Setelah pergantian direktur, Taruya High School berubah jadi sekolah penuh tekanan dengan organisasi Rangking Umum, HCE, dan ancaman BBO.
Di tengah kekacauan itu, Dion Ravindra hanya ingin hidup normal---namun suara asing dan nama Maheswari yang seh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Samuel mengernyitkan alis, menundukkan kepala sambil menatap lantai. Dari raut wajahnya, terlihat ia punya banyak pikiran, yang sulit dibicarakan, baik pada teman-teman, maupun dirinya sendiri.
"Minggir, jangan ngikutin. Gue mau sendirian," pungkas Samuel kembali berjalan maju dengan wajah murung.
Tata menatap Samuel dari punggungnya. Perasaan cemas jelas timbul dalam perasaan Tata. Bukan seperti biasanya Samuel akan seperti ini. Dia pasti begitu karena tadi menemukan dia bola mata manusia dalam tempat sampah, kemudian mendapati Dion yang menusuk mata Farhan dengan jangka, disusul oleh Zay si murid biasa yang songong yang kakinya ditusuk memakai jangka.
Semua jelas disebabkan oleh jangka. Dan benda bernama jangka itu pasti memiliki pemiliknya, yang jelas HCE akan berpikir demikian setelah kejadian Farhan yang matanya ditusuk jangka.
➖🔰➖
Esok harinya, HCE kembali mulai bersikap seperti biasa. Mereka perlahan melupakan kejadian kemarin yang membuat hubungan pertemanan mereka nyaris putus.
Kejadian kemarin saat Zay ditusuk jangka oleh seseorang tentu masih menjadi tanda tanya besar bagi anggota HCE, lain halnya dengan Samuel yang sudah menduga-duga sejak awal.
Hari ini, Farhan kembali berkumpul dengan teman-teman HCE-nya di ruang komputer VIP ini. Sungguh pemuda yang malang, kini ia hanya dapat melihat dunia dengan satu mata saja, sementara mata satunya diperban oleh dokter selama sekitar hampir dua puluh empat jam di dalam ruang operasi.
Farhan dan yang lain justru terdiam, menanggapi bahwa lelucon Hella tidak lucu sama sekali. Ekspresi mereka langsung berubah ketika Evan menendang kursi sampai kursi tersebut tersungkur di atas lantai.
Farhan menampilkan senyum lebarnya yang palsu sembari menatap Evan yang memasang wajah garang. "L-lucu kok, La, lucu banget, hahahaha!" Farhan mengeluarkan tawa yang penuh paksaan, sebab ia tidak mau bonyok karena dikeroyok Evan.
"Lucu kan, Jay? Hahahaha." Farhan menyenggol bahu Jay yang duduk di kursi. "Ketawa, nyet!" Farhan menempeleng kepala Jay.
Spontan Jay mengeluarkan tawa palsu untuk cari aman dengan Evan. Evan pun kembali bersikap santai selepas Farhan berhasil meredakan amarahnya.
Mengisi waktu kosong, Samuel dan yang lain membicarakan kejadian kemarin saat Farhan tengah terbaring di rumah sakit.
"Buset?! Beneran? Gila! Kira-kira, siapa ya yang tusuk Zay pakai jangka? Di tengah lapangan gitu mana mungkin ada yang berani, cuy?" Farhan berseru heboh sendiri.