抖阴社区

☆ 1 ☆

5.1K 407 35
                                        

"Yo, Taesan bangun!" Pria yang duduk di bangku belakang kemudi menggeliat, berusaha membuka matanya. Ia memperhatikan sekitar dengan seksama. Ia sudah berada di lingkungan tempat tinggalnya.

"Arghh, aku benci sekali harus melakukan ini." ucapnya seolah enggan untuk pulang ke rumah.

"Kau tidak harus melakukannya, kau tahu.. kita bisa langsung pergi dari sini, benar Sungho?" Orang yang sedang mengemudi mobilnya itu tampak berhigh-five dengan lelaki bernama Sungho itu. 

"Entahlah Jaehyun, aku memiliki firasat buruk sejak tadi..."

"Hm, itu hanya efek minuman tadi, chill!" Sungho memukul dadanya pelan.

"Bro ini sudah jam 2 pagi, kau sebaiknya cepat masuk dan biarkan kita pulang. Kau tahu besok Hari Senin."

"Okee, sampai besok. Thanks for the ride!" Taesan kemudian mulai melangkah keluar dari mobil. Ia melambaikan tangannya sekilas dan menyaksikan kedua temannya pergi. 

Hal tak terduga yang sama sekali tidak ia harapkan terjadi, Pelaku utamanya tentu saja Jaehyun yang dengan iseng menyalakan klakson mobilnya sangat kencang sembari pergi menancap gas. Benar sekali di tengah malam seperti itu.

"Jaehyun, sialan!!" Ia mengumpat ditempatnya pelan. Berteriak tanpa suara, hanya otot lehernya yang mencuat.

Taesan memperhatikan sekitarnya mengamati keadaan. Saat itu ia berlari kecil menuju bagian samping halaman rumahnya. Hal biasa yang akan ia lakukan kalau dia pulang larut malam. Ia harus memanjat dari tangga buatan yang ia sembunyikan dan pergi naik ke kamarnya yang terletak di lantai dua. Karena dirinya punya jam malam hanya sampai jam 10.

Tangga yang terbuat dari kayu seadanya itu sudah ia letakkan menempel dinding. Memposisikan tangganya agar lebih aman. Ia menoleh lagi untuk berjaga-jaga. Entah kenapa perasaanya tidak enak sekali. Ia hanya berharap ulahnya sekarang tidak di sadari kedua orang tuanya yang mungkin saat itu sedang terleleap. Ia membuang napasnya mempersiapkan diri. Ketika keadaan dirasa sudah aman, kakinya satu per satu mulai menaiki anak tangga. 

Sampai di pertengahan jalan, ia sudah berhasil melewati jendela kamar kedua orang tuanya, hanya tinggal sedikit. Tapi ia merasa sesuatu sedang jatuh. Benda kecil yang mirip seperti kacang. Ia menatap langit yang menampakkan bintang kecil dan bulan sabitnya. Mencoba mengingat dengan baik musim yang sedang terjadi. Tidak mungki hujan batu. Fenomena apalagi ini? Taesan berpikir sambil bulu kuduknya ikut berdiri. Merinding sekali tengah malam seperti ini ada yang iseng.

"Huh, tunggu. Ini.." Tangan Taesan berhasil menangkap beberapa butir benda kecil yang terus berjatuhan ke arahnya. Seperti sengaja dirinya menjadi target utama.

Ia menaruhnya di dekat hidung mencoba mencium baunya. Itu mirip makanan ikan. Ia tahu karena adiknya Han Yujin memelihara semacam ikan kecil di kamarnya dan seringkali dia ikut memberi makan.

Taesan sudah tahu ada yang janggal tentang benda itu. Ia menoleh kanan kiri mencari pelakunya tapi ia tidak dapat menemukan apapun atau siapapun. 

"Sial, siapa beraninya?" gumamnya gemetaran. Sedikit.

Lalu tidak lama, ia mendengar suara sirine yang berjalan semakin mendekat tempatnya. Anaknya panik dan cepat-cepat menuruni anak tangga lagi. Namun sayang, saat kakinya baru sampai menyentuh tanah. Dua orang polisi yang satunya laki-laki dan perempuan menodongkan senjata pistol ke arahnya. Mirip seperti adegan film, bahkan lampu terang yang menyorot ke arahnya itu membuatnya seperti pelaku tindak kriminal sungguhan. 

"Jangan bergerak! Tangan diatas!"

"Fuck." umpatnya dalam hati menyerah. Ia mengarahkan kedua tangan ke atas. Berjalan santai mendekati kedua polisi itu.

Whats Wrong With My Neighbor? | taeshan ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang