Kurasa denyut nadiku bertambah cepat ketika memikirkan pisau,darah dan manusia. Layaknya tantangan yang menggairahkan datang. Tubuh ku berdesir, aku menyukai sensasi ini.
Terkadang imajinasi ku datang saat aku berada di keramaian, melihat manusia manusia yang berkumpul, terlihat seperti daging tanpa kulit yang berjalan, meminta untuk di lepaskan dari sandi sandi mereka.
Aku- Karina, katakan saja aku seorang murid dengan keinginan membunuh yang kuat. Orang terdekatku selalu menyebutku malaikat, karna kehadiranku membuat paman dari ibuku yang gila, menjadi waras. Entahlah aku juga bingung mengapa kehadiranku, terlihat seperti penawar untuk si gila itu. Kembali pada sebutan Malaikat, aku menyukainya... Terlebih jika ada yang menyebutku, malaikat maut.
Meskipun banyak sekali skenario tentang pembunuhan dan mutilasi di pikiranku. Namun aku sama sekali tidak berniat membunuh. Aku hanya senang memikirkan hal keji itu. Saat ada yang mengacaukan hari ku, maka secara otomatis otaku akan memikirkan bagaimana cara membunuhnya. Sekali lagi ku tegaskan aku tidak benar benar membunuh. Aku beruntung karena memiliki nilai agama yang melarang hal keji itu.
Es batu telah mengubah rasa minuman jeruk di depanku. Aku tidak berniat meminumnya lagi. Jam tangan ku sudah berkedip, tanda jika seorang yang ku tunggu tidak datang dalam 20 menit. Menyebalkan, mari kita pikirkan cara menghabisi nya.
Giselle-temanku yang kutunggu, dia berniat mengerjakan tugas geografi kami di cafe dekat sekolah. Namun dia belum juga datang.
Saat aku melihatnya, hal pertama dalam pikiranku adalah sungai. Sangat tidak nyambung, namun itu ide yang bagus untuk membuat skenario kriminal.
Koper milikku mungkin bisa menampung tubuh Giselle yang hampir menyamai tinggiku. Kurasa nanti aku akan mengambil jemarinya untuk ku masukan dalam boneka. Sebagai kenangan dan trophy karena aku berhasil membunuh. Ya pikiranku hanya berputar di rantai bunuh membunuh. Kurasa ini keren, bahkan banyak pembunuh yang sudah di eksekusi adalah idolaku. Meskipun aku tidak mengikuti perilaku kejam mereka, terkecuali isi otaknya, tentu.
" Iam sorry, aku tadi bertemu Bu umji. " Ujarnya meminta maaf.
Aku tersenyum, dan mengangguk saja. Mungkin ku harus menghapus dulu skenario di otakku dan beralih pada tugas geografi kami.
" Gimana nomor tujuh belum ketemu!" Ujar Giselle frustasi.
Aku kembali tersenyum, diam diam aku memperhatikan rambut Giselle yang coklat indah. Ada kemungkinan saat aku memutilasi tubuhnya, akan ku sisakan rambut indahnya itu untuk ku tempel di Michaela- bonekaku. Dia pasti senang mendapatkan rambut baru yang cantik.
"Hey!" Giselle mengagetkanku.
Aku hanya berpura pura terkejut karena itu. "Maaf..."
Giselle memaklumi diam ku, sebenarnya kami telah berteman sejak tahun lalu. Nyatanya aku mengingkari perkataan ku untuk menjadi need (kutu buku) dan misterius, sejalan dengan pikiranku yang selalu ingin membunuh satu persatu orang di dekatku. Tapi ternyata aku punya teman juga.
"Ngelamun terus perasaan, denger nggak aku ngomong apa?!"
Aku mengangguk, " iya..."
Giselle memajukan bibirnya, kesal? Tentu aku sangat pasif dalam berdiskusi. Tapi aku telah mengerjakan soal soal latihan itu, Tentu dengan senyap.
" Sampai jumpa besok !" Giselle melambaikan tangannya dan berlari menjauh setelah kamu keluar dari cafe.
Aku melakukan hal sama, tanganku memegang tali tas Sepang ku. Kadang aku juga memperhatikan berbagai orang dalam perjalanan ke rumah.
Seperti orang yang begitu bahagia dengan pasangannya, anak kecil yang merengek ingin beli mainan dan pengemis yang menangis sambil menengadahkan gelas plastik. Dia pasti memilih untuk menjadi bangkai dari pada selalu hidup dalam kelaparan dan kemiskinan. Oh andai aku bisa mengabulkan nya.
.
"Terimakasih.... Terimakasih...." Ujar di pengemis berulang kali.Aku tersenyum, " tetaplah hidup." Ujar ku sebelum kembali berjalan.
Tetaplah hidup? Ya, siapa juga yang bisa bersenang senang dengan bangkai?
The ghost case - 29 April 2022.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Ghost Case
RandomKarina menemukan sebuah buku catatan kriminal dari perpustakaan. Namun ternyata buku itu adalah sebuah ruang misterius berisikan sobekan kertas. Karina,jaemin, ningning, Giselle, renjun, winter dan Jeno harus menyelesaikan sebuah kasus agar tidak t...