抖阴社区

3. Teka teki masa lalu

21 1 0
                                        

Bak takdir yang tergulung waktu, menyisakan teka teki silang yang siapapun tak akan bisa menebaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bak takdir yang tergulung waktu, menyisakan teka teki silang yang siapapun tak akan bisa menebaknya. Bahkan seorang indigo yang katanya bisa mengetahui masa lalu dan masa depan, mereka tidak bisa membaca kemana arah takdir akan membawa mereka.

Kutukan atau keterikatan menyiksa, Jeff ingin mengakhirinya jika bisa. Namun, ia bahkan tak memiliki kuasa untuk melakukannya. Ia merasa tidak beruntung karena semesta memberikan dirinya ingatan tentang masa lalunya, padahal ia mungkin akan merasa lebih bahagia jika tidak pernah mengetahui tentang masa lalunya.

Ucapan dari hantu kecil tadi malam membuat Jeff tertidur bukan karena mengantuk tapi karena lupa. Ia merasa baru memejamkan mata sebentar, tapi hari sudah pagi dan ia harus segera mandi dan ke kampus untuk mata kuliah tambahan.

Jeff menemui ayahnya pagi ini, sengaja sebelum ayahnya pergi ke kantor untuk meeting penutupan buku tahunan. Jeff ingin mengatakan bahwa ayahnya sudah terlalu lama memberikan Jess hukuman, harusnya jika hanya sebuah hukuman tidaklah perlu selama ini.

"Ayah," panggil Jeff saat ayahnya sedang memakai kaus kaki.

Ayahnya selesai memakai kaus kaki, sempat menoleh ke arah Jeff, tapi hanya sebentar karena ayah kemudian meraih cangkir dan menyeruput kopi hangatnya di tangan kanan.

Melihat Jeff yang sepertinya sangat menunggu respon baik darinya, ayah lalu meletakkannya kembali di atas meja bundar.

Ayahnya memandang sejenak muka Jeff dengan tatapan heran, tidak biasanya anak itu menemuinya pagi hari. Biasanya Jeff langsung menuju garasi untuk mengambil motornya, lalu pergi begitu saja ke kampus. Ayahnya sempat menebak dalam hati, Jeff sepertinya akan memprotes hukuman adiknya, seperti yang juga Jeff lakukan tempo lalu.

"Ada apa?" tanya ayahnya, basa basi dulu siapa tahu Jeff merasa canggung untuk memulai pembicaraan tentang keputusan finalnya kemarin bahwa Jess akan tetap berada di asrama sampai semester ini selesai.

Sebagai seorang ayah untuk dua anaknya, ia jelas melakukan semua ini karena berlandaskan tujuan yang jelas, yaitu untuk membuat Jess, anak gadis bungsunya itu mengerti bahwa pergaulan dan pertemanan seharusnya tidak membawanya ke dalam pengaruh buruk. Tidak memiliki teman pun tidak masalah, daripada berteman dengan orang yang tidak memiliki tujuan hidup, seperti teman-teman Jess kemarin yang malah menghabiskan malamnya untuk party di klub malam.

"Hukuman Jess sudah selesai kan, yah? Jeff kasihan melihat Jess sendirian di asrama," ucap Jeff dengan nada bicara yang berusaha menarik empati ayahnya. Padahal sebenarnya ia juga tahu ayahnya tidak akan semudah itu terpengaruh dengan semua ucapannya. Tapi Jeff pikir tidak ada salahnya mencoba dulu, siapa tau kali ini dewi fortuna sedang mengitarinya.

Ayahnya hanya berdehem saja, tidak merespon dengan kalimat sarkas ataupun memberikan opsi untuk pengurangan hukuman. Ayahnya sangat kokoh dengan pendiriannya yang katanya ingin mendidik anak gadisnya itu.

"Jess urusan ayah, sore nanti ayah akan mengunjunginya dan bertanya langsung pada adikmu apa dia sudah menyadari kesalahannya atau belum," ucap ayahnya. Sepertinya sudah menjadi keputusan final, tapi nyatanya Jeff masih memohon untuk kebebasan atau minimal keringanan untuk adiknya dari hukuman ayahnya.

Perfect IrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang