"Val."
"Apalagi?!" tanya Excel menahan kesal.
"Naiknya pelan-pelan sayang. Pegangan tangan aku sini."
"Gue bukan cewek lemah, ya, Riel."
"Yaudah hati-hati. Kamu pake rok soalnya, mana pendek banget itu."
"Jelalatan banget itu mata."
"Orang emang rok kamu pendek banget."
"Ya... nggak usah dilihat!"
"Gimana bisa, orang kelihatan pendek gitu," kekeuh Ariel.
"Iya, iya. Rok gue yang kemarin hilang nggak tahu kemana, yaudah gue pake rok kelas sepuluh."
"Pantesan."
"Apa?!" tanya Excel tajam.
"Nggak, yang. Marah mulu."
"Salah siapa pagi-pagi udah bikin emosi."
"Salah lagi." Ariel cemberut, lucu. Excel yang melihat itu spontan menjulurkan tangannya lalu mencubit pipi cowok itu.
"Ayang ih, sakit."
"Lucu banget," kekeh Excel.
"Di dalem tas aku ada jaket, ambil buat nutupin paha kamu."
"Males."
"Val, itu paha kamu kelihatan banget."
Alih-alih menjawab Excel malah memainkan ponselnya membuat Ariel mendesis pelan. Cowok itu melepas tas yang terpasang apik di punggungnya lalu mengambil jaket bomber yang biasanya dia gunakan.
"Biarin gini aja, jangan dilepas!" Ariel menutupi paha gadis itu dengan jaket bomber yang biasa dia gunakan, kemudian memakai tas ke punggungnya kembali.
"Pegangan dong!" Ariel terkikik geli sembari menarik pelan tangan kanan gadis yang berada di jok belakang motornya.
"Jangan dilepas, ya?"
"Modus banget," jawab Excel masih dengan memainkan ponsel di tangannya.
"Sama pacar sendiri, nggak apa-apa."
"Kalo sama cewek lain?"
"Nggak mau."
Ariel yang baru saja menyalakan mesin motornya itu sedikit kaget ketika mobil Pak Rudi keluar dari pagar rumah. Cecil yang biasanya tidak pernah membuka kaca jendela mobil kali ini gadis itu membukanya.
"Selamat pagi, Kak. Cecil duluan. Sampe ketemu di sekolah." Cecil menyapa Ariel tanpa menghiraukan keberadaan Excel.
Ariel tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepalanya, membuat Excel teringat dengan foto-foto yang dikirim oleh nomor yang tidak dia kenal.
Excel semakin yakin bahwa foto kemarin itu memang benar adanya terbukti hari ini. Tapi, gadis itu pura-pura bodoh, seakan dia tidak tahu tentang foto itu. Tentang Ariel yang tengah memeluk erat tubuh Cecil dengan kepala berada di bahu gadis itu. Ariel yang mencium kening Cecil dengan tatapan mata cowok itu yang meneduhkan.
Mobil yang di naiki gadis itu sudah melaju meninggalkan Ariel juga Excel. Ariel menatap perubahan raut wajah Excel melalui kaca spion, lagi-lagi cowok itu tergelak.
"Val, nggak usah cemburu gitu, ih. Itu adik kamu, calon adik ipar aku, 'kan?"
"Siapa yang cemburu. Udah ayo berangkat!"
"Siap, Bos kecil."
Suara deruman motor Ariel meninggalkan daerah rumah mereka berdua. Ariel menggenggam tangan kanan Excel kemudian dia letakkan di atas paha kirinya sembari mengelus punggung tangan gadisnya. Memori di dalam otak Excel berputar tentang kejadian kemarin saat dirinya dibonceng Elgar. Spontan gadis itu menyingkirkan tangan Ariel, dan membawa tangan kanannya ke belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abriel dan Excel | SELESAI
Teen FictionPart masih lengkap "Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama." Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya. Abriel...
40. SEMAKIN MENGGILA
Mulai dari awal