抖阴社区

08|| Ketika Syarifah?

265 26 4
                                    

Aku hanya ingin bilang, dirimu memang sudah dinikahi olehnya. Tapi jangan melupakan fakta, jika seorang Syarifah tidak dengan Sayyid-nya maka dengan siapa? Jangan egois dan melupakan fakta jika suatu kelak Sayyid kembali menikah dengan Syarifah, dirimu harus bisa merelakannya.

Feny Al Hadad

<<<Happy reading>>>




Didalam kamar mandi masjid utama pesantren, seorang gadis menangis sejadi-jadinya. Percikan air kran membuat suara gadis itu samar-samar terdengar dari luar.

Kain putih yang menutupi wajahnya ia buka, dari pantulan cermin wajahnya merah bengap-bengap akibat menangis.

Tok tok tok.

"Feny, kamu didalam, Nak?" tanya perempuan paru baya. Saat hendak masuk ke kamar mandi, samar-samar mendengar suara yang tidak asing baginya.

"Iyah Umi, Feny baik-baik saja. Ummi kembali saja, nanti dicari Ammy, kepala Feny agak pusing nanti Feny akan istirahat saja," ucap gadis itu berbohong.

"Nak..." perempuan itu menggantungkan kalimatnya, "apa kamu baik-baik saja, Umi tau kamu sedang tidak baik, Umi temani yah, tolong buka pintunya. Kita pulang saja jika disini membuatmu sedih." Perempuan itu bisa merasakan perasaan putrinya.

"Tidak, Umi. Feny tidak apa-apa, Umi kembali yah, Feny mohon. Feny ingin sendiri," mohon Feny, sang Umi pun terpaksa meninggalkan sang putri sendiri.

Setelah merasakan kepergian sang Umi, Feny kembali memasang cadarnya yang sedikit basah. Perempuan itu melangkahkan kaki ke ndalem lewat pintu belakang, kemudian berjalan ke kamar tamu yang disediakan untuknya.

Hatinya kembali teriris saat melihat pengantin wanita. Keduanya berjalan dari lawan arah. Saat posisi keduanya semakin mendekat hingga dengan posisi mereka yang berdampingan, keduanya menghentikan langkah saat Feny bersuara.

"Selamat yah," Feny mengulurkan tangannya dan tersenyum hambar. Sashi yang belum mengenalnya pun tidak enak jika membiarkan tangan perempuan didepannya ini mengapung di udara.

Disambutnya uluran tangan itu, "terima kasih..."

Belum selesai melanjutkan kata-katanya, Feny memotongnya lebih dulu dengan menekan katanya. "Syarifah!" Sashi sudah menduga, dari matanya kelihatan aura yang berbeda dengan mata khas Arab.

Tidak heran, Gus Syauqi adalah seorang Sayyid, wajar saja jika tamunya banyak dari golongan Habaib dan Syarifah.

"Terima kasih, Syarifah." Sashi mengulang kalimatnya.

"Sama-sama, ana mau bilang sesuatu," ucap Feny intens menatap Sashi.

"Tafadhol," ujar Sashi sedikit gugup, dengan bahasa yang tidak asing di gunakan oleh mereka.

"Saya hanya ingin bilang, dirimu memang sudah dinikahi olehnya. Tapi jangan melupakan fakta, jika seorang Syarifah tidak dengan Sayyid-nya maka dengan siapa? Jangan egois dan melupakan fakta jika suatu kelak Sayyid kembali menikah dengan Syarifah, dirimu harus bisa merelakannya."

Deg.

Maksudnya apa?

Feny berusaha memahami kalimat yang baru saja ia dengar, "yah, itulah konsekuensinya menikahi seorang Sayyid," kata Feny seakan menyalahkan Sashi.

"Saya menyukainya dari dulu, dari saat kita kecil, saat umurku masih delapan tahun. Tapi dia lebih memilih ahwal ntah karena apa, ana tidak mengerti."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

? Terakhir diperbarui: Sep 22, 2023 ?

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Garis Takdir SashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang