抖阴社区

BAGIAN 11 : Persepsi yang benar

10 0 0
                                        

Akhirnya update lagi!!! Terimakasih sudah berkenan membaca cerita ini.

I hope u like it!

Selamat membaca dan selamat berlayar dengan Haga dan Khalula.

Pastikan sudah membaca dari awal cerita, agar tidak pusing dengan alur ini. Fyi, ini masih perkenalan, untuk konflik akan segara menyusul.

Jangan lupa vote dan berikan komentarmu!

。⁠:゚⁠(⁠;⁠´⁠∩⁠'⁠;⁠)゚⁠:⁠。

。⁠:゚⁠(⁠;⁠´⁠∩⁠'⁠;⁠)゚⁠:⁠。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
S

etelah hampir beberapa bulan ia mengikuti kelas modeling, jadwal bermain Khalula semakin minim, fokusnya benar-benar terbagi, antara hobi, cita-cita dan keinginan orangtuanya. Dan semuanya hanya terpusat pada ke inginkan kedua orang tuannya.

Beberapa kali ia absen tidak mengikuti kegiatan marching band, sehingga ia mendapatkan teguran dari Kak Taufik. Banyak benang yang mengikat dirinya sehingga ia tak bisa bergerak banyak.

Komunikasi dengan temannya sangat minim, hanya di sekolah saja, karena setelah di rumah, ia banyak menghabiskan waktu dengan tumpukan tugas. Dan dalam satu bulan itu ia hanya fokuskan belajar untuk olimpiade yang akan mendatang.

"Gimana, anak gue udah bisa ikut scout belum anak gue?" Tanya Davina pada Hael, yang berada di ruang tamu.

Khalula meletakkan air minum untuk Hael beserta Mamanya, setelah itu ia beranjak, memilih diam di dapur berkutat dengan ponselnya. Beberapa bulan terakhir ini pun, Haga tak gencar memberikan beberapa pesan, padahal Khalula sudah memberikan jarak, sudah Khalula katakan, ia tidak ingin masuk ke dalam hati yang sudah memiliki Tuan.

"Kebetulan agensi Nyd lagi mau ada go-see, kebetulan temen gue pemilik agensinya. Lo coba aja ikutan bawa anak lo. Gue rasa Khalula masuk kualifikasinya," jawab Hael, sambil menyeruput air putih.

Davina tampak berpikir, "boleh, sih. Kapan?"

"Minggu depan. Lokasinya di Tangerang, lo ke sana bareng gue."

***

"Ma, mama tahu kan jadi model itu harus sempurna banget? Nanti gimana kalau Khalula berbuat salah? Khalula nggak mampu buat terima komentar jelek," kelas Khalula pada Mamanya yang saat ini berada di kamarnya.

"Komentar jelek itu motivasi, Khal. Nggak selalu komentar jelek bisa menghancurkan kamu," jelas Davina. "Apa yang Mama lakuin itu demi masa depan kamu."

Khalula menutup matanya sebentar. "Tapi Khalula nggak mau Ma. Khalula nggak suka."

"Khalula, dengerin Mama," Davina memegang pundak putrinya. "Apa yang kamu takutkan, belum tentu terjadi."

PrakataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang