抖阴社区

Tigabelas

5K 478 27
                                        

»Super Delicate«

Pip

Ayah dan anak itu serempak menoleh terkejut saat fokus mereka pada layar besar di hadapan  menggelap.

Renjun mematikannya dengan begitu jengkel karena acara kartun favorite Jeno yang habis dan di gantikan berita tentang Jaehyun.

Jaehyun tak banyak komentar melihat tingkah pengasuh anaknya itu yang meledak-ledak dari kemarin. Jaehyun paham, Renjun merasa kesal dengan berita miring tentangnya, tapi kenapa ia yang jadi marah terus menerus bahkan kerap kali mendiami Jaehyun.

"Heh!" panggil Jaehyun saat Renjun sedang membersihkan lantai kamarnya dengan penyedot debu.

Namun Renjun tak menjawab lantas ingin beranjak dari kamar tuannya. Jaehyun yang kalap pun menarik tangan Renjun lalu mengunci pintu kamarnya itu.

"Kau kenapa? aku bikin salah apa padamu hah?"

Renjun cukup menjengit mendengar omelan dari Jaehyun, ia pun tak mengerti mengapa bersikap seperti ini. sesungguhnya, ia hanya merasa kesal dengan wanita itu.

Alih-alih menjawab, Renjun justru menunduk dengan matanya yang sedikit berkaca.

"Renjun..." panggil Jaehyun dengan nada yang lebih lembut, tangannya meraih dagu Renjun untuk mengangkat kepalanya. "Maafkan aku, jangan seperti ini..."

"saya kesal, kenapa tuan diam saja di fitnah seperti itu." pertahanan Renjun runtuh di tatap kian lekat oleh tuannya. Bahkan air matanya kini mengalir begitu saja.

Jaehyun yang menatap Renjun menangis justru merasa gemas, ia pun tersenyum sambil mencubit pelan pipi Renjun.

"Tidak semudah itu untuk membela diri saat ini Renjunie, bersabar sedikit ya. nanti ada waktunya kebenaran terungkap."

"kalau tidak? kalau nama tuan semakin jelek gimana? kalau tuan di penjara, lalu Jeno sama aku gimana? siapa yang akan jaga Jeno, siapa yang akan beli camilan lagi? siapa yang akan membayarku nanti?"

Jaehyun membuka mulutnya tak percaya mendengar penuturan luar biasa dari Renjun, Ia pun terkekeh lantas memeluk Renjun dengan gemas.

"tenang, aku tidak akan di penjara. aku tidak akan meninggalkan mu dan Jeno." Ucap Jaehyun, membuat renjun menyembulkan kepalanya dari pelukan Jaehyun.

"Janji?" ujar Renjun dengan wajah merahnya karena menangis. Jaehyun mengangguk, membuat Renjun tersenyum lega. Tanpa sadar hal itu justru memberi sengatan lain bagi Jaehyun. Saat Renjun ingin melepaskan pelukan itu, Jaehyun justru mengeratkannya, memegang tengkuk Renjun untuk menjatuhkan ciuman pada bibir ranum yang menggodanya saat ini.

Hal itu jelas membuat Renjun terbelalak. Ini kedua kalinya Jaehyun mencium Renjun, bedanya saat ini Jaehyun dalam kondisi sadar. Sosok Renjun yang terlihat lebih mungil dalam pelukan Jaehyun pun berusaha mengelak untuk melepaskan.

"Tu-tuan... saya ini pria.." ujar Renjun dengan terengah setelah berhasil melepaskan tautan itu.

"memangnya kenapa?" Jaehyun kembali bertanya saat matanya masih melekat pada bibir Renjun yang terlihat membengkak.

"sa-saya... anu... tu-tuan menyukai wanita bukan?" Jawab Renjun gugup, jantungnya mendadak berpacu dengan cepat di tatap kian lekat oleh  tuannya.

"Mungkin? namun sepertinya kau merubah seleraku." ujar Jaehyun yang lantas mendorong  Renjun ke ranjangnya. Mengukung tubuh mungil itu dan melahap bibirnya.

Renjun tak mengelak, karena rasanya seperti ada desiran aneh yang menyengat tubuhnya. Tubuhnya sedikit gelisah, namun menikmati sekecil apapun sentuhan yang Jaehyun berikan. Apa ciuman yang Jaehyun berikan justru membuatnya mabuk?

Ini pertama kalinya Renjun merasakan hal yang mungkin hanya bisa ia lihat dalam sebuah layar televisi. Namun harusnya Jaehyun seperti itu dengan wanita bukan?

"tu-tuan..." Renjun menarik kesadarannya, tubuh kecilnya itu berusaha bergerak mendorong Jaehyun yang sudah hilang kesadaran.

"Tu-tuan jangan seperti ini," ucap Renjun kembali saat tubuhnya di cumbui Jaehyun tanpa henti.

"Jen-jeno tuan..." dalihnya yang tak di gubris, Jaehyun justru menanggalkan semua pakaian mereka.

"aku mau kamu Renjun, sekali saja." Bujuk Jaehyun dengan wajahnya yang menatap dalam kearah Renjun. Aneh, kenapa rasanya Renjun tersipu dengan tatapan itu. Wajahnya memanas bahkan ia memejamkan matanya saat Jaehyun kembali mengecupi leher Renjun.

Perasaan aneh apa yang ada di hatinya?

Bahkan rasanya seperti, ingin terus dan di sentuh lebih oleh sosok dominan diatasnya.

"akh!" Renjun meremat kuat lengan Jaehyun. Itu sakit, bener-benar menyakitkan. Apa yang sebenernya Jaehyun lakukan pada Renjun?

"Sakit tuan..." lirih Renjun yang justru meneteskan air mata. Wajahnya seolah memohon pada Jaehyun untuk melepaskannya. Namun alih-alih melepaskan Jaehyun justru menciumnya, dengan begitu lembut dan tak menuntut. Seakan membiarkan Renjun menaikan libidonya sendiri.

Dinding yang awalnya mengetat itu pun terasa lebih tenang dan disitunya Jaehyun mulai menggerakannya, membiarkan naluri Renjun yang langsung memeluk dan mencium bibirnya dengan begitu acak.

Ya, Renjun mulai menikmatinya.

Jaehyun melepaskan ciuman mereka, menumpu tangannya di atas tempat tidur hanya untuk melihat wajah Renjun yang semakin memerah.

"anghhh tu-aan." desahan yang lolos dari mulut Renjun membuat Jaehyun tersenyum tanpa mengurahi temponya.

"Suka?" Tanya Jaehyun dengan suara rendah. Suara yang terdengar seperti sebuah sihir untuk Renjun yang lantas menganggukan kepalanya.

Jaehyun merubah posisi dengan membalikan tubuh Renjun. Mengecupi punggung mulus yang lebih muda darinya, meraih milik Renjun yang terlihat ikut menegak tersangsang lalu mengocoknya dengan tempo yang lebih cepat.

"Tuanhh  jangan ahhh, saya malu." ujar Renjun, ini pertama kalinya seseorang memegang miliknya.

"sssttttt sssshhh ahhh." Jaehyun menyuruhnya diam sambil berdesis di telinganya. Hal itu sontak membuat bulu kuduk Renjun meremang bahkan membuatnya mengeluarkan pelepasan di tangan kekar milih Jaehyun, dan di saat itu pula sesuatu yang hangat terasa meluap dan mengalir ke paha Renjun. Ia mengernyit, terasa cukup nyeri saat Jaehyun melepaskannya perlahan. Keduanya pun menjatuhkan diri di atas tempat tidur dengan napas terengah yang saling bersahutan. Terdiam cukup lama untuk mencerna apa yang baru saja mereka lakukan. Hingga sebuah ketukan kecil membuyarkan keduanya.

"papah... hyung?"

"iyaa." Renjun lekas memakai kembali bajunya yang berserakan di lantai, begitu pula Jaehyun yang tak kalah panik.

Saat Renjun membuka pintu sambil repot membawa penyedot debunya, Jeno lansung menubruk erat Renjun dan memeluknya.

"Hyung kenapa? hyung sakit? kenapa teriak-teriak?"

Wajah Renjun semakin memerah bahkan tak tau harus menjawab apa sedangkan Jaehyun berdehem pelan lalu keluar kamar melewati mereka.

"Papah jangan sakitin hyung nya nono!" omel Jeno saraya melempar robotannya hingga mengenai punggung Jaehyun.

"Akh! Yak! anak kurang ajar!" Hal itu sontak membuat Jaehyun geram namun dengan cepat Renjun membawa kabur Jeno ke kamarnya.

tbc ~

aku ngetik apa sih :(
alurnya jadi lambat banget karena udah lama gak nulis....

Super Delicate [JaeRen] ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang