[[[ BOBOIBOY FANFICTION! ]]]
Kalian pasti mengira menjadi kakak tertua itu menyenangkan bukan? apalagi dengan keluarga Cemara, hidupmu pasti bahagia. tapi aku sebaliknya, dari kecil sudah di suruh hidup mandiri bahkan disuruh berdiri sendiri. aneh b...
"Hm? Berita apa itu? Setahu saya tidak ada masalah apa-apa" tanya amato, selaku ayah dari anak-anak nya.
Sang bodyguard mendekat dan menunjukkan sebuah quotes Twitter yang bersangkutan dengan sekolah anak-anaknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seketika amato terkejut karna berita itu sudah menyebar luas ke penjuru internet, apalagi reputasi nya sebagai seorang CEO terkenal. Tentu saja dia tidak bisa membiarkan berita ini terus berjalan luas ke internet.
"Baiklah, suruh bawahan ku untuk menghack akun mereka dan suruh mereka untuk tutup mulut dan menghapus seluruh informasi itu, saya akan gaji kamu 2x lipat asal kamu melakukan tugas mu dengan baik! Oh iya satu lagi, siapkan pesawat pribadi ku, aku akan pulang malam ini." Kata amato panjang lebar, dia berencana untuk pulang dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi kepada anak-anak nya saat dia pergi. Tentu saja untuk menghukum halilintar tentunya!
"Are you neglecting your duties again Halilintar!? Get ready to welcome your gift tonight." ("kau mengabaikan tugas mu lagi halilintar? bersiaplah menyambut kedatangan hadiahmu malam ini")
_________________
"Harusnya kakak tidak perlu memohon seperti itu, biarlah blaze dan ice menanggung akibat perbuatan nya kak! Kenapa kau selalu merendah? Lihat, mereka semena-mena terhadap mu kan!" Solar marah karna saat di ruang kepala sekolah hali terus memohon agar pak kepala sekolah tidak membiarkan blaze dan ice dibawa.
"Ga bisa gitu solar, ayah kaya. Polisi ga bakal berani nyentuh blaze, karna dia anak kesayangan ayah! Pasti ayah bakal menghabiskan uang triliunan juta untuk anak kesayangan nya." Kata hali dengan pelan, dia mengacak rambutnya prustasi.
Tiba-tiba hidung nya berdarah tanpa disadari. Solar masih kesal karena hali terus saja diinjak-injak oleh blaze, tetapi kekesalan nya menguap saat melihat hali mimisan lagi!
"Kak! H-hidungmu!" Kata solar panik, dengan segera dia melepaskan dasi sekolahnya lalu mencoba menyeka darah dari hidung hali, tetapi dengan cepat halilintar menolak.
"Tidak usah, jangan kotori dasi mu untuk kakak tidak berguna sepertiku.." kata hali mencoba menutupi hidungnya dengan telapak tangannya.
Solar kesal, kemudian dia menarik tangan hali dan mengusap darah dari hidung hali dengan cepat.
"Jangan keras kepala halilintar!" Suara solar sangat tegas dan tatapan nya tersirat kemarahan yang besar, Akhirnya halilintar hanya diam dan pasrah saat adik kecilnya membantunya saat ini.
"Maaf, aku tidak bisa mengatakan ini sekarang. Aku takut kau membenciku"
_______________
"Kau gila blaze? Malah ngaku anjir! Untung kakak hali memohon supaya kita ga dibawa! Harusnya aku gak ikut dalam rencana gilamu!" Kata ice marah sambil memegang kepalanya pusing.
Sedangkan blaze membuang puntung rokok yang sudah mati, lalu dia menatap ice dengan tatapan malas.
"Eh Lo inget ya, ayah kita kaya! Kalo kita dibawa yaudah si ayah bakal bayar uang sogok supaya polisi itu lepasin kita, kok ribet banget hidup Lo" kata blaze dengan santai. Ice hanya memutar mata malas.
Malam nya...
Taufan makan bersama hali di kamar berdua, duri dan solar bermain di sofa sedangkan blaze bermain game di kamar, ice dan gempa memasak di dapur.
"Solar, duri lihat di internet katanya ada pembunuhan ya disekolah kita?" Tanya duri dengan pelan.
"Iya, tetapi pembunuhnya belum tau siapa" kata solar berbohong.
"Tapi katanya kak blaze dan kak ice" kata duri dengan polos. Tanpa diketahui seseorang sudah berdiri di depan pintu. Seseorang yang selama ini bekerja keluar kota tanpa memperdulikan keadaan anak-anak nya. Pak amato!
"Blaze dan ice membunuh?" Suara itu membuat solar menelan ludah dengan susah payah sedangkan duri sangat senang melihat sang ayah kembali.
Doakan halilintar selamat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.