Linka tengah berada di supermarket untuk membeli bahan makan, semoga ia bisa menghindari Naraka hingga senin menjemput. Selama hari Sabtu Minggu, ia ingin menenangkan diri, melepas segala tekanan yang diberikan Naraka.
Setelah selesai membayar, kini tangannya menenteng sebuah kantung belanja yang lumayan besar. Linka berjalan melewati trotoar, untung jarak rumah dan supermarket hanya beberapa menit. Masker kembali ia naikkan, ia sengaja memakai masker berharap tak ada yang mengenalinya.
Hingga matanya menemukan sebuah mobil yang terparkir di depan rumahnya. Linka segera bersembunyi, memilih berbelok dengan santai agar tak ada yang curiga. Kakinya terus melangkah dengan jantung yang berpacu keras. Linka segera bersembunyi di balik tembok. Ia terduduk di tanah, ia lantas meluruskan kakinya yang lelah berjalan. Berharap semoga bawahan Naraka lekas pergi meninggalkan rumahnya.
***
"Bagaimana bisa menjaga satu perempuan saja kalian gak becus?!" bentak Naraka pada pengawal dan pelayannya yang berjajar dan kompak menundukkan kepala.
"Maafkan kami, Tuan Muda. Kami lalai menjaga Nona Linka."
Naraka menyugar rambutnya, menyalurkan rasa kesal yang membara. Ia mencoba menarik napas lalu mengembuskannya.
"Sudah kalian cari di rumahnya?"
"Kosong, Tuan Muda."
"Gak mungkin, dia pasti di sana." Ia teringat, terpasang alat pelacak di ponsel yang baru ia berikan. Naraka membuka ponselnya, menyambungkan miliknya dengan Linka dan sialnya ponsel Linka terdeteksi di rumahnya sendiri.
"Sial, kenapa ponselnya bisa di rumah!"
"Kami tidak tahu, Tuan Muda."
"Cari Linka sampai ketemu dan jangan kembali sebelum menemukannya!"
"Baik, Tuan Muda." Pengawal segera bubar, berpencar mencari keberadaan perempuan yang beberapa hari ini menjadi bagian dari rumah Naraka.
Naraka memilih ikut mencari Linka. Kini mobilnya melaju membelah jalan. Tujuannya adalah rumah Linka, ia yakin cewek itu bersembunyi di sana. Mau ke mana lagi Linka pergi? Naraka sudah menyelidiki sekilas bahwa Linka sebatang kara. Maka dari itu dengan mudah Naraka bisa mempermainkan Linka yang tanpa perlindungan dan kekuasaan.
Kenapa Naraka harus susah payah menemukan Linka, bahkan ia bisa dengan mudah memilih mainan baru, meski ditakuti namun masih banyak juga wanita yang rela melemparkan diri pada Naraka. Pemuda yang digadang menjadi putra tunggal salah satu pengusaha di negara ini dan memiliki rupa yang menawan. Meski memiliki sifat iblis siapa yang tak tergoda dengan rupa dan harta.
Yah kecuali Linka, perempuan itu bahkan rela berlari sejauh mungkin dari Naraka dan tak ingin menemuinya lagi.
Mobil terhenti di pekarangan rumah Linka, ia menggedor pintu memanggil nama Linka.
Tok.
Tok.
Tok.
"Buka Linka, gue tau lo didalam!"
"Kalau lo gak buka pintu ini gue dobrak!"
Naraka mencoba memutar tuas pintu namun tak bisa. Sepertinya pintu terkunci. Ia kembali mengetuk dan memanggil namun tak ada sahutan. Hingga tetangga yang sedang lewat menegur Naraka.
"Hey anak muda, rumah itu kosong entah kemana perempuan yang tinggal disana. Sejak beberapa hari sudah tak terlihat mungkin pergi atau pindah rumah."
"Bapak gak lihat dia kembali?" Tanya Naraka pada bapak-bapak yang lewat.
"Tidak, kamu siapanya nanti biar saya sampaikan kalo bertemu."
"Ahh tidak perlu."
Bapak tersebut berlalu, Naraka mendesah kesal kemana perginya Linka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naraka's (Revisi)
Short StoryBagaimana jika Linka cewe lemah bertemu dengan Naraka manusia yang berhati iblis? 21+ mature content Jangan report cerita orang Minggir jika tak suka Plagiat minggir Start : 5 march 2022 End : 29 agustus 2022 #1 in oneshoot 29/5/2022 #1 in bad 2/6/2...