抖阴社区

                                    

"Ariel beneran pergi? Dia beneran ninggalin aku?"

"Kak Ariel nggak pergi, dia akan selalu ada di hati Kak Excel."

Excel menggeleng hebat, gadis itu kemudian beranjak, berjalan menuju meja belajar dan duduk di kursi. Kedua netranya menatap pigura kecil berisi foto dirinya dengan Ariel sewaktu kecil.

Cecil dibuat membeku, gadis itu masih duduk di atas kasur Excel. Menatap punggung kakaknya yang bergetar.

Selama ini, Cecil berpikir kalau dirinyalah yang paling tersiksa di sini. Mama selalu memaksa gadis itu untuk menjadi yang terbaik di bidang apapun. Cecil merasa tertekan, makanya dia berusaha membuat hidup Excel hancur, bahkan sempat berpikir untuk merebut Ariel dari kakaknya. Cecil tidak tahu kalau ternyata kakaknya juga tidak kalah sakit selama ini. Dia terlalu egois, sampai-sampai hanya memikirkan dirinya sendiri.

"Riel... Aku kangen kamu." Excel menatap indah kalung dengan bandul bintang yang terpasang apik di lehernya.

Gadis itu tersenyum. "Makasih. Kadonya indah. Aku suka."

Netra gadis itu beralih menatap buku diary yang sudah lama tidak dia buka. Mengambilnya lalu membuka tiap halaman. Pergerakan tangan Excel berhenti ketika netranya tidak sengaja menatap tulisan tangan Ariel di sana.

 Pergerakan tangan Excel berhenti ketika netranya tidak sengaja menatap tulisan tangan Ariel di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Excel semakin tersedu ketika membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Excel semakin tersedu ketika membacanya. Jadi selama dia disekap Elgar, cowok itu selalu ke sini dan meninggalkan pesan untuk dirinya lewat tulisan tangan di buku diary-nya.

Excel membuka nakas, mengeluarkan medali emas yang Ariel dapatkan dari LCC Matematika beberapa minggu lalu. Netra gadis itu menatap nanar medali di tangannya.

Hanya diam menatap. Deringan ponsel membuat Excel tersadar. Dia meletakkan medali ke atas meja belajar dan beralih mengambil ponselnya.

Excel menggeser tombol terima. Suara cowok dari seberang langsung terdengar.

"Cel, Bunda nyuruh kita ke rumah. Habis ini gue jemput lo, ya."

Abriel dan Excel | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang