" Hari ini miss sarocha ada di ruangnya apa perlu saya antar" ucap wanita itu.
" Tak perlu saya bisa ke sana sendiri.. terima kasih" ucap becky mulai beranjak dari loby itu.
Dan irin lebih memilih menunggunya di loby dia pikir itu bukan urusan dia dan tak seharausnya ikut campur lebih dalam.
becky pun mengiyakan kemauan irin dia mulai memasuki lift menekan angkah di mana ruangan freen berada.
Dia sekarang berada di depan pintu ruangan freen dia merasa gelisah untuk melanjutkan langkahnya. Tapi jika dia pergi masalahnya tak akan cepat selesai.
. . .
Becky pov.
Aku memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangannya dan berharap semuanya masalah kita selesai dengan baik.
Aku perlahan membuka pintu ruangannya dan aku membeku di depan pintu menatapnya.
Yang di mana sekarang dia sedang berpelukan bersama wanita yang aku lihat bersamanya saat di kedai milk tea kemari.
Jantungku berdetak cepat entah kenapa air mataku pun menetes orang yang aku cintai berpelukan dengan seketarisnya sendiri dengan mesranya apa itu wajar.
"Apa yang sedang kalian lakukan" ucapku menyadarkan mereka.
Aku melihat wajah terkejut mereka berdua atas kedatanganku dan freen pun mendekat padaku meraih tanganku.
tapi detik berikutnya aku menepis tangannya aku tak ingin dia menyentuhku. Ini menyakitkan bagi ku kenapa dia tak jujur saja padaku itu lebih baik.
" Aku bisa jelaskan semuanya" ucapnya menatapku gelisah matanya tak bisa berbohong.
"Ini semua sudah jelas jika kamu tak lagi mencintaiku bilang padaku aku sendiri yang akan pergi" ucapku menagis di depannya dia berhasil melukaiku.
" Tidak kamu salah faham ini tidak seperti yang kamu fikirkan aku bisa menjelaskannya" ucapnya mencoba meraih tanganku tapi terus aku hindari dan menepisnya.
" Kamu tahu.. kamu berhasil menyakitiku" ucapku menatapnya sedih.
Aku sudah tak tahan berada di ruangan ini aku berbalik mencoba pergi tapi dia menarikku dan memelukku aku mulai berontak di pelukannya.
Mungkin kemarin-kemarin pelukan ini yang aku harapkan setiap hari tapi kali ini merasa menyakitkan dan aku tak ingin dia memelukku, aku dapat mencium bau parfum wanita itu di tubuhnya membuatku semakin hancur.
" Lepaskan aku freen" ucapku sedikit meninggikan nadanya.
aku mendoronnya sekuat tenaga dan aku berhasil melepaskan diriku pada pelukannya entah kenapa tanganku melayang di pipinya dengan mudahnya, aku pun berlari pergi.
Memasuki lift dan sesampainya aku di bawah, aku menemui irin dia tampak terkejut melihatku menangis. Aku menariknya keluar dari kantor freen dan masuk dalam mobilnya.
" Irin cepat jalankan mobilmu" ucapku masih terisak.
Di luar aku mendengar freen memanggil namaku tapi aku tak memperdulikannya. Aku terdiam di dalam mobil mengusap wajahku dan makin terisak. Ini menyakitkan kenapa dia melakukan ini semua padaku.
" Ayo turun kita bicara di dalam saja" ucap irin aku pun mengangguk irin membawaku ke rumahnya.
Di sinilah aku berada di kamarnya duduk di sofanya dia memelukku mencoba menenangkan aku.
" Aku melihatnya memeluk wanita yang kemarin aku lihat bersamanya di ruangnnya, ini menyakitkan bagi ku irin, kenapa dia tega padaku, kenapa dia tak jujur saja padaku jika tak lagi mencintaiku" ucapku masih menangis di pelukan irin.
"Kamu sudah mendengar penjelasannya" ucap irin.
"Ini sudah jelas irin apa yang perlu di dengar, dia berpelukan di depan mataku dengan mesranya" ucapku.
"Baiklah kamu tenang dulu ya.. kamu tidur di sini dulu sementara waktu" ucap irin aku mengangguk dan berterima kasih dia selalu ada untuk ku selama ini.
Aku masih tak menyangka dengan ini semua orang yang aku cintai dan aku sangat percaya padanya. Teryata dia menghianatiku seperti ini Dia mengingkari janjinya sendiri.
Pantas saja dia berbeda beberapa hari ini dan dugaanku benar tentangnya aku semakin menangis memikirkan ini semua.
. . .
Typo🙏 🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.