Pipi Jongwoo memerah ketika dia paham maksud Mingyu. Dia dan Mingyu akan bermesraan, batinnya bersemangat. Mingyu ini memang beda dengan Jaehyun, jangankan bermesraan, lelaki itu jarang menyentuhnya paling hanya mengecup kening. Sedangkan Jungwoo itu haus perhatian, makannya dulu saat Jungkook menciumnya dia tidak menolak. Sayang, Jungkook masih kalah dengan Mingyu, akhirnya Jungwoo memilih menjauhi Jungkook demi berhubungan dengan Mingyu.
"Kurasa aku mau kopi." Gumamnya malu-malu.
Mingyu terkekeh, lalu memberi isyarat pada Johnny, "Dua cangkir kopi." Gumamnya sambil mengedipkan mata pada pelayan itu. Johnny mengerti lalu pergi.
Tak lama Johnny datang membawa namlan berisi dua cangkir kopi yang masih mengepul panas.
"Hmm aromanya nikmat, John. Dan ini sangat panas aku yakin aku akan menikmatinya." Mingyu bergumam ketika Johnny mendekat, sementara itu Johnny tertawa menanggapinya. Sayangnya karena tertawa dan terlalu memperhatikan Mingyu, nampan itu miring dan gelas kopi itu jatuh tepat ke samping arah Jungwoo duduk.
Mingyu langsung berteriak memperingati, "Jungwoo! Menyingkir, kopinya sangat panas." Serunya.
Dengan refleks Jungwoo menyingkir, menghela napas panjang karena lega cairan kopi yang mengepul itu tidak mengenainya. Dia bergidik membayangkan cairan panas itu akan membakar kulitnya. Untunglah gerakan refleksnya sangat bagus.
Jungwoo menoleh dan tersenyum lega pada Mingyu, ketika sadar Mingyu dan Johnny menatapnya dengan tatapan tajam.
Jungwoo menundukkan kepalanya dan menyadari dia sudah berbuat kesalahan yang luar biasa fatal...karena dia terlalu panik, tanpa sadar dia melompat dari kursi rodanya.
"Aku bisa menjelaskan..." Jungwoo berseru panik ketika melihat ekspresi jijik muncul dari wajah Mingyu. Bahkan pelayan sialan yang tidak bisa memegang nampan dengan benar itu menatapnya dengan mencela.
"Menjelaskan apa Jungwoo? Bahwa selama ini kau membohongi kami? Membohongi Jaehyun, aku, dan semua orang?"
"Bukan begitu..." Jungwoo meninggikan suaranya, keringat dingin muncul di keningnya. Dia gugup dan ketakutan, tidak menyangka dia akan ketahuan, "Aku melakukannya karena aku mencintaimu Mingyu, bukankah kau juga mencintaiku"
Mingyu bersidekap, menatap Jungwoo dingin, "Mencintaiku? Aku tidak percaya." Mingyu menatap Jungwoo jijik. "Kau melakukan ini saat masih dengan Jaehyun. Jelas sekali itu bukan karena kau mencintaiku, tapi karena keegoisanmu memanfaatkan rasa bersalah Jaehyun dan obsesimu memiliki Jaehyun."
"Ya. Aku memang melakukannya." Jungwoo berteriak frustasi, "Tapi itu semua tidak penting lagi. Kau mencintaiku dan aku mencintaimu. Tidakkah itu membuatmu bahagia? Aku bisa berjalan disisimu dan membuatmu bangga? Kita saling mencintai Mingyu" Jungwoo mulai gemetaran, "Kita akan menikah dan bahagia bersama kan Mingyu? Aku akan memilikimu, kan?"
Mingyu mencibir, "Dalam mimpimu, Jungwoo."
Lalu lelaki itu melemparkan bom kejam pada Jungwoo, "Aku tidak pernah mencintaimu Jungwoo, aku melakukan semua ini hanya agar Jaehyun bisa terlepas darimu. Lepas dari cengkraman orang licik sepertimu. Kakakku itu terlalu baik untuk menyingkirkanmu secara langsung. Sekarang kau harus menyingkir dari kehidupan kami, Jungwoo."
Air mata meleleh di wajah Jungwoo, dia menatap Mingyu dengan shock dan sedih, "Kau tidak akan melakukannya kan? Aku mencintaimu!"
Mingyu memalingkan mukanya dan berdiri, "Pergilah sebelum aku marah dan lebih mempermalukanmu lagi. Kau dan keluargamu menipu kami. Aku dan kakakku bisa saja melakukan pembalasan kejam tapi kalau menyingkir sekarang kami tidak akan melakukannya."
"Mingyu..." Jungwoo berusaha memanggil dan memohon, tapi wajah Mingyu tampak dingin dan penuh kebencian.
"Sopir diluar bisa mengantarmu, dan kau bisa mendorong kursi rodamu sendiri kan?" Lelaki itu melirik Jungwoo dengan tatapan merendahkan, "Dan juga letakkan di meja itu cincin yang kuberikan kemarin sebelum kau pergi."

KAMU SEDANG MEMBACA
You've Got Me From Hello [Jaeren Ver.] ?
RomanceRenjun yang masih bergelung dengan kisah percintaannya yang kelam, bertemu dengan Jaehyun seorang pemilik cafe tempat dimana Renjun mencari ketenangan, yang diam-diam selalu memperhatikan Renjun dibalik dinding kaca hitam ruang kerja miliknya. "Hell...