"Ternyata begini rasanya bahagia dengan suami"
- Allena Bagaskara-
Setelah menempuh perjalanan yang Lumayan panjang dari rumah Nadiel, akhirnya mereka berdua bisa beristirahat dengan Santai.
Seperti sekarang sepasang suami-istri yang baru saja baikan itu sedang diruang tamu dengan Delvano yang menonton acara TV dan Allena yang duduk disampingnya sembari fokus membaca pada Novel yang dirinya pegang.
Delvano berdecak kesal Karena dirinya merasa diacuhkan, catat Delvano sangat tidak suka dengan keadaan seperti ini. Yang saling diam dan apa lagi Allena mengacuhkan dirinya.
Padahal mah dulunya aja sok sok acuh!
Dengan senyuman semriknya Delvano menggeser duduknya agar lebih sedikit jarak mereka duduk, dengan gerakan secepat kilat Delvano merengkuh posessive pinggang Allena, yang membuat sang empunya kaget bukan main.
"Aaa!"
"Kakak tuh yah! bikin jantungan aja." ucap Allena sinis masih menetralkan detak jantungnya yang berasa mau copot.
Memang dari tadi Allena sengaja mendiami Delvano, padahal dirinya tau Delvano sangat tidak suka dengan kondisi yang seperti tadi. Walau Delvano suka kesunyian, namun itu berbeda.
Delvano menggaruk tengkuknya, "heheh ... Lo-nya juga diemin gue, Lo tau kan gue ga suka kek gitu?" jawab Delvano cengengesan.
Entahlah kemana perginya sifat jutek plus menyeramkan yang dimilikinya.
"Ya karena Allena tuh masih kesel ya, Sama kakak." jawabnya dengan nada ketus dan meletakkan buku novelnya disamping duduknya.
Allena melipatkan tangannya didada dengan muka yang jutek, tapi bagi Delvano itu sangat sangat menggemaskan.
Rasanya Delvano ingin mengurungnya di kamar seharian!
"All, ayolah jangan ngambek Mulu, masa kita baru baikan dan gara-gara Seblak jadi marahan lagi." Bujuk Delvano.
Memang tadi ditengah jalan menuju pulang Allena meminta beli Seblak. Namun, dengan posessivenya Delvano melarangnya.
Bahkan Allena sampai menangis karena meminta Seblak pun Delvano tidak menurutinya. Kata Delvano Seblak itu tidak sehat, makanya Delvano melarang keras untuk beli seblak. Padahal menurut Allena, Seblak itu sehat! toh, berisi sebagian besar dengan sayur-sayuran.
Tapi, Delvano tetap lah Delvano,jadi Beginilah akibatnya, Allena yang mendiaminya dan ngambek sampai sekarang.
Dengan sengaja Delvano merebahkan kepalanya dipaha Allena,dan menduselkan kepalanya diperut Allena dengan tangan yang memeluk erat pinggang Allena.
Entahlah kemana sifat Delvano yang dulu? Yang katanya kejam, bengis, suka membentaknya dan tak kenal ampun? Kenapa sekarang Delvano berubah menjadi seperti anak kecil yang merengek kepada ibunya, Dilihatnya sangat menggemaskan.
Namun, tidak dengan Allena yang sedang dalam mode mood yang tidak bagus.
Allena malah asik melanjutkan acara membacanya yang tadi sempat tertunda oleh gangguan Delvano.
"Na ...."
Lagi! Delvano merengek,yang semangin mengencangkan pelukannya.
Delvano dengan sengaja mendusel duselkan kepalannya diperut Allena, kepala Delvano bergerak kekanan dan kekiri diPerut Allena.
Allena yang kegelian dengan ulah Delvano pun bergerak gelisah, ia meletakkan novelnya disamping. "Ihh kak! Hahahah ..."
"Udah kak stop! geli hahahah ...." Kegelian Allena dengan mendorong kepala Delvano agar menjauh. Dan usahanya berhasil!
Allena menyeka air mata disudut matanya. "huh ... huh ... Capek ...." Keluh Allena menetralkan napasnya yang terengah-engah.
Delvano memandang aura kecantikan Allena dari bawah yang terlihat sangat sangat cantik, ternyata istrinya itu sangat cantik.
Dengan hidung mungil namun mancung, bulu mata yang lentik, sangat bagus dengan perpaduan bola mata yang bulat berwarna coklat muda. Pipi tembam dan bibir mungil tapi tipis yang berwarna pink alami tanpa adanya pewarna. Itu sangat menggoda iman Delvano.
Begitu juga dengan Allena yang memandang Delvano dari atas.
Allena dapat melihat pahatan yang sangat indah. Alis tebal, bulu mata panjang nan lentik, mata yang hampir sama warnanya dengan miliknya, rahang tegas, berkumis tipis, dan dengan bibir yang tebal berwarna merah muda yang sangat sangat menggoda para kaum jomblowati, ingat Delvano hanya suami Allena! Jangan coba-coba mengambilnya.
Allena segera menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikirannya itu,
"Kenapa ... ngeliatnya gitu banget? Ganteng? Sampe geleng-geleng gitu ...." tanya Delvano narsis yang salah satu alisnya terangkat, mungkin menggodanya.Nah, sekarang Allena sudah tau sifat asli seorang Delvano Adhitama. Selain cengeng, manja, dia juga narsis ternyata.
"Dih narsis!"
"Tinggal bilang ganteng aja sok ngelak,tapi tuh pipi kenapa Hm ...." Goda Delvano mengelus pipi Dengan menaik turunkan alisnya seperti om om pedo.
Dengan sepontan Allena menutupi wajahnya menggunakan tanggan." Huwaaa ... Malu!"
"Hahahaha ...." Tawa renya Delvano yang puas berhasil menggonda Allena dan bikin Allena tidak mendiaminya lagi.
Delvano menarik kepalanya dari paha Allena dan duduk. Ai menarik segera tubuh Allena untuk dipeluk.
Allena yang dipeluk secara tiba-tiba pun kaget, tapi dia segera membalas pelukan Delvano tak kalah erat. Kan malu kalau Delvano melihat lama lama pipinya yang memerah ini. Huwaaa Allena blushing!! Batinnya.
"Ulu uluh ... istriku blushing ternyata."
Dan damn!
Apa katanya istriku!!!
Sangat tidak baik bagi jantung Allena kalau berdekatan terus dengan Delvano.
Rasanya lemas sudah Allena didekapan Delvano, Allena merasa perutnya seperti digelitiki dan rasanya ada yang berterbangan diperutnya.
Dirinya bahagia.
Dirinya berdoa semoga akan seperti ini selamanya.
****
Semoga!
Jangan silent!!
11.44
Bobofa02♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Allena(END)
Teen Fiction??HASIL PEMIKIRAN SENDIRI ?? Allena Bagaskara seorang gadis berumur 17tahun yang dijodohkan dengan anak sahabat ayahnya yang bernama Delvano Adhitama, orang tua Allena sejak kecil sudah berjanji akan menjodohkan mereka ketika sudah besar. Delvano...