"Kurangin manjanya, Riel!"
"Nggak mau. Kalo gue manja pasti lo langsung jinak, nggak bakal marah-marah."
"Gue bukan mak lampir yang suka marah, ya, Riel!"
"Tuh, 'kan. Baru gitu aja udah marah."
"Riel!"
"Marah, aja, marah. Entar gue tinggal cium lo sampai mampus!"
"Jangan macem-macem lo!"
"Ngode, ya. Biar gue macem-macem in?"
Excel mendelik tajam membuat Ariel terkikik geli.
"Ngomong sekali lagi gue tendang juga lo ke neraka!"
"Nggak ada niatan nendang gue ke hati lo, gitu?"
"Udah."
"Apa?"
"Nggak."
"Malu-malu, lo mau bilang kalo nama gue udah terukir di hati lo, 'kan?"
"Gajelas."
"Ya emang, 'kan gue udah pernah ngomong yang jelas itu cuma cinta gue ke lo doang."
"Terserah."
"Dih, lemah, gitu aja salting."
"Siapa yang salting."
"Ngelak terus. Udah jelas-jelas itu satu muka merah semua," kata Ariel sembari mencubit hidung Excel.
"Bisa diem nggak lo?!"
"Nggak bisa."
"Mau lo apa sih?"
"Gue? Mau cepet lulus, terus jadi orang sukses, terus kita nikah, punya anak sebelas."
"Halu, siapa juga yang mau nikah sama lo."
"Pernah denger dulu ada yang ngomong gitu, terus pas gue jawab dia malah marah-marah."
"Lo nyindir gue?"
"Gue nggak nyindir kali."
"Jelas banget itu gue."
Ariel menatap gadis dengan kardigan pink yang duduk di sampingnya. "Makin cantik."
"Hah?!"
"Kalo marah makin cantik, gemes, pengen gigit."
"Ariellllll...."
"Apa sih, yang?" Ariel menaik-turunkan alisnya, menggoda.
"Entar pulang sekolah mau ikut gue nggak?"
"Kemana?" tanya Ariel semangat.
"Neraka, lelepin otak lo biar waras."
"Astaghfirullah Ayang..."
"Val, sebelum anak-anak keluar. Jadi cewek soft buat gue dong!" lanjut Ariel dengan jurus andalannya -- suara manja dan puppy eyes.
"Nggak!"
"Sepuluh menit aja. Pengen dimanja," rengek Ariel.
"Stop, Riel!"
"Kenapa sih, Val?"
"Entar kalo gue nggak ada di samping lo, mau manja ke siapa?"
"Ke Bunda," jawabnya dengan bibir di monyongkan.
"Lo juga manja ke Bunda?" tanya Excel, kaget.
"Hehe kadang, tapi sering digetok kepala gue sama Bunda."
"Kurangin Riel, ya?!"
"Hm...."
"Nggak usah cemberut gitu, keliatan kayak cowok letoy mau?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Abriel dan Excel | SELESAI
Teen FictionPart masih lengkap "Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama." Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya. Abriel...
33. SEMAKIN JELAS
Mulai dari awal