抖阴社区

Om Jordan || 52

12.4K 522 11
                                    

•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•











   Mata itu tampak terus berbinar, melihat beberapa foto tempat yang akan menjadi destinasi wisata beberapa hari yang akan datang. Matanya tak sabar untuk dimanja oleh pemandangan indah di negara-negara yang akan ia kunjungi besok. Chelsea melempar ponselnya ke sisi sofa kemudian menumpukan kepalanya di punggung sofa, netranya mengawang-awang ke arah langit-langit kamar dengan senyum mengembang.

Ugh! Tiba-tiba perutnya keroncongan, Chelsea menegakkan posisi tempat duduknya kemudian mengelus pelan perut buncitnya. Sudah lima bulan, dan ia harap babynya bertumbuh baik di sana.

Sejenak ia menghirup oksigen dalam-dalam setelahnya Chelsea berdiri dari tempat duduknya kemudian membawa kakinya melangkah menuju dapur, tiba-tiba saja ia ingin makan buah.

Tapi suara dering ponselnya mengurungkan niatnya untuk melangkah lebih jauh keluar dari kamarnya, buru-buru Chelsea mengangkat panggilan dari Jordan. Tumben sekali pria itu menelpon dirinya.

Pip!

"Hal-"

"Apa benar dengan istri Pak Jordan?"

Tubuh Chelsea terpaku, siapa yang menelponnya? Juga kenapa ponsel suaminya ada di tangan orang lain? Kenapa posisinya seperti ada di film-film? Jordannya kenapa?

"I-iya pak, ada apa ya? Pemilik ponselnya dimana?"

"Akan saya jelaskan nanti, sebaiknya Anda segera datang ke Rumah Sakit Citrus."

Benarkan firasatnya?! Pikiran buruk mulai menyerangnya, apa Jordannya kecelakaan? Bagaimana kondisinya? Baik-baik saja, kan? Tidak mungkin sampai...ah Chelsea benci dengan pikiran negatifnya!

"Baik pak, segera."

Melupakan keinginannya untuk makan beberapa buah-buahan, perempuan itu segera berjalan menuju ruang tamu, ia akan memesan taksi saja. Daripada menghubungi Gavi yang sedang tidak aktif ponselnya.

Dengan balutan sweater dan membawa tas selempang, Chelsea segera berjalan keluar mansion saat taksinya sudah datang. Jordan tidak memiliki supir, katanya ia hanya mau tinggal berdua dengan Chelsea saja. Tanpa ada siapapun, repot juga ternyata jika hanya ada mereka berdua. Sepanjang jalan Chelsea terus terusan mendesah kasar, ia amat mencemaskan sesuatu yang terus berkeliaran di pikirannya. Bahkan ia meminta supir taksi untuk lebih ngebut lagi.

Tak membutuhkan waktu lama, Chelsea telah sampai di rumah sakit yang di tuju. Ia segera berjalan masuk menuju meja resepsionis menanyakan apakah benar ada pasien atas nama Jordan. Dan ucapan selanjutnya yang terucap dari mulut resepsionis wanita itu membuat Chelsea terdiam, kakinya melemas.

"Atas nama Jordan berada di ruang UGD. Ruangannya ada di pojok sebelah sana."

Rasanya mata Chelsea tiba-tiba panas, membayangkan kondisi Jordan yang tengah terbaring tak berdaya di dalam UGD membuat setitik air mata meluncur dari sudut matanya. Dengan langkah cepat Chelsea segera menuju ke ruangan yang dimaksud. Bolehkah Chelsea egois? Ia ingin bukan Jordanlah yang terbaring sakit, namun harapannya lenyap seketika kenyataan pahit sudah menantinya di depan mata.

Netranya menangkap siluet yang sangat ia kenal tengah berdiri dengan tatapan kosong. Chelsea berdiri menghampiri Gavi, pria itu terkejut saat Chelsea sudah berada tepat di depannya. Wajah gadis itu tampak acak-acakan dengan peluh membanjiri pelipisnya.

"Gav?"

Seolah meminta penjelasan, pria jangkung itu hanya bisa tersenyum tipis lalu segera memberi pelukan lembut pada Chelsea. Membisu pilihan tepat bagi Chelsea, Gavi angkat bicara setelah suasana hening melanda selama beberapa saat. Mulut Gavi terasa berat untuk mengatakan kondisi Jordan, namun bagaimana juga Chelsea harus mengetahuinya.

OM JORDAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang