Terdengar basa-basi sekali agar dirinya bicara, padahal biarkan saja dia diam begini sambil makan, Soobin lebih menyukainya.
"Sayang sekali, masih gagal move on dengan mantanmu yang selingkuh itu?"
"Apaan sih, gak jelas banget," jawab Soobin sewot karena ucapan mereka malah tambah membuatnya kesal saja.
Siapa juga yang gagal move on dari cewek yang selingkuh darinya itu, dia saja gak peduli sama sekali cewek itu mau selingkuh atau mau apa, intinya mereka sudah putus dan artinya gak ada hubungan lagi di antara mereka berdua.
"Sudahlah, jangan menganggu Soobin," ucap Yoobin yang mengalihkan pembicaraan yang di mulai oleh temannya tentang Soobin tadi.
Adiknya kan paling malas jika masalah privasi yang terus di umbar-umbar, mengingat Soobin seorang yang lumayan introvert.
Terbukti ketika biasanya anak seumuran Soobin itu suka kumpul bareng teman-temannya yang lain ke kafe atau kemana, Soobin malah memilih untuk tinggal di rumah dan mengerjakan skripsinya.
Intinya Soobin beda sekali dengan anak-anak seumuran adiknya itu.
"Yaudahlah, dek, mau hadiah apaan? Mumpung baru gajian nih."
"Oh? Boleh request ternyata," ucap Soobin saat mendengar tawaran dari salah satu teman kakaknya itu.
Mata Yoobin melirik kearah adiknya yang pastinya akan memberikan jawaban yang membuat terkejut teman-temannya.
"PS5," lanjut Soobin yang membuat teman kakaknya itu langsung tergelak.
Minta tuh yang benar dikit apa, itu mah sama saja langsung menghabiskan seluruh gajinya.
"Sudahlah dek, nanti kakak kasih buket aja ya."
Soobin langsung reflek memutarkan kedua bola matanya, terus buat apa tadi tanya-tanya.
Lalu Soobin kembali sibuk mengemil makanan yang ada di dekatnya, mungkin ada saatnya dia akan diet, sehabis sidang nanti mungkin.
***
Dan sekarang waktunya Soobin sidang, mama, papa, dan kakaknya rela datang ke kampus untuk menemaninya sidang.Soobin sebenarnya gak gugup tadi, sekarang malah gugup sendiri, ayolah siapa juga yang gak takut dengan hal seperti ini.
"Semoga aja lancar ya adek jawab pertanyaan pengujinya," ucap mamanya yang membuat Soobin hanya membalas dengan anggukan.
Dia juga berharap yang sama, kalau bisa juga semoga gak ada revisi lagi, ayolah dia capek dengan revisi terus.
Saat itu saja revisinya dibenarkan oleh Yeonjun, entahlah ternyata cowok tampang playboy itu ahli merombak kata-kata yang perlu di revisi olehnya saat itu.
Papa dan kakaknya juga memberikan ucapan semangat kepadanya, Soobin hanya menghela nafasnya, apalagi dimana waktunya tiba, dia harus masuk ke dalam sana untuk melakukan sidang dan menjelaskan apa saja yang selama ini dia buat.
Soobin dalam keadaan cemas, bahkan dosen pembimbingnya terus bertanya apakah dirinya baik-baik saja dan Soobin langsung berkata iya, dia malah maunya segera cepat dilaksanakan dan dia lulus dari kuliah, itu saja harapannya saat ini.
Dirinya segera membuka laptopnya dan menjelaskan semua yang ada di file pptnya itu, mana mungkin juga dia bacain skripsinya yang sepanjang beberapa puluh halaman lebih itu, mau seratus malah.
Ekspresi Soobin tampak tegang ketika ada dosen penguji yang mulai bertanya, tapi untung saja pertanyaannya gak membuat Soobin mati kutu, jadi dia lancar saja menjawabnya.
Demi nilai A, dia harus sebisa mungkin untuk menjawab sebagus mungkin.
Siapa tau dia bakalan cepat dapat kerja, ah bodoh sih, ujungnya juga dia bakalan minta bantuan papanya untuk mendapatkan pekerjaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Into You -yeonbin?
FanfictionSoobin hanya berpikir jika Yeonjun datang ke rumahnya itu karena berteman dengan kakaknya dan menjahilinya, bukan berniat masuk ke dalam kehidupannya. Karena tiba-tiba saja Yeonjun berkata ke orang tuanya untuk melamarnya, bukan melamar kakaknya! #1...
3. Rose.
Mulai dari awal