抖阴社区

Part 3?

12 2 0
                                        

Happy reading ✨

_
-

                                                                                



Bagaikan buta waktu. Azela belajar sepanjang hari. Rasa kesal, kecewa dan marah masih menyatu dalam hatinya hingga detik ini. Hal itu tak berlangsung lama karena buku yang Azela pelajari basah terkena air.

"Anj*r, buku gue. SIAPA YANG NYIRAM BUKU GUE PAKE AIR?" tanya Azela sedikit berteriak. Gadis itu menatap keluar jendela dan menemukan seorang laki-laki yang sedang menyengir tanpa dosa dengan selang air ditangannya.

Laki-laki itu menatap Azela seperti tidak punya kesalahan sama sekali. Azela menarik napas dan mengembuskannya dengan kesal. Gadis itu mengangkat lengan bajunya dan berjalan sambil menghentakkan kakinya.

Ketiga kakak laki-laki Azela menatap gadis itu dengan cengo sampai gadis itu keluar dari rumah. Pasalnya gadis itu tidak keluar kamar berhari-hari semenjak kejadian malam itu.

Azela menekan bel rumah dengan tidak sabaran. Sampai akhirnya keluarlah seorang pria yang berkisar berumur tiga puluh tahunan itu membuka pintu rumah.

Pria itu tampak sedang menelepon seseorang dan menatap Azela dari bawah sampai atas.

"Baik, saya akan segera ke sana secepatnya." Sambungan telepon terputus. Kini, pria itu menatap Azela sepenuhnya.

"Jadi, kamu orangnya?" Kening Azela mengerut tidak paham maksud pria dihadapannya itu.

"Tolong kamu antar dia ketemu sama Raka, ya?" Asisten yang berdiri di belakang pria itu mengangguk dan menarik tangan Azela untuk ikut dengannya.

"Eh, kenapa gue ditarik?"

Gadis itu akhirnya terpaksa mengikuti kemana asisten itu akan membawanya.

"Itu den Raka. Majikan kamu." Mata Azela memelotot seketika. Sejak kapan dirinya melamar pekerjaan di sini. Ia datang untuk meminta ganti rugi bukunya yang telah basah bukan bekerja sebagai asisten di rumah ini.

Raka yang merasa dipanggil berjalan mendekat ke arah asistennya. Matanya menatap Azela. Heran. Mengapa gadis itu berada di rumahnya.

"Saya tinggal dulu, ya," pamit asisten itu meninggalkan dua remaja yang saling bertukar pandang.

"Kamu ngapain ke sini?" tanya laki-laki itu sembari menatap Azela sinis.

Azela melotot tak percaya. Lihatlah bagaimana laki-laki itu berbicara padanya setelah menyiram buku pelajarannya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Harusnya yang marah di sini itu Azela.

"Oh, ya lupa. Kamu 'kan sekarang jadi asistenku," sambung laki-laki itu.

Rahang Azela mengeras. Sudah cukup! Ia tidak mau berbasa-basi lagi.

Gadis itu menadahkan tangan kanannya dan berkata, "Gue minta ganti rugi buku gue yang lo siram."

Laki-laki itu tersenyum dan meletakkan wajahnya di tangan kanan Azela. "Hehe, maaf."

Azela memutar bola matanya dan mendengkus kesal. "Gue nggak nyuruh lo untuk minta maaf. Gue minta ganti buku gue yang lo siram."

Takdir dan lukanya(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang