"Hei, bukankah kamu harusnya beruntung bisa hamil? Ada banyak orang di luar sana yang ingin bisa hamil," oceh salah satu ibu hamil yang kesal dengan tingkah cowok yang masih saja teriak itu.
Apalagi orang-orang di sekitar cowok yang berteriak itu sudah gak tau mau melakukan apalagi.
"Iya benar itu, harusnya bersyukur."
"Bersyukur kepalamu, intinya aku harus mengugurkan nya, apakah disini bisa aborsi?" ucapnya dengan serius berbeda dengan ibu hamil lainnya yang secara reflek langsung mengusap perut mereka?
"Dasar stress."
Soobin menoleh kearah suaminya yang cuma menggelengkan kepalanya di sana.
"Ayo berdiri, namamu sudah di panggil," ajak Yeonjun sambil membantu Soobin agar segera berdiri.
Suaminya berlebihan, dirinya ini masih dengan mudah untuk berdiri ataupun berjalan, tapi tetap saja tangan suaminya gak pernah lepas dari pinggangnya.
Mata Soobin melirik kearah orang-orang yang sedang menunggu bersamanya tadi.
"Wah suaminya tampan, yang sedang hamil juga imut, bagaimana perpaduan muka anaknya nanti ya, pasti indah sekali."
Mendengar pujian dari orang-orang yang ada di sana membuat Soobin tanpa sadar tersenyum sebelum masuk ke ruangan tempat pemeriksaan.
"Akhirnya ketika bertemu lagi, Soobin, Yeonjun."
Yeonjun dan Soobin hanya tersenyum ke dokter di hadapan mereka.
"Bagaimana? Ada keluhan, Soobin?"
Soobin menggelengkan kepalanya, mualnya gak terlalu parah, jadi dia merasa baik-baik saja.
"Hanya bingung."
"Bingung kenapa?"
"Kata orang-orang di sekitarku, aku katanya sedang hamil anak kembar."
Memang sih, tubuh Soobin mengalami banyak perubahan sekali saat ini.
Dan juga, dia memang memikirkan hal yang sama, namun karena masih belum terlihat jelas, dia tidak bisa konfirmasinya secara langsung.
"Baiklah, mari kita cek, ayo berbaring di sana, kebetulan karena usia kandunganmu sudah masuk ke usia 4 bulan, kalian juga bisa mengetahui jenis kelamin anak kalian."
"Benarkah?" tanya Soobin yang sedang berbaring dengan excited.
Dokter tersebut mengangguk sebagai balasan dari pertanyaan Soobin.
"Bagaimana apakah kalian mau melihat jenis kelamin anak kalian atau mau jadi rahasia saja sampai Soobin melahirkan nanti?"
Yeonjun melirik kearah Soobin yang tampak excited itu hanya tersenyum kecil.
"Ayo kita lihat, lagipula Soobin tampaknya ingin segera tau," balas Yeonjun yang menyetujui hal tersebut.
Jadi sang dokter gak asal-asal mengatakan masalah tersebut, kan sudah di setujui oleh Yeonjun.
Soobin melirik kearah layar kecil yang menampilkan kondisi janinnya.
Dia tidak mengerti sama sekali, makanya dia menunggu dokter kandungannya saja yang bicara.
Yeonjun juga memperhatikan layar tersebut.
"Seperti tebakan mu, kamu memang sedang hamil anak kembar, Soobin, bahkan kondisinya sangat jauh lebih baik, lihat dia sedang bergerak di sana," jelas sang dokter yang membuat Soobin tersenyum manis kearah Yeonjun yang ikutan tersenyum sambil mengusap pelan pipi Soobin.
Dia benar-benar bisa melihat dua janinnya yang tampak berkembang di sana.
"Sekarang mari kita cari tau jenis kelaminnya."
Sebenarnya, mau cewek atau cowok, Yeonjun dan Soobin akan tetap senang, ayolah jenis kelamin bukanlah hal yang menjadi permasalahan mereka.
Asal sehat saja mereka sudah senang, apalagi ketika dokter berkata kandungannya sangat baik-baik saja.
Dokter di sana tersenyum ketika mengetahui kedua jenis kelamin dari janin tersebut.
"Kalian bisa menebak apa jenis kelaminnya?"
"Kalau aku sih cewek cowok," tebak Soobin langsung yang aslinya asal ngomong aja.
"Sama seperti Soobin, kalau kembar cewek cowok bakalan lebih baik, karena si cowok bakalan bisa menjaga kembarannya si cewek," balas Yeonjun sambil menjelaskan tebakannya itu.
Tapi ya kembali ke masalah awal, mereka gak terlalu mempermasalahkan apapun jenis kelamin anak mereka.
"Sayang sekali."
Ah, pasti tebakan mereka salah, Yeonjun dan Soobin gak kecewa sama sekali.
"Lho? Gak sedih?"
"Kami gak mempermasalahkan jenis kelaminnya, lebih baik merasa senang karena kedua janin yang di kandung Soobin tampak baik-baik saja," balas Yeonjun yang menanggapi ucapan sang dokter tadi.
"Padahal sayang sekali, tebakan kalian memang benar, jenis kelaminnya cowok dan cewek, kalian memang pintar menebak ya."
Soobin yang sudah bangkit dari berbaringnya langsung menghambur ke pelukan suaminya.
"Kalian mau cetak hasil usgnya?"
"Iya," jawab Yeonjun langsung tetap memeluk Soobin yang masih setia memeluknya itu.
Ya mau nanti Soobin akan melahirkan, Soobin bakalan tetap menjadi prioritas utama dari Yeonjun, termasuk anak-anak mereka nanti.
Tbc.
Eaaa, aneh emang, aku ada ide buat update book ini selalu aja malem:)
Waktu malem-malem emang mantap buat ngetik book ini, wkwkw.
Dahlah, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.
Sampai jumpa di part selanjutnya.
Salam,
Anaknya Taekook.

KAMU SEDANG MEMBACA
Into You -yeonbin?
FanfictionSoobin hanya berpikir jika Yeonjun datang ke rumahnya itu karena berteman dengan kakaknya dan menjahilinya, bukan berniat masuk ke dalam kehidupannya. Karena tiba-tiba saja Yeonjun berkata ke orang tuanya untuk melamarnya, bukan melamar kakaknya! #1...
56. Priority.
Mulai dari awal