抖阴社区

33. SEMAKIN JELAS

Mulai dari awal
                                    

"Biar fokus ngerjainnya, bos kecil." Ariel terkikik geli lalu beranjak dan pergi dari meja Excel menuju ke mejanya yang posisinya berada di depan.

Baru saja cowok itu mendaratkan pantatnya, guru pengawas sudah masuk saja ke dalam kelasnya. Excel yang berada di meja barisan belakang mengembuskan napas berat kemudian memasukkan buku yang ada di tangannya.

Bimo -- ketua kelas XI IPA 2 yang kebetulan satu ruang ujian dengan Excel dan Ariel tengah membagikan lembar ujian ke setiap anak.

Ariel menengok ke meja belakang. Cowok itu tersenyum tipis membuat jantung Excel berdetak tidak karuan, untung saja tidak sampai loncat ke mata kaki. Excel menerima lembar soal ujian yang diberikan Bimo, gadis itu tersenyum senang, dengan cepat dia mengisi setiap butir soal ujian.

Tiga puluh menit berjalan, Excel beranjak -- berjalan ke depan menyerahkan lembar jawaban ke pengawas.

"Ngapain, Cel?" tanya Bapak pengawas dengan kaca mata tebal.

"Saya sudah selesai, Pak," jawab Excel semangat.

"Ini ujian Excel, kerjakan yang serius!"

"Saya serius, Pak. Saya kemarin belajar, terus soalnya persis sama yang saya pelajari," jelas Excel membuat satu ruangan melotot tidak percaya terkecuali Ariel.

Ariel berdiri kemudian ikut menyerahkan lembar soal dan jawaban ke Bapak pengawas berkacamata tebal itu.

"Bener, Pak. Excel kemarin belajar sama saya."

"Tuh, 'kan. Bapak kenapa nggak pernah percaya sama saya?"

"Percaya sama kamu, musyrik."

"Iya, deh, Pak, iya."

Ariel yang berada di samping Excel terkekeh. Dia lalu merangkul bahu Excel. "Saya sama Val, keluar dulu Pak," pamit Ariel yang hanya dibalas anggukan oleh Bapak pengawas.

-•🦋•-

Taman belakang sekolah saat ini Ariel dan Excel berada. Duduk di bangku taman ditemani semilir angin. Sepi, suasana siang ini. Bisa dipastikan semua orang masih sibuk mengerjakan soal ujian mereka masing-masing.

Ariel mengacak rambut Excel, membuat gadis di sampingnya melotot. "Pinter banget sih cewek gue."

"Suka banget sih lo ngacak-ngacak rambut gue?" tanya Excel sinis.

"Kalo disuruh milih, gue lebih suka ngacak-ngacak hati lo," cicit Ariel yang langsung mendapat cubitan dari Excel.

"Jangan mulai!"

"Sepi yang, nggak ada orang," kekeh Ariel.

"Ya... terus?"

"Nggak peka. Dasar cewek!" Ariel mengerucutkan bibirnya.

Excel terkikik geli melihat tingkah cowok ini. "Kantin?"

"Nggak mau, nggak bisa manja-manjaan kalo di sana."

"Riel, lo masih jadi pacar gue aja udah kayak gini, apalagi entar kalo udah jadi suami." Excel menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Ya... gue lebih manja lah," celetuk Ariel.

"Please, Riel. Ini sekolah," peringat gadis dengan kardigan pink.

"Waktu itu bilangnya nggak apa-apa kalo nggak ada anak-anak," jawab Ariel dengan suara manjanya.

"Riel, lo kalo kayak gini terus gue yang malu. Keliatan kayak cowok letoy."

Ariel mendelik mendengar ucapan gadisnya. "Mau gue lihatin perut gue yang sixpack, hah?"

Abriel dan Excel | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang