di tarik menuju tengah gimnasium, namun anehnya tidak secara paksa malah seakan di tuntun membuat Alda tidak berontak. Ia masih hanyut dalam tebakannya.

"Jangan di buka." Bisikan di telinganya membuat kening Alda mengernyit.

Alda hendak membuka penutup matanya. "Atau lo akan nyesel." Bisikan itu terdengar lagi membuat tangannya turun.

Alda hanya diam tanpa mengatakan apapun. Gadis itu meneguk salivanya kasar, ia meremat jarinya karena gugup. Entah apa yang akan terjadi, namun Alda berharap semuanya akan baik-baik saja.

Tangannya terangkat saat seseorang menggenggamnya. Sepertinya seseorang itu ada di hadapannya saat ini, Alda mengernyit merasa tangannya di elus lembut. "Lo siapa?"

Tak ada jawaban, hingga Alda merasa suara sepatu melangkah mendekat membuat jarak mereka semakin menipis. Aroma parfum dari orang dihadapannya membuat Alda mematung.

Jadi..

"Buka." Suara berat itu terdengar menyapa telinganya.

Tangan Alda perlahan menarik ikatan pada kepalanya hingga syal hitam itu turun. Alda membuka matanya lamat dan samar-samar cahaya masuk menyorot matanya.

DUAR!!

DOR!

DOR!

DORRR!

"HAPPY MENSIVERSARY BU NEGARA!!"

Sorakan begitu ramai membuat matanya terbuka sempurna. Di hadapannya sudah ada Raksa yang berdiri seraya tersenyum bersama sebucket bunga besar di pelukannya. Lalu di belakang Raksa ada ratusan orang yang duduk di atas motornya serta duduk di kursi tribun seraya membentangkan sebuah kain.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang