抖阴社区

                                        

Dan sekarang? Mark mendapatkan maaf dengan mudahnya? Enak sekali.

Renjun berdiri dari duduknya dan mendorong pemuda beralis camar itu hingga sedikit terhuyung ke belakang. Renjun tampak begitu geram pada Mark. "Ya! Mudah sekali kau minta maaf?! Tidak tahukah kau bahwa─"

"Renjun! Sudahlah." Lerai Haechan langsung berdiri tepat di depan Renjun, menatap sang sahabat dengan tatapan memohon agar tidak melanjutkan ucapannya. Pemuda China itu mengambil tasnya dan pergi dari hadapan Haechan. Hahh... sepertinya Renjun marah.

Setelah kepergian Renjun, si manis membalikkan badan untuk berhadapan ke arah Mark. Rasa tidak enak hati mulai menjalar di tubuhnya. Seharusnya Renjun tidak perlu memarahi Mark seperti itu, ini hanya masalah sepele.

"Maafkan sikap Renjun ya, hyung? ia sedang dalam mood yang tidak baik hari ini." Ucap Haechan sedikit lebih pelan, Mark pun melipat kedua tangannya di depan dada dan terkekeh sinis. "Kalau memang sedang marah, seharusnya dia tidak lampiaskan pada orang lain."

Pemuda manis itu menunduk dalam kala mendengar ucapan Mark, tidak seharusnya Mark dan Renjun saling bertemu karena ini lah yang akan terjadi. Mereka saling berdebat dengan Haechan yang diliputi rasa tidak enaknya.

Keterdiaman Haechan membuat Mark jengah, karena niat Mark datang selain meminta maaf juga ingin mengajak pemuda manis itu makan siang. Namun, moodnya juga ikut berubah kala mendengar Renjun yang tiba-tiba saja marah pada dirinya.

"Oh iya, aku tidak bisa mengantarmu hari ini, karena Jaemin membutuhkanku untuk menemaninya pergi." Lagi-lagi Jaemin, sepertinya Haechan harus terbiasa dengan 'Jaemin' diantara mereka. Karena apapun yang Mark lakukan pasti ada Jaemin disana.

Cemburu? Tentu saja, siapa yang tidak cemburu jika kekasihmu lebih memilih mengantar temannya daripada dirimu sendiri?

Haechan mengangguk lesu sebagai jawaban. Ia harus mengingat bahwa dirinya tidak boleh egois disini, nanti Mark merasa tidak nyaman dengannya. Setelahnya Mark pamit untuk pergi ke kelas selanjutnya.

Masih ada satu kelas lagi untuk Haechan hadiri, tidak ada Renjun─ sang sahabat sejati yang selalu bersamanya kapanpun dan dimanapun karena sedang berbeda kelas. Terasa lama baginya jika tak ada Renjun. Haahh rasanya ingin langsung pulang saja, tapi ia sudah ada janji dengan Hyunjin.

Tidak terasa sudah lebih dari 90 menit pemuda berkulit tan itu mendengarkan ceramah dari dosen pengampu kali ini, akhirnya para mahasiswa yang diruangan itu mulai membubarkan diri termasuk Haechan.

Hyunjin sudah mengabari bahwa sudah sampai di halte dekat kampus Haechan. Tak mau membuat Hyunjin menunggu, pemuda manis itu berjalan menuju halte dengan perasaan riang. Bahkan dirinya sempat lupa bahwa sang kekasih lebih memilih bersama orang lain daripada dirinya.

Saat Haechan tengah bersenandung ria, manik matanya menangkap sosok dua anak adam tengah berjalan beriringan dengan seseorang yang ia kenal merangkul orang disebelahnya begitu erat. Bahkan keduanya saling melempar senyum manis serta tawa di seberang jalan sana.

Entah apa yang kedua orang itu─ Mark dan Jaemin bicarakan, namun Haechan begitu iri dengan kedekatan keduanya bahkan bisa dikatakan bahwa Jaemin beruntung bisa melihat senyum manis dan rangkulan hangat yang Mark berikan.

Lamunan pemuda manis itu buyar kala seseorang yang ia kenal sudah berada di depannya, menampilkan senyum tipisnya. Itu Hyunjin. "Halo Haechan! kau baik-baik saja?"

Sedikit tersentak kala Hyunjin hadir di depannya begitu saja, Haechan membalas sapaan pemuda bersurai panjang itu dengan senyum manisnya ia pun mengangguk untuk menjawab pertanyaan Hyunjin.

"Aku baik-baik saja. Oh iya, kemana kita akan pergi?" Tanya Haechan yang menggenggam erat tali tasnya, salah satu kebiasaannya jika sedang gugup; hanya sedikit. Hyunjin menggeleng tapi masih menampilkan senyumnya. "Rahasia~! Yang pasti kau akan menyukainya."

Belum sempat membalas perkataan Hyunjin, Haechan sudah ditarik lebih dulu untuk masuk ke dalam mobil Hyunjin. Setelah keduanya masuk, Hyunjin menjalankan mobilnya ke tempat makan yang masih Hyunjin rahasiakan.

Tanpa Haechan sadari, Mark memperhatikan dari sebrang jalan di sebelah mobilnya. Baru saja pemuda beralis camar itu ingin masuk ke dalam mobil, ia melihat Haechan sedang bercengkrama bersama entah siapa.

Melihat Haechan tersenyum selain bukan dirinya seperti ada yang janggal, rasanya seperti tidak rela jika Haechan memperlihatkan senyum manis itu pada orang lain. Bahkan dadanya seperti sesak kala Haechan sudah menghilang dari pandangannya. Tapi tunggu, perasaan apa ini? apakah─

"Mark hyung? Ayo cepat! Aku tidak mau ketinggalan kehabisan novelnya!" Teriak Jaemin yang tanpa Mark sadari sudah keluar dari mobil sambil bersidekap dada dan jangan lupakan wajah kesal Jaemin karena lama menunggu Mark.

Lamunan Mark jadi buyar seketika. Karena tidak mau membuat Jaemin menunggu lebih lama lagi, Mark langsung masuk ke dalam mobilnya diikuti dengan Jaemin. Membuang rasa aneh dalam pikirannya yang bernama cemburu. []













[ ─────────────── ]


To Be Continue...

don't forget to vote and comment!

Beside You : MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang