抖阴社区

☆ 18 ☆

1.9K 254 13
                                        


"Aku butuh jawaban.." ucap Lee Han pelan.

"Aku juga butuh jawaban.." balas Taesan.

Taesan memutar posisi dengan menarik tubuh Lee Han dan menjatuhkannya ke ranjang. Ia berada di atasnya sekarang. Lee Han menaikkan kedua alisnya bingung dan bertanya "Soal apa?" 

"Siapa orang yang mengantarmu waktu itu?"

"Huh?"

"Malam itu aku melihatmu bersamanya. Siapa?" Taesan tidak berani menatap mata Lee Han lagi karena takut mendengar jawaban yang tidak ia ingin dengar. 

"Huh? Jadi kau bersikap seperti ini karena itu? Hahahhaha!" 

"Sssh! Sudah kubilang jangan berisik." Taesan kembali menutup mulutnya dengan satu jarinya. Telinganya memerah, Lee Han bisa melihat itu. Sangat menggemaskan menurutnya. Taesan pasti butuh keberanian untuk bertanya. 

"Dia hanya tutorku, namanya Kim Jiwoong."

"Apa? T-Tpi dia tampak lebih muda?"

"Ya karena usianya masih 25 tahun. Hei hei, serius kau marah hanya karena itu?"

Taesan beranjak dari atas tubuh Lee Han dan memilih duduk di sampingnya. Menundukkan wajahnya malu. Ia merasa bodoh sudah mengambil kesimpulan sendiri dan terlalu overthinking tentang masalah itu.

"Kita hanya makan malam bersama dengan kedua orang tuaku. Tapi mereka harus pergi ke New York lagi. Jadi dia mengantarku karena saat itu sudah larut malam."

"Memang harus kalian berpelukan juga?"

"Ya, karena itu terakhir kalinya kita bertemu disini. Dia tidak akan jadi tutorku semester depan."

"Ah, sial.." gumam Taesan menyesal. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri merasa konyol dengan tindakannya.

"Tunggu, apa kau cemburu?"

"Tidak!"

"Yang benar?"

"Sudah ku bilang tidak!"

"Okay...." suara Lee Han memanjangkan nada belakang suaranya. Seperti sengaja menggodanya. 

"Hanya sedikit, oke?"

Mendengar jawaban Taesan membuat Lee Han langsung memeluknya karena sangat gemas dengan tingkahnya. Ia tidak bisa membayangkan kalau Taesan bisa bersikap seperti itu. 

"Okay, okay, aku mengerti. I miss you.." ucapnya berbisik.

Taesan ikut memeluk tubuh Lee Han lebih erat. Ia juga merindukannya. Mati-matian menahan diri untuk menghubungi Lee Han memang sangat egois dan kekanakan. Seharusnya ia bisa menanyakannya lebih cepat. 

"Lee Han, ingin keluar?"

Mereka melepas pelukan dan saling bertatapan. Taesan dengan segala ide di otaknya itu selalu tidak bisa dipahami oleh Lee Han. Taesan mendekat ke telinganya dan berbisik sesuatu disana. 

"What? No!" jawab Lee Han dengan lantang menolak.

"Ayolah, liburan musim panas akan segera berakhir. Aku menghabiskan 4 hari hanya di rumah, kau tahu??"

"Itu salahmu sendiri. Kita tidak bisa pergi, terlalu berbahaya."

"Ayolah.. Please..Hmm?" Taesan memasang wajahnya memelas. Seperti bukan kali pertamanya, Lee Han jadi merasa dejavu. Dan ia tahu bagaimana akhirnya.

"Okay. Tapi tidak menginap ya?" Taesan mengangguk mengiyakan.


Setelahnya, Taesan dengan cepat berganti pakaian. Mengambil beberapa barang untuk dimasukkan ke tas. Mengambil jaket favoritnya. Ia melihat Lee Han yang hanya duduk diam memperhatikannya dari atas ranjang.

Whats Wrong With My Neighbor? | taeshan ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang