"Maaf... hah... hah... saya terlambat. Saya, wali dari Reinaldo Jason dan Gibran Nathan." Hera terengah-engah karena ia harus lari karena dirinya sadar ia telat beberapa menit.
Hanya sekejap melihat beberapa orang serta ekspresinya. Itu sudah membuat Hera mendapatkan kesimpulan atas apa yang barusan terjadi diruangan ini sebelum ia masuk.
Yang paling terkejut disana adalah Jason. Ia benar-benar tidak menyangka jika Hera akan hadir saat ini. Ia bahkan sudah mulai berfikir untuk kabur dari wanita itu selepas pulang sekolah ini. Namun, dengan kedatangan Hera membuat Jason terpaku.
"Oh-anda wali mereka?" Tanya Pak Surya sedikit keheranan.
"Silahkan duduk Bu," kata kepala sekolah yang ada di sana sebenarnya sedari tadi. Namun Bu Kepala Sekolah hanya diam sedari tadi.
"Terima kasih, jadi ada apa dengan adek saya?" Tanya Hera langsung setelah duduk.
"Begini Bu, langsung saja ya. Jason membuat keributan di kantin. Jason juga memukuli salah satu siswa," kata Pak Surya mengarahkan tangannya kepada Reno yang berada dipelukan Mamanya.
Hera hanya melirik tanpa menoleh. Dalam hati perempuan itu sudah tahu segalanya tanpa harus diceritakan.
"Kami sendiri para guru menyaksikan jika Jason memukuli Reno walau tidak melakukan perlawanan." Perkataan Pak Surya membuat Hera mengangkat kedua alisnya bingung.
"Tunggu-tunggu!" Hera menjeda kalimat guru BK tersebut.
"Anda mengatakan Jason memukuli dia," Hera menunjuk Reno yang masih dipelukan Mamanya tanpa menoleh.
"Tanpa adanya perlawanan? Lalu yang saya pertanyakan dari mana luka diwajah Jason berasal? Jika bukan dia yang memukul, apa guru juga memukul siswanya?" Tanya Hera penuh tekanan.
Jason melihat Hera tidak percaya, apa wanita itu baru saja membelanya? Benarkan? Ini tidak mimpi? Ada yang membela Jason?
Semua guru disana hanya diam, sangat masuk akal sekali pertanyaan dari Hera. Kebanyakan dari mereka tidak menyangka jika wali Jason akan menanyakan hal seperti itu. Setahu mereka wali Jason tidak pernah melawan saat menerima informasi.
"Adek saya juga terluka loh. Memangnya cuma dia yang terluka?" Tanya Hera masih penuh tekanan.
"Hei! Wanita kurang ajar! Kamu itu sudah diberi tahu kok malah ngelawan!" Kata Mama Reno menunjuk Hera.
"Maaf Bu, bagi saya informasi dari guru BK ini memberatkan Jason. Karena bukan hanya putra anda yang terluka. Adek saya ini juga mendapat luka bekas pukulan loh. Jika bukan putra anda pelakunya kenapa anda marah-marah. Siapa tahu gurunya yang memukuli Jason atau siswa lain. Kenapa anda harus emosi?" Tanya Hera membalik semua tuduhan.
Semua orang terdiam, bahkan Jason. Remaja itu masih tidak percaya dengan apa yang terjadi diruangan ini. Serasa ini semua hanya mimpi.
"Maaf Bu, pihak sekolah tidak pernah melakukan kekerasan kepada siswa. Walaupun Jason siswa yang cukup bermasalah, tapi kami selalu sabar menghadapinya." Pak Surya menerangkan kembali.
"Oh... sabar ya Pak. Tapi sebelum masuk, saya sempat mendegar nama Jason dibentak dengan nada tinggi. Kalau tidak salah itu suara anda sendiri," kata Hera dengan santai.
Semua guru terdiam, sebagian langsung menatap Hera tidak suka. Wanita itu memiliki seribu cara untuk membalikkan fakta.
Wajah gembira Jason tidak dapat ia tahan. Tanpa sadar senyumnya mengembang. Baru kali ini ada yang membelanya dihadapan para guru sialan ini.
"Mungkin saja Reno membela diri Bu," kata Ibu Kepala sekolah yang sedari tadi terdiam.
"Loh bagaimana ini. Kata Pak Surya ya?" Hera membaca sekilas name tag guru tersebut. "Jason memukuli Reno tanpa ada perlawanan dari pihak Reno. Tapi sekarang anda mengatakan jika Reno membela diri."

KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Gus
General Fiction-END- [JANGAN LUPA FOLLOW, TERIMA KASIH] Menjadi Gus dalam waktu tiga bulan? Terdengar sangat mustahil. Namun ingat, tidak ada kata mustahil di dunia jika Allah sudah berkehendak. Reinaldo Jason Candra, CEO Perusahaan manufaktur sektor furniture ter...