抖阴社区

KETEMUAN

6 1 0
                                        

Beberapa jam sebelumnya

Oke, waktunya serius. Bel masuk sudah berbunyi beberapa detik yang lalu. Tapi kelima sahabat ini yang awalnya akan berjalan masuk ke kelas mereka masing-masing, setelah mendengar penjelasan sang seketaris terhebat mereka, Putra Gunawan, membuat niat mereka semua hilang. Karena penjelasan Putra kali ini, baru, tidak masuk akal bagi mereka semua.

Padahal untuk cowok itu, dari awal pembahasan mereka, semua ini sudah tidak masuk akal. Karena dia sendiri yang mengalami. Tapi disaat ia menjelaskan bahwa ketika ia mengecek sidik jari dibatu yang semalam terlempar dan berhasil memecahkan jendela depan kedua kantor organisasi, yaitu organisasi Alba dan organisasi Iris, hasil dari tes sidik jari itu, tidak ada sidik jari sang pelaku.

"Berarti yang ngelempar batunya pake sarung tangan"
Tebak Lucas yakin.

"Atau nggak, ya...pake pelindung tangan"

"Pelindung tangan, sarung tangan apa bedanya Cas?"
Tanya Angga sambil terkekeh dan membuat kekehan renyah menggema kembali dikantin itu.

"Pelindung tangan kan, bisa pake pelastiiikkkk, pake kreseekkk, ditutupin tangannya gituuu, siapa tau kan, yang ngelempar batu miskin kaannn gak punya sarung tangan, jadi pake kresek deehhh. Dilempar dah tuh, batunyaaa. Kan bisa jaadiii"
Jelas Lucas membela diri. Sedangkan yang lain masih terkekeh pelan.

"Atau nggak beneran lo lagi Tra, yang mecahin jendelanya?! Wah, Tra-

"Heeehhh!!
Tuduhan Raja yang sembarang langsung diprotes oleh Putra. Yang awalnya Raja berlagak ingin menonjok Putra, malah jadi terkekeh renyah bersama dengan sahabatnya yang lain.

"Gua yang disini paling was-was ya! Malah dituduh pelakunya!"

"Kan, bisa jaadi Tra. Kita kan, gak taauu"
Bela Raja masih dengan kekehannya.

"Malah justru yang paling was-was tau Tra, yang harusnya dicurigain. Wah, Tra?!"

"Heh!!"
Pembelaan Sultan terhadap Raja langsung ditolak juga oleh Putra.

Sultan yang awalnya berlagak seperti Raja tadi, malah jadi terkekeh renyah lagi, bersamaan dengan sahabatnya yang lain.

"Emang si 'S' ngancemnya gimana sih Tra? Dia ngancem organisasi kita ama organisasi sebelah gitu? Atau gimana?"
Tanya Angga kali ini benar-benar serius.

Sedangkan Putra terlihat gelisah. Apa dia harus memberi tau atau tidak. Sekian sunyi menyelimuti keadaan, seketika Putra melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya itu.

"Wah! Guys! Udah jam segini! Kita ke kelas aja yok!!"

"ANJIR LU!"
Umpat keempat sahabatnya bersamaan. Mengundang kekehan kecil keluar dari mulut Putra.

"Hehe, ayo yuk, ke kelas aja yuk"
Ajak Putra lagi sambil beranjak dari duduknya kali ini.

"Eh?! Atau nggak, bisa jadi yang ngelempar batu itu penggemar penguntit?! Kan, ancaman dibatunya cuman bilang, saya ancam kamu kan? Ancamannya apa coba? Bisa jadi itu penggmar penguntit"
Tebak Sultan menahan mereka semua kembali ke kelas mereka masing-masing.

"Nah! Bisa jadi tuh! Kan, fans-fans kita...lagi pada iseng ya, terakhir kita ketemu tuuuhhh, bisa jadi, mereka lagi prank kita. Mau kita baikan ama organisasi sebelah, gak mau kita jadi saingan lagiiii. Mereka ngancem kita kalo gak baikaaannn. Gituu"
Setuju Raja dan melanjutkan tebakan Sultan tadi. Dan membuat yang lainnya manggut-manggut menyetujui.

PUTRA & PUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang