抖阴社区

58. HCE - Get Out If You Want To Be Safe.

2.9K 264 4
                                        

[ 58. HCE - Get Out If You Want To Be Safe. ]

Pembunuh itu berjalan perlahan menuju ke arah depan pintu toilet Tata untuk memungut kembali pisau lipat miliknya yang sudah berlumuran darah siswi biasa tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembunuh itu berjalan perlahan menuju ke arah depan pintu toilet Tata untuk memungut kembali pisau lipat miliknya yang sudah berlumuran darah siswi biasa tadi.

Tata menahan nafasnya dengan jantungnya yang berdegup lebih cepat daripada biasanya. Pembunuh itu pun memungut kembali pisau lipat miliknya yang terpental sampai di depan pintu toilet Tata. Bersiap kabur ke ruang toilet sebelahnya lewat celah bawah. Akan tetapi, gadis itu lantas menoleh dengan perlahan tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Ternyata itu hanyalah sebuah ubin yang sedikit tergeser. Tunggu sebentar, mengapa di bawah ubin itu ada lorong gelap? Aneh, harusnya itu tidak ada. Toh, biasanya bawah ubin adalah semen yang sudah keras kan.

Mendadak suara gesekan pisau lipat yang digesek dengan pintu toilet depan Tata terdengar. "Ada orang kan di sini?"

Suara seorang gadis--tak lain adalah pembunuh itu. "Get out if you want to be safe, nona."

Tersebut pembunuh itu ingin menggunakan nada lembut atau apa pun, Tata tidak akan pernah keluar dari dalam ruang toiletnya ini. Bagaimana pun juga, orang yang ada di depan Tata ini adalah seorang pembunuh, mana bisa Tata percaya seperti itu dengan sangat mudahnya? Tata pun cepat-cepat berjongkok untuk melihat sesuatu dibalik ubin di lantai ini. Tata tentu terkejut kalau menggeser sedikit ubin itu kemudian melihat sebuah lorong yang memiliki tangga kecil menuju ke bawah tanah.

Lorong bawah tanah? Kenapa ada di sini? Jangan-jangan.. batin Tata berfikir keras.

"KELUAR!" tegas pembunuh itu mulai berusaha membuka pintu lewat gagang pintu.

Tata merasa panik dengan keadaan yang sedang ia hadapi sekarang. Jika ia berencana untuk bersembunyi di tempat seperti ini, hasilnya hanya nihil. Si pembunuh itu akan menemukan keberadaan dengan cepat. Tata semakin panik dengan pembunuh itu yang terus menyuruhnya keluar dari dalam ruang toilet ini. Ditambah, sang pembunuh berusaha mendobrak pintunya demi membuka pintu yang Tata kunci. Suasana semakin mencekam kala kunci sudah mulai rusak karena terus didobrak paksa oleh pembunuh itu. Dan benar saja, selama beberapa detik pembunuh itu bersih keras mendobrak pintu, akhirnya pintu terbuka. Alih-alih pembunuh itu tidak menemukan siapa pun di dalam sana.

"Nggak ada orang? Benarkah itu?" gumam pembunuh itu dengan nada dingin dengan gelagat yang persis seperti peneror di sekolah ini dengan hoodie merah. Namun kali ini lain, pembunuh ini mengenakan masker hitam, tidak memakai topeng seperti rumor teror psikopat yang diungkit orang-orang.

Jika telat semenit saja untuk masuk ke bawah ubin itu, mungkin Tata sekarang sudah jadi korban selanjutnya dari pembunuhan di toilet ini. Untung saja di menit itu Tata cepat-cepat mengangkat ubin, kemudian masuk ke dalam lorong gelap di bawah ubin ini sembari berpegangan pada tangga besi yang tersedia. Dengan salah satu tangan yang berpegangan pada besi tangga, dan tangan satunya untuk membungkam mulutnya sendiri, Tata terus memejamkan matanya takut sembari mencoba menghilangkan pikiran negatifnya.

Nggak. Dia harusnya nggak tau gue dong? Jangan. Jangan sampai.. Batin Tata dengan keringat dingin.

Sekarang Tata hanya bisa mengandalkan indra pendengarnya untuk memastikan di mana keberadaan pembunuh itu sekarang.

Kala sudah sekitar sepuluh menit Tata mengandalkan pendengarannya untuk mengecek keberadaan pembunuh itu, akhirnya Tata sudah tak mendengarkan langkahnya lagi. Kemungkinan besar, orang itu sudah pergi meninggalkan ruang toilet ini. Jika Tata keluar sekarang juga, tentu akan beresiko sangat besar. Bisa jadi pembunuh itu duduk dan tidak berjalan ke mana-mana  sehingga saat Tata keluar dari persembunyian pembunuh itu langsung menangkapnya. Tidak punya pilihan lain. Akhirnya Tata pun perlahan turun dengan berpegangan pada anak tangga secara perlahan untuk turun ke lantai dasar ruang bawah tanah ini.

Kenapa di sini ada ruang bawah tanah? Emangnya THS punya ya? Hah? Sejak kapan?! batin Tata mengernyitkan alisnya heran.

Merasa lampu penerangan yang ada hanya satu atau dua membuat suasana menjadi gelap, alih-alih Tata merogoh saku seragamnya kemudian mengeluarkan ponselnya. Tata terus berjalan di lorong bawah tanah ini dengan menggunakan penerangan cahaya lewat ponselnya. Lorong ini ada jalan lurus ke depan, serta banyak ruangan yang tertutup pintu, lampu penerangan yang minim, tembok yang terlihat usang, berdebu dan banyak sarang laba-laba. Suasana seperti ini kerap orang hindari, namun Tata terpaksa harus melewati jalan ini. Sebab jika tadi ia keluar, bisa-bisa si pembunuh langsung menerkam dan menghilangkan nyawanya ditempat.

Tata tidak mau berakhir seperti itu. Masih banyak hal misterius yang perlu ia pecahkan, salah satunya adalah ruang bawah tanah ini. Bahkan, setelah ia menemukan jawaban dari lorong bawah ini, Tata juga mau mengungkapkan identitas direktur misterius yang terus-menerus bersembunyi dibalik layar sampai-sampai banyak siswa-siswi yang kehilangan nyawa karena ulahnya. Akan tetapi, Tata masih belum bisa menetapkan bahwa direktur yang benar-benar mengakibatkan banyak nyawa siswa-siswi melayang, sebab masih ada belum bukti konkret dan kebenarannya. Semuanya masih samar. Semuanya terlihat masih ditutupi banyak keganjalan. Ketika satu misteri terungkap, pasti ada misteri baru yang akan muncul secara bergantian. Ini aneh dan terlihat mencurigakan.

Tata terus berjalan secara perlahan di lorong sembari menerawang sekitarnya dengan senter dari ponsel miliknya. Sebenarnya, bulu kuduk Tata sudah merinding sejak tadi, jantungnya juga berdegup tak karuan karena suasana menegangkan yang tengah ia hadapi saat ini. Yang Tata harapkan adalah semuanya berakhir dan dia bisa cepat-cepat keluar dari tempat aneh seperti ini.

"Ck, udah kayak film horor ae nih sekolah. Ada orang nggak sih? WOOOIII!" Tata menggerutu sembari mengeraskan sedikit suaranya. Meski merasa merinding dan takut, Tata masih berani untuk maju serta berteriak di tempat aneh ini. "LEADER KEBOOO!! GUE DI SINI ANJAY. GIMANA GUE KELUARNYA, SU?!" Tata berseru di lorong ini. Suaranya begitu menggema karena ruangan ini sunyi dan redam suara.

"KALO KAGAK ADA YANG MUNCUL, GUE BAKAR NIH SEKOLAH!" Tata mengancam dengan suaranya yang begitu lantang.

Sudah sepuluh detik Tata berhenti melangkah untuk menunggu suatu pergerakan, akan tetapi tak ada apa pun yang muncul. Bener-bener memang si Tata, dikasih cobaan malah dicobain. Cobaan apalagi sih yang kamu mau, Ta? Haduh. Nggak ada takut-takutnya memang girl boss yang satu ini ya.

"Ck. OKE! KALAU BEGITU SIAP-SIAP GUE BAK---"

GDUBRAK!

Permintaan Tata betul-betul dikabulkan oleh penghuni di tempat ini. Sebuah pintu didobrak dan hancur tepat beberapa meter di depan Tata saat ini berdiri. Tata spontan termangu dan membelalak karena merasa ngeri setelah mendengar suara itu. Nah loh, tadi nantangin, sekarang ketar-ketir kan.

"Eh, apaan itu, anjir?!" lirih Tata dengan mata membelalak. Tata lantas bergegas memasuki pintu ruangan di sebelah kanannya kemudian menguncinya rapat-rapat.

[ Bersambung ]

🔰➖

See you next episode!

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SCORE 100 [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang