抖阴社区

☆ 6 ☆

2.3K 331 22
                                        


"Kalau di kamarmu?"

"Huh?" Lee Han membulatkan mata hitamnya bingung sekaligus terkejut mendengarnya.

"Haha, bercanda. Aku dimanapun oke. Disini juga boleh~ Aahhh" Taesan memilih membaringkan tubuhnya di sofa empuk ruang tamu depan. 

Membawa gitar di punggungnya dan berjalan 500m sudah seperti olahraga untuknya. Itu sangat menghabiskan energinya belum lagi lelahnya sehabis berlatih seama berjam-jam. Tulang-tulangnya terasa remuk. Tipikal remaja jompo masa kini. Ia sedikit merenggangkan otot-ototnya dan memposisikan dirinya senyaman mungkin di sofa yang begitu pas dengan ukuran tubuhnya itu.

"Ini.." Taesan tidak tahu kalau tadi Lee Han sempat ke atas untuk mengambil selimut dan bantal. Ia memberikannya ke Taesan untuk dipakainya.

"Terima kasih sudah mengizinkanku menginap."

"Anggap saja ini untuk menebus kesalahanku. Paling tidak hanya ini yang bisa kulakukan."

"Thank you, Lee Han." Lee Han tidak menjawab. Dia kemudian menyalakan air conditioner disana dan mematikan lampu ruangan.

Saat Lee Han hendak kembali naik ke atas, Taesan memanggilnya lagi. Hanya sebuah permintaan kecil untuk membangunkannya besok subuh yang mana hanya tinggal 3 jam lagi. Di jam segitu ibunya pasti sudah bangun dan membuka pintu belakang. Ia harus masuk kesana sebelum ketahuan. 

"Jangan khawatir, aku akan membangunkanmu." Taesan tersenyum kecil.

Lee Han hanya bilang akan membangunkannya, tidak mengatakan lebih tepatnya pukul berapa ia akan membangunkan Taesan. Pagi itu, Lee Han mencoba memanggil nama Taesan berkali-kali, menggoyangkan tubuhnya, tapi percuma saja. Anak itu tidur seperti mayat hidup. Pukul 7 sudah hampir berlalu dengan cepat. 

Bukankah sekolah akan dimulai pukul 8 pagi? Lee Han bertanya-tanya sendiri. Ia duduk di samping Taesan sambil berpikir bagaimana cara membangunkannya lagi. Dia tidak perlu pergi ke sekolah tetapi dia yang panik karena takut Taesan terlambat. Sedang orang yang punya kewajiban bersekolah justru masih terlelap dalam mimpinya.

"Taesan bangun!!" Lee Han sedikit takut memegang kaki Taesan. Ia terus menggoyangkannya tidak berhenti. Sambil terus memanggil namanya sedikit berteriak.

"Ibu sebentar, 5 menit lagi..." 

"Hei, ini aku. Kau tidak ke sekolah? Sudah jam berapa sekarang?"

Mendengar itu, Taesan langsung bangun. Ia masih duduk mencoba mengumpulkan nyawanya. Menoleh sekitarnya. Furnitur asing yang bukan miliknya membuatnya mengangkat alisnya bingung. 

"Kau tidak pulang?" Taesan menoleh ke arah Lee Han membulatkan matanya lebar-lebar. 

"Oh, Shit! Shit! Shit!"

Begitulah hari rabu pagi Taesan yang kacau dimulai. Ia langsung berlari kabur meninggalkan jaket dan gitarnya begitu saja. Pergi melewati pintu depan rumah Lee Han. Tanpa sepatu. Ia berlari menuju rumahnya. Masuk lewat pintu depan. 

Mengabaikan bagaimana tatapan ayah, ibu dan Yujin yang  melihat Taesan berlari masuk dari pintu depan. Ayahnya sudah bersiap ingin menghajarnya tapi sang ibu menahan amarahnya saat itu juga. 

"Nanti dulu, dia harus ke sekolah"

Tak butuh waktu lama untuknya mandi dan bersiap-siap. 15 menit berlalu, Taesan sudah kembali turun dengan pakaian rapi dan tasnya. Hanya rambut yang ia biarkan berantakan.

"Nanti pulang sekolah, ayah ingin bicara!"

"Siap salah!" Suara Taesan lantang. Ibunya memukulnya pelan. Yujin tertawa saja mendengar jawaban kakaknya yang sama sekali di luar nalar.

Whats Wrong With My Neighbor? | taeshan ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang