"Cha kamu suka aku?" Tanya Rio Thontepoint.
Ya begitulah Rio tidak suka ribet dan muluk-muluk. Maunya sat-set.
Echa menggelengkan kepalanya. "Enggak lahh!"
Rio menyerngit. "Kenapa?"
"Apanya?" Tanya Echa. Sungguh Rio sangat irit dalam berbicara. Padahal stok katanya tidak akan habis jika dia bicara.
"Kenapa gak suka sama aku?" Kini Rio memperjelas kalimatnya.
"Nanti kalau aku bila suka sama kamu, kita pacaran terus kalau kita pacaran nanti putus. Kan pacaran itu tujuannya buat putus. Kalau kita putus nanti kita jadi asing. Nanti kalau asing kita jadi gak seakrab ini," Jelas Echa panjang lebar.
Sejak kejadian itu Rio tidak pernah menanyakan lagi tentang perasaan Echa kepada dirinya. Dan sialnya, Echa merasa jika Rio sudah tidak peduli padanya dan Echa mencari perhatian dengan membuat Rio cemburu. Pacaran sama yang itu lah, deket sama yang ini lah, suka sama yang itu. Dan semua itu Echa sengaja bercerita ke Rio dengan lagak Curhat.
°°°°
"Kamu tau, Iyan itu Homo?" Tanya Rio tiba-tiba.
"Tau kok, tapi sekarang aku gak deket sama Iyan lagi. Sekarang aku lagi deket sama Bagas," Mendengar penjelasan Echa. Membuat Rio merasa kesal tangannya mengepal erat. "Aku udah muak sama kamu yang selalu bikin aku cemburu Cha!" Batin Rio.
Dan sejak itu pula Rio diam, mencintai Echa dalam diam. Bahkan sikapnya berubah mendingin ke Echa. Dan Rio tidak tau Echa memiliki perasaan yang sama kepadanya atau tidak.
Saat kelulusan masa Smp Rio sempat bersikap hangat lagi ke Echa namun itu tidak bertahan lama.
Sejak masuk Sma Galaksi dan saat yang bersamaan Rio bergabung menjadi Anggota Zervanos hingga dirinya diberi amanat untuk menjadi anggota inti Zervanos geng. Rio kembali mendingin bahkan lebih dingin.
Bahkan sangking dinginnya Rio tidak pernah menyapa Echa terlebih dahulu. Bahkan Rio kini mengunakan Panggilan 'lo-gue' ke Echa.
Flasback off
°°°°
"Terus perasaan lo masih masa ke Echa?" Tanya Tissa. Yang mendapatkan anggukan dari Rio.
"Ga ada niat buat nyatain perasaan lo lagi, dan sekarang lo udah tau kalau Echa cinta sama lo?" Tissa merasa gemas kepada Rio yang hanya menampakkan wajah datar.
"Tau dari mana?, Echa cerita?" Tanya Rio. Tissa mengangguk antusias.
Hening.
Hingga beberapa detik berikutnya. "Tapi, kenapa harus Najwa yang bahan buat bikin Echa cemburu, lo gak mikir kalau Echa jadi benci sama Najwa gimana, nanti hubungan persahabatan mereka rusak," Jelas Tissa dengan sekali tarikan nafas. Sungguh Aris memamb benar tentang Tissa yang cerewet.
"Hahaha".Rio tertawa? Bukan kali ini bukan senyum tipis yang biasa Rio tampilkan tapi tertawa? Sungguh fenomena langka.
" Karena gue udah anggep Najwa kayak adek sendiri, jadi gue nggak canggung buat deket sama Najwa beda sama kalau gue deket sama cewek lain pasti canggung dan kaku," Jelas Rio. Kini sudah jelas dan sangat jelas bahkan Rio dekat dengan Najwa bukan karena suka. Tapi karena Najwa sudah di anggap adeknya sendiri.
"Bantu gue, buat milih sesuatu buat Echa," Tangan Rio menarik tangan Tissa agar berdiri.
Tissa sedikit tersentak kaget. "Kenapa gue?"
"Kan lo cewek, jadi paham lah apa yang Echa suka dan gak suka,"
Tissa mengangguk dan mengikuti Rio ke motonya.
Lalu Rio terlihat menjalankan motornya meninggalkan area markas.
Sungguh kali imi Rio mode cair. Dan semua ini Rio lakukan demi Echa. Frist lovenya.
Aris yang memperhatikan Aktivitas Rio dan Tissa dari kejauhan melemparkan tatapan tajam. "Fuck!" Umpat Aris.
Apakah Aris cemburu? Entahlah itu hanya Aris yang tau.
Tiba-tiba dari belakang ada tangan yang menepuk bahu Aris. "Kayaknya temen-temen lo mau berhianat," Suara seorang cowok yang sangat Aris kenal.
Aris menepia tangan cowok itu. "Berani lo masuk area Zervanos?" Tanya Aris rahangnya mengeras menahan emosi ketika melihat wajah brandalan Alex.
"Sas, kalau gue ngak pakai jaket Hervator berarti gue kawan lo," Alex kembali berucap.
"Cih, gue ngak sudi!"
"Dalam diam, yang lo anggep temen semua perlahan bakalan hancurin lo,"
Bughh
Bughh
Bogeman mentah yang Aris layangkan ke wajah Alex. "Mulut busuk lo gabakalan bisa ngehasut gue bajingan!" Bughhh bughhh.
Salah sendiri masuk kandang macan akirnya Alex kembali dengan wajah babakbelur. Kenapa Alex nggak ngelwan. Ya jelasnya karena Alex bakalan kalah sama Aris walapun berusaha keras melawan.
°°°°
Bersambung~
Hebatnya seorang Tissa yang mengharapkan semua orang mendapatkan cinta,
Gyuss, kangen banget sama dia dan kebetulan gue lagi hiatus nulis cerita Biru dan putih buat nge-End in cerita Tissa untuk Aris.
Jujur lebih nyaman nulis cerita Fiksi daripada nulis kisah sendiri.
Its, oke gue yang pengen mengabadikan kisah jadi harus bisa.
Happy reading semuaaa
I love you All🤍🤍

KAMU SEDANG MEMBACA
Tissa untuk Aris [On Going]
Teen Fiction[?????? ???? ??????? ????!] percayakah kamu dengan takdir?? yang bisa menyatukan dua hati yang terpisah cukup lama untuk bersama kembali, sejauh apapun jarak memisahkan jika itu takdir mu maka akan kembali kepada mu [???? ?...
31. Rio mode cair nih yee
Mulai dari awal