"Lo dari tadi bilang letoy mulu."
"Habisnya lo emang letoy."
"Yang penting ganteng."
"Val, bentar lagi lo 'kan ulang tahun. Mau gue kasih apa selain cinta?" tanya Ariel mengalihkan pembicaraan.
"Masih lama, sekarang masih Juni."
"Dua bulan tuh sebentar."
"Lo tadi nanya apa?"
"Mau gue kado apa?"
Mendengar jawaban Ariel membuat Excel melotot. "Nggak salah lo nanya itu? Di mana-mana orang kalo mau kasih kado tuh diem-diem, bukan kayak gini."
"Kan entar gue ngasihnya nggak cuma satu."
"Terserah."
"Val, nanti kita rayain ulang tahun lo di rumah pohon gimana, kayak kita waktu dulu?"
"Dasar cowok nggak ada romantis-romantisnya."
"Entar gue hias pake banyak lilin, terus rumput-rumputnya itu gue hias jadi love pake kelopak mawar, ada nama lo juga. Buat lampion, terus banyak lampu-lampu, pokoknya dibuat bagus, mau?" kata Ariel panjang lebar.
"Kalo gue nggak pergi."
"Hah?"
"Enggak."
"Lo mau pergi ke mana? Jangan tinggalin gue, Val." Ariel memegang kedua bahu Excel -- menggoyang-goyangkan.
"Gue mau ke toilet, mau berak, ikut?"
"Nggak, bau!" jawabnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gue ke toilet dulu. Lo tunggu di kantin sana, pasti Afghan sama Atlas juga ada di sana!"
Ariel langsung berdiri dan spontan hormat. "Demi bos kecil, laksanakan!" ucapnya jenaka.
Ariel menatap wajah cantik Excel kemudian menyodorkan tangannya ke depan wajah gadis itu.
"Nggak jelas!" Excel beranjak tidak menghiraukan tangan Ariel.
Ariel mendengkus. "Kenapa lo nggak pernah peka sih, Val? Harusnya lo tadi berdiri pegang tangan gue biar kayak di film-film."
"Jangan halu!"
-•🦋•-
"Gimana?"
"Gue makin yakin kalo yang dibalik ini semua, El," jawab Afghan.
Seperti yang disuruh Excel, Ariel saat ini sudah berada di kantin bersama Atlas, Afghan, Starla, juga Mikha.
"Tahu dari mana lo?" celetuk Atlas.
"Gue seminggu ini 'kan pepet tuh cowok, nggak lihat lo pada? Waktu itu gue nggak sengaja lihat dia lagi ngobrol sama Cecil."
"Nggak usah ngada-ngada!" titah Atlas.
"Gue serius. Waktu gue sama Mikha mau pulang, gue lihat El ngobrol sama Cecil di parkiran."
"Bener Mikh?" tanya Ariel sembari menatap Mikha yang tengah makan gado-gado buatan Mpok Weni.
Mendengar namanya dipanggil, Mikha mengalihkan pandangannya dari gado-gado ke wajah Ariel. "Iya."
Ariel langsung beranjak ketika mendapat jawaban dari Mikha.
"Mau kemana?" tanya Atlas datar.
"Nyamperin El."
"Kita belum ada bukti. Jangan gegabah!" cicit Afghan kemudian mengambil cireng milik Atlas dan memakannya.
"Duduk!" titah Atlas.
"Tapi-"
"Gue bilang duduk!"
Ariel mendesis mengkal. Cowok itu kembali duduk di samping Afghan. "Yang salah di sini gue apa, El?"
"Maksut lo nanya gitu apa?" Mikha yang mendengarnya langsung bertanya dengan tatapan mengintimidasi.
"Gue nggak mau bahaya in, Val. Sekarang emang cuma sepele, tapi kita kan nggak tahu ke depannya," jelas Ariel.
"Diapa-apain yang salah tetep, El. Kalo dia mau jadi pelakor dihubungan lo sama Excel berarti dia egois," sahut Starla.
"Bukan gue?"
"Lo tuh udah terlalu banyak ngalah, Riel," celetuk Mikha.
Baru saja Ariel ingin menimpali tapi dia urungkan niatnya, karena melihat Excel yang baru saja masuk ke dalam kantin dan berjalan menuju mejanya.
"Eh... lagi ngobrolin apa sih?" tanya Excel kepo, kemudian dia mendaratkan pantatnya di samping Ariel.
"Hei pacar," sapa Ariel sembari mengacak rambut panjang Excel, gemas.
Excel membiarkan perbuatan Ariel, dia menatap wajah tampan yang berada di depannya. "Ngobrolin apa?"
"Nggak kok-"
"Habis dari mana, Mi?" potong Afghan membuat Ariel mengembuskan napas lega.
"Berak, kenapa?" jawab dan tanya Excel dengan muka julid.
"Pantes, bau," kekeh Afghan membuat Excel melotot.
"Lo yang bau, dasar siluman curut!"
"Neng Mikha, masa dedek Afa-"
"Diem, nggak usah mulai!" pekik Mikha membuat yang lain terkikik geli kecuali Atlas dan Mikha.
"Salah mulu."
•••🦋•••
Mau update kapan, Vren??

KAMU SEDANG MEMBACA
Abriel dan Excel | SELESAI
Teen FictionPart masih lengkap "Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama." Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya. Abriel...
33. SEMAKIN JELAS
Mulai dari awal