"Keadaan kamu udah mulai membaik, cuma butuh pemulihan saja. Kamu masih suka takut gak kalo ketemu atau berhubungan dengan hal yang bikin kamu trauma?" tanya Dokter Sarah.
Kirana dan Ellena setelah pulang sekolah langsung saja pergi ke tempat Dokter Sarah, karena jika pulang dulu, ia merasa tak enak dengan Ellena karena harus bolak-balik. Mereka hanya menggunakan sweeter untuk menutup seragam.
Kirana segera menjelaskan apa yang ia rasakan akhir-akhir ini, ia juga sedikit lega karena saat bertemu Derran ia sudah bisa mengendalikan emosinya. Dokter Sarah tersenyum hangat mendengar hal itu, berarti lambat laun Kirana sudah sedikit demi sedikit melawan rasa trauma tersebut.
Setelah diberi resep serta sedikit terapi, Kirana dan Ellena pamit pulang. Karena mereka tak cukup banyak waktu untuk berlama-lama di tempat Dokter Sarah. Tak lupa berterima kasih pada sang Dokter cantik tersebut.
"Kami pamit, Dokter."
***
Kaki Kirana terasa berat ketika ia sudah berada di depan pintu ruangan Dokter spesialis kandungan, di hatinya ada setitik rasa ragu, namun isi kepala tetap tak peduli sengan hal itu. Akhirnya, Kirana memberanikan diri untuk masuk. Ellena hanya bisa pasrah saja sekarang, rasanya juga tak enak ketika melihat sang sahabat melakukan hal gila seperti ini. Namun kita pikirkan kembali tentang kehidupan Kirana esok.
"Kandungan kamu cukup lemah, jadi saya sarankan untuk beristirahat yang cukup dan jangan terlalu setres ya." Dokter muda itu seperti menuliskan sebuah resep untuk Kirana. Setelah pemeriksaan mereka tadi, Dokter di depannya tak berhenti tersenyum.
"Kenapa Dokter tersenyum?" Kali ini malah Ellena yang bertanya, karena ia merasa aneh dengan tingkah Dokter tersebut.
"Ah ... Saya sebenarnya suka sekali melihat teman kamu, seperti melihat saya di masa lalu," jelas sang Dokter. Dokter bername tag Poppy Sahara itu kembali menatap Kirana.
"Saya dulu juga seperti kamu, hamil di saat baru lulus SMA. Waktu itu saya dengan sahabat mabuk bersama saat pesta kelulusan, entah apa yang saya pikirkan hingga melakukan hal yang tidak-tidak. Dan yeah ... Saya akhirnya menunda kuliah saya karena hamil," ucap Dokter Poppy.
Ellena dan Kirana saling menatap, ah mereka pikir ... Banyak sekali kasus seperti yang ia alami sekarang, hanya saja ... Jika Dokter Poppy sama-sama mabuk, jika untuk kasusnya ... Sudahlah! Lupakan saja!
"Lalu, bagaimana dengan orang yang sudah melakukan hal itu pada anda?" tanya Ellena penasaran.
"Kami tidak menikah, aku bahkan di usir dari rumah. Ayah bayiku pergi tak tahu kemana, rasanya berat ketika saya hidup tanpa keluarga, banting tulang untuk hidup di saat hamil. Tapi, hal yang membuat ku bersyukur ketika ... Aku kembali mengingat bayi yang ada di perutku, karena aku hanya bersamanya waktu itu. Kami berjuang bersama hingga ia lahir di dunia, dan sangat beruntung karena ada seorang pria baik hati yang mau menolongku yang hendak bersalin. Dan yaah, seperti kisah di novel-novel, akhirnya kami menikah, dan saya bisa melanjutkan pendidikan yang sempat tertunda."
Cerita dari Dokter Poppy membuat Kirana merasa rendah, di mana ia hidup serba kecukupan tapi ia masih ingin menggugurkan bayinya, ditambah, Derran juga ingin bertanggung jawab, tapi ia malah menolaknya mentah-mentah. Apakah ia seorang Ibu yang buruk?
"Aku tahu pasti ini berat untukmu, Nak. Tapi ingatlah! Ketika kamu berhasil mendengar tangisnya saat lahir di dunia, semua orang pasti akan merasa haru. Ketika kamu berhasil mengandungnya selama sembilan bulan, dan ia lahir dengan selamat. Menggenggam tangan mungilnya, ah ... Itu seperti sebuah mimpi," haru Dokter Poppy. Ia sempat menyeka sedikit air mata karena rasa harunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry | Completed [?]
Fanfiction[??? - NCT Hendery] Follow Dulu Sebelum Baca! *** Hidup di keluarga yang menjadikan kesempurnaan adalah patokan, membuat Kirana menjadi gadis yang kehilangan jati dirinya. Banyak orang iri padanya karena dia cantik dan pintar, tapi sebaliknya, Kiran...