"Minta maaf ke Tuhan, suruh Tuhan buat balikin Ariel. Bisa?" Excel menatap Elgar dan Bebe nyalang.
"Cel, udah, ya." Regal memegang pundak Excel yang semakin bergetar. Cowok yang lebih tua tiga tahun darinya itu mencoba menenangkan.
"Gue masih nggak ikhlas. Gue nggak bisa tanpa Ariel. Selama ini gue udah berusaha Kak, tapi susah. Nggak bisa."
"Lo tahu El, bahkan di saat gue udah pacaran sama Ariel, Ariel masih bisa-bisanya nyuruh balik sama lo. Karena dia tahu lo masih suka gue. Dia bilang gue bakal lebih bahagia kalo sama lo. Ariel jug bilang kalo lo lebih butuh gue. Gue dengernya sakit, apalagi Ariel yang ngucapinnya. Perkataan sama perasaan kontras, gue tahu."
"Penyesalan emang selalu di akhir, El. Andai lo dan Bebe nggak lakuin hal gila ini. Pasti sekarang Ariel masih di sini. Lo sama Bebe nggak bakal di tempat ini. Kita bakal jadi sahabat sampai kapan pun, tapi sekarang kayaknya gue nggak bisa lagi buat jadi temen apalagi sahabat lo. Gue pamit, El. Semoga lo bisa belajar dari ini semua."
Setelah mengatakan itu Excel langsung berdiri yang disusul Regal. Elgar menggeleng kuat, cowok itu ikut berdiri mendekat ke arah Excel. Sedangkan Bebe masih duduk dengan kepala kembali menunduk.
Elgar mencekal pergelangan tangan Excel, yang lagi-lagi langsung dihempas Excel.
"Li ... jangan ngomong gitu. Gue nggak punya siapa-siapa lagi selain lo. Lo boleh marah sama gue, tapi jangan bilang kalo lo nggak mau temenan sama gue lagi. Gue minta maaf Li, gue emang salah. Gue butuh lo," ujar Elgar dengan suara parau.
"Tapi gue nggak butuh lo. Gue nggak butuh cowok bajingan kayak lo."
"Li, gue mohon kasih kesempatan ke gue. Gue bakal berubah demi lo. Gue janji bakal jadi El yang dulu lagi. El yang selalu buat lo bahagia. Gue mohon Li."
Excel tidak menjawab, gadis itu menggelengkan kepalanya kuat. Pipinya semakin basah. Regal yang berdiri di samping Excel mengembuskan napas berat. Cowok itu kemudian menatap Elgar dan menepuk pundaknya dua kali.
"Lo paham arti cinta? Cinta itu rela ngorbanin apa aja demi bisa lihat orang yang kita cintai bahagia, walaupun orang yang buat dia bahagia bukan kita. Dan perbuatan lo nggak mencerminkan kalau lo cinta sama adik gue," kata Regal penuh penekanan.
"Excel bakal pindah ke Malang. Dua bulan ini dia susah buat ikhlasin Ariel. Gue harap kejadian ini nggak terulang lagi," lanjut Regal.
Regal kemudian menarik pelan tangan Excel untuk dia ajak keluar dari tempat itu. Tempat yang sangat menyakitkan bagi Excel. Dia tidak tahu kesalahan apa yang sudah dia perbuat sampai takdir nya harus seperti ini.
•••🦋•••
Setelah dari kantor polisi, Excel mengajak Regal untuk ziarah ke makam Ariel. Awalnya Regal menolak, cowok itu tidak mau melihat adiknya ini semakin terpuruk. Tapi bukan Excel namanya kalau menurut. Excel bilang kalau dia mau ketemu Ariel sebelum pindah ke Malang. Regal yang mendengar itu akhirnya memilih untuk mengalah.
Excel sudah duduk di depan gundukan tanah --- rumah baru Ariel. Semilir angin menyapu wajah gadis itu. Suara gesekan ranting pohon menambah suasana menjadi damai. Excel mengelus nisan yang terukir nama orang yang dia sayangi.
"Riel, udah nyaman banget ya?"
"Udah dua bulan lebih lo ninggalin gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Abriel dan Excel | SELESAI
Teen FictionPart masih lengkap "Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama." Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya. Abriel...
EXTRA PART
Mulai dari awal