抖阴社区

:: Bab XXXI ::

Mulai dari awal
                                    

'Apa mungkin 'Komandan Bravo' ini Bramasta?' tebak Mita dalam hati. 

Jarinya menyentuh gambar berisi beberapa prajurit dengan seragam dan senjata laras panjangnya berjejer di depan pagar perbatasan yang dicantumkan oleh artikel berjudul 'Potret Terakhir Pasukan 'Gagak Hitam' sebelum Operasi Penyelamatan Sandera di Perbatasan Thailand : Salam Perpisahan dengan Prajurit VY'. 

Orang-orang di foto itu mengenakan setelan hitam-hitam dan menutup wajahnya menggunakan topi dan masker berwarna senada. Iseng-iseng, Mita memperbesar foto itu untuk menilik siapa saja yang tertangkap kamera. Padahal, maksudnya adalah untuk mencari dimana Bram berada.

Tapi, ia tak bisa menemukan orang yang memiliki ciri-ciri wajah seperti Bram. Mita pun menyerah. Nampaknya Bram sangat menjaga privasinya dan tidak membiarkan orang lain tahu tentangnya. 

Namun, sebuah petunjuk mencegah Mita untuk meletakkan ponselnya. Foto itu diambil di depan sebuah convex mirror. Pantulan dari orang yang mengambil gambar pun bisa terlihat dari convex mirror di belakang mereka. 

Di sanalah ia melihat pantulan sosok dengan postur tubuh seperti Bram yang sedang sibuk mengisi amunisi di senjata laras panjangnya. Meski pria itu membelakangi rombongan yang berfoto dan hanya menoleh sedikit, dari bentuk matanya yang sayu, Mita bisa menebak bahwa pria itu yang sejak tadi ia cari.

Mita berusaha menahan senyumnya saat berpikir bahwa pria yang dia nikahi ternyata bukanlah orang sembarangan. Entah mengapa, muncul kebanggaan di dalam hatinya melihat betapa hebatnya Bram di masa lalu. Kesulitan menahan senyum, pipi Mita sampai bersemu merah. Pada akhirnya, ia tak lagi mengantuk. 

"Apa yang kamu lakukan tengah malam begini?"

Mita berjengit, terkejut. Mendengar suara berat di tengah malam mustahil tidak membuatnya takut.

Gadis itu sampai tak sengaja membanting ponselnya. Menyebabkan tombol pengaktifnya tertekan dan secara tidak langsung mengambil cuplikan layar.

"K-kamu terbangun karena saya?"

Mita berusaha mengalihkan perhatian Bram seraya menyembunyikan ponselnya secepat mungkin. Ia takut Bram tahu bahwa dirinya sedang mencari informasi tentang pria itu.

Bram tak menjawab. Memilih untuk berlalu mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas dan kembali ke kamarnya. Menghiraukan Mita yang langsung mengambil napas dengan serakah.

...

Begitu pagi datang, Putra bergegas datang ke kantor Wara Construction dan memanggil CEO yang menjabat untuk membahas berita yang sempat ramai kemarin. Putra memandangi kehadiran seorang pria yang terlihat kikuk, begitu ketakutan untuk menghadapnya. 

"Apa-apaan yang kemarin itu?" pancing Putra, dengan suara yang berat seolah tengah menahan kemarahan. "Bagaimana ceritanya masalah proyek itu bisa ada di media?!"

"Kami masih berusaha mencari tahu siapa yang mengunggah video itu, Tuan." Pria itu mencicit ragu. 

"Masih berusaha?! Sekarang sudah tepat 24 jam tapi masih belum ketahuan siapa yang membocorkan proyek itu ke khalayak umum! Kamu bisa bekerja dengan becus atau tidak?!"

"M-maaf, Tuan."

"Beruntung saya bisa menghapus semua artikel dan video yang ada di internet sebelum kasus ini ditemukan oleh banyak orang apalagi pemegang saham kita! Kamu pikir kamu bisa menanggung akibatnya kalau kasus itu viral?! Apa yang akan kamu lakukan kalau perusahaan kita dilaporkan hanya karena kasus itu?!"

"S-saya minta maaf, Tuan Putra. S-saya akan mencari orang di video itu sampai dapat."

Putra bangkit dari kursi yang didudukinya untuk kemudian mendekat pada pria itu. Ditemani napas yang memburu, ia menarik kerah kemeja pria di hadapannya. Memaksa pria itu untuk membalas tatapan yang dirinya berikan. 

4 Billion's Game [ C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang