抖阴社区

                                        

Jun terkekeh kecil, "Shibal, nggak usah diingetin, brengsek!"

"Ah udahlah, pokoknya lo pulang!"

"Iya, gue mau kelarin tugas disini dulu habis itu pulang."

"Gara-gara lo nih, waktu tidur siang gue terbuang sia-sia! Udah ah, gue tutup dulu!"

Arjuna langsung mematikan sambungannya, sedikit melempar ponselnya keatas meja. Dia sungguh kesal dengan saudara kembarnya itu, lebih tepatnya kasihan.

Bertahun-tahun dia tidak bisa melupakan Delmara, pasti hatinya tersiksa. Ia pikir membiarkan Jun menenangkan diri selama beberapa tahun adalah hal yang benar, tapi dia salah.

Percuma saja, hanya tubuhnya yang berada disana. Sedangkan jiwa dan raganya berada di Delmara, entah sampai kapan.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

PRANG!!

Delmara reflek menjatuhkan gelas yang dia pegang begitu melihat seseorang yang datang. Harusnya dia bahagia, karena suaminya sudah pulang. Tapi yang membuatnya benar-benar syok kali ini, karena Danny pulang dengan membawa seorang anak laki-laki!

"Kak?! Kakak kenapa?" Johan yang mendengar itupun langsung berlari menuruni anak tangga. Lalu kebingungan melihat Danny dan anak itu.

"Del, ada yang harus kita bicara—"

Danny terdiam saat Delmara tiba-tiba memukul dadanya sambil menangis. Menggumamkan kata jahat padanya yang membuat Danny kebingungan.

"Hey? Kamu kenapa?" tanyanya dengan lembut, menahan kedua tangan istrinya.

"Kakak jahat! Ternyata kamu selama ini punya anak dari selingkuhan kamu?! Aku tau aku nggak cepat kasih kamu anak, tapi kenapa harus pake cara yang jahat begini?"

Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Danny justru mengulum senyum. Ternyata wanita ini salah paham dan Danny jadi terkekeh karenanya. Yah, dia tidak bisa menyalahkan Delmara karena ini memang kesalahannya.

Membawa seorang anak secara tiba-tiba kerumah.

"Johan, tolong bawa dia ke kamar kamu dulu," titahnya.

"Iya, Kak." Johan segera menggenggam tangan anak itu, lalu membawanya menuju kamar untuk diajak bermain PS bersama.

"Babe, coba tatap muka aku." Danny menarik dagu Delmara, membuat mereka berdua saling menatap.

"Ini nggak seperti yang kamu pikirkan, Sayang. Aku seribu persen keluar kota karena emang urus bisnis."

"Te—terus anak itu?"

Danny terkekeh gemas, mengecup kening Delmara sejenak dan merengkuh pinggangnya. "Ada kejadian besar disana, dan anak itu salah satu korbannya. Jadi, aku putuskan buat adopsi dia jadi anak kita. Maaf karena aku belum kasih tau kamu tentang ini lebih dulu."

Delmara menyeka ingusnya, matanya masih berkaca-kaca menatap kesal Danny.

"Kejadian apa?" tanyanya.

"Kita duduk dulu ya?"

Danny membawa istrinya menuju sofa, lalu memanggil Bi Ayu untuk membersihkan pecahan gelas yang dijatuhkan Delmara. Ia menceritakan segalanya, mulai dari pertemuannya dengan anak itu, kasus eksploitasi anak, sampai luka yang ia dapat.

Menyadari tangan Suaminya diperban, Delmara kembali menangis.

"Eh, ini bukan luka parah kok. Kamu jangan nangis, ini nggak sakit." Danny dibuat panik karenanya, tapi wanita itu masih menutup wajahnya.

"Nggak parah apanya? Tangan kamu sampe diperban gitu, pasti sakit banget!"

Danny tersenyum, merengkuh tubuh wanitanya dan mengelus surai halus yang ia rindukan. "Nanti pasti sembuh, Sayang. Kenapa kamu cengeng begini, hm?"

"Nggak tau, mungkin karena hamil."

"Oh.... " Danny mengangguk. Lalu beberapa detik kemudian dia tersadar, memelototkan matanya terkejut.

"Kamu tadi bilang apa? Hamil? Kamu hamil?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu tadi bilang apa? Hamil? Kamu hamil?"

Delmara hanya mengangguk, sambil menggosok matanya.

"Kamu serius? Are you pregnant?"

"Iya ih, ngeselin!" Delmara mengerucutkan bibirnya sebal.

Danny sudah menutup mulutnya terkejut, dia masih tak percaya dengan semua ini. Beberapa hari dia diluar kota, dan langsung disambut oleh berita Istrinya yang sedang mengandung anak pertama mereka.

Pria itu memeluk Delmara dengan erat, lalu beralih menciumi wajahnya dengan kebahagiaan yang membuncah.

"Thank you because you have realized what I want, I will take care of you as well as possible until my hero is born."

Delmara tersenyum, mengecup bibir Danny sekilas. "Udah ah, aku mau ketemu anak kita."

Danny menaikkan kedua alisnya terkejut lagi. "Kamu setuju kalau kita adopsi dia?"

"Tentu, dia jadi anak kita mulai sekarang." Delmara beranjak berdiri, lalu tak sabar ingin bertemu dengan anak yang dibawa oleh Danny.

"Sayang, hati-hati!" pekik Danny, ketika melihat Istrinya menaiki anak tangga dengan setengah berlari.

Delmara langsung membuka pintu kamar Johan, mendapati Adik dan Anaknya sedang bermain PS. Kehadirannya tentu mengalihkan atensi mereka berdua, Johan menjeda permainan mereka.

"Halo, siapa nama kamu?" Delmara berjongkok dihadapan anak itu, memegang kedua tangannya dengan lembut.

"Aku nomer 7, Tan."

Delmara mengernyit tak paham, menoleh kearah Danny untuk bertanya.

"Maaf, aku belum kasih nama yang bagus buat dia. Tapi sayang, mulai sekarang panggil kita dengan sebutan Mama dan Papa." Danny mengelus puncak kepala anak itu.

"Wah, bocah ini bakal jadi ponakan gue?" tanya Johan dengan semangat, yang dibalas anggukan oleh Danny.

Johan mengambil alih satu tangan anak itu untuk ia jabat. "Panggil gue Om Johan, nanti kita main bareng ya, cil."

Anak itu tersenyum senang, betapa bahagianya memiliki keluarga baru. "Iya, Om!"

Danny tampak berpikir sejenak, lalu tersenyum lebar.

"Bagaimana kalau nama kamu Dalen?" tanyanya.

Anak itu menatapnya polos. "Itu artinya apa?"

"Artinya super hero."

"Iya, aku mau!"

Danny ikut berjongkok, bersama Delmara memeluk Dalen yang mulai saat ini akan tinggal bersamanya.

"Dalen Van Cullen, itu nama kamu mulai sekarang."

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

AKU GK NGILANG LAGI NIH GUYSS😭

ampun dahh

aku usahain buat up tiap hari yaa, atau 2 hari sekali. yg penting gk ngilang guysss

jangan lupa vote dan komenn, teubaaa

BEST PAPA ? choi hyunsuk (sequel of Danny) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang